AS Suplai Peralatan Militer ke Indonesia, Terungkap Tujuannya
Klaim China di Laut China Selatan (LCS) membuat banyak negara marah. Negeri Tirai Bambu mengklaim hampir 80 persen LCS.
Dan tentu saja klaim mereka tumpang tindih dengan banyak negara termasuk kawasan Asia Tenggara. Indonesia walau wilayahnya tidak diklaim oleh China namun tetap waspada.
Baca Juga: Indonesia Borong Su-35, Dubes Rusia Kalem: AS Cuma Gertak Sambal
Bak gayung bersambut, Amerika Serikat (AS) yang bakal mendukung segala keputusan ASEAN termasuk Indonesia atas masalah LCS dengan China mensuplai negeri ini dengan tambahan kekuatan Alutsista.
Melansir dsca.mil, Kamis (9/7/2020) Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan delapan unit helikopter hybrid canggih Tilt Rotor V-22 Osprey untuk Indonesia.
Penjualan V-22 Osprey kepada Indonesia ini sendiri bagian dari program Foreign Military Sale (FMS) AS kepada pemerintah Indonesia.
Rincinya AS bakal menjual 8 unit V-22 Osprey Block C dan peralatan pendukungnya seharga 2 miliar dolar AS ke Indonesia.
Selain itu pemerintah Indonesia juga bakal membeli dua puluh empat (24) AE 1107C Rolls Royce Engine; dua puluh (20) AN / AAQ-27 Forward Looking InfraRed Radars; dua puluh (20) Sistem Peringatan Rudal AN / AAR-47; dua puluh (20) Penerima Peringatan Radar AN / APR-39; dua puluh (20) Sistem Dispenser Penanggulangan AN / ALE-47; dua puluh (20) AN / APX-117 Identification Friend atau Foe Systems (IFF); dua puluh (20) AN / APN-194 Radar Altimeter; dua puluh (20) AN / ARN-147 VHF OmniDirectional Range (VOR) Instrument Landing System (ILS) Sistem Navigasi Beacon; empat puluh (40) ARC-210 629F-23 Radio Multi-Band (Non-COMSEC); dua puluh (20) Penerima Miniature Airborne Global Positioning System (GPS) AN / ASN-163 (MAGR); dua puluh (20) Sistem Navigasi Lintas Udara Taktis AN / ARN-153; dua puluh (20) Sistem Penghindaran Tabrakan Lalu Lintas (TCAS II); dua puluh (20) Senjata Mesin M-240-D 7.64mm; dua puluh (20) GAU-21 Senapan Mesin, serta Sistem Perencanaan Misi Gabungan (JMPS).
Lebih gilanya lagi, AS juga akan memberikan dukungan pelatihan personel militer disertai peralatannya kepada Indonesia, jaminan suku cadang produk militer buatan AS yang dipakai TNI hingga perawatan alutsista produknya secara jangka panjang.
Dalam rilisnya, DSCA mengungkapkan segala bantuan dan dukungan militer AS bagi TNI ini untuk mewujudkan tujuan dan kebijakan luar negeri Amerika di Indo-Pasifik yang saat ini berbenturan dengan China.
Penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat serta efektif dalam menghadapi ancaman dari Utara.
Terlebih penjualan peralatan dan dukungan ini tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di wilayah tersebut.
DSCA menyebut dukungan militer kepada Indonesia ini akan dilaksanakan oleh manufaktur pembuat senjata kenamaan AS, Bell Textron Inc dari Amarillo, Texas dan The Boeing Company dari Ridley Park, Pennsylvania.
AS juga yakin penjualan seabrek peralatan militer ini tidak akan berdampak buruk bagi kedua pihak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: