Nilai tukar rupiah ambruk signifikan pada perdagangan spot Rabu, 15 Juli 2020. Tanpa bisa melawan, rupiah tumbang di hadapan dolar AS dan menjadi mata uang terlemah di Asia. Bagiamana tidka, rupiah kini terdorong ke atas level Rp14.500 per dolar AS.
Dilansir dari RTI, hingga pukul 11.50 WIB, rupiah berbalik terkontraksi sedalam -0,55% ke level Rp14.519 per dolar AS. Bahkan, beberapa saat sebelumnya, rupiah terpojok hingga ke level Rp14.542 per dolar AS. Beban rupiah kian berat ketika tiga mata uang global lainnya ikut menyerang, yakni dolar Australia (-0,76%), poundsterling (-0,69%), dan euro (-0,50%).
Baca Juga: Ada Vaksin Mujarab Buat Corona, Dolar AS & Rupiah Hari Ini Lemas!
Bukan hanya itu, rupiah juga tengah menjadi bulan-bulanan di Benua Kuning. Sebagai mata uang paling terpuruk di Asia, rupiah tak berdaya di hadapan dolar Taiwan (-1,04%), won (-0,83%), yuan (-0,73%), ringgit (-0,65%), baht (-0,61%), dolar Singapura (-0,61%), yen (-0,56%), dan dolar Hong Kong (-0,54%).
Baca Juga: Saat Warisan Jadi Rebutan, Emiten Sinar Mas Relakan Rp555 M ke...
Anjloknya rupiah di hadapan dolar AS dan hampir semua mata uang dunia terjadi di tengah ketegangan antara China dan AS, khususnya Donald Trump. Dilansir dari AFP, China bersumpah untuk memberi balasan tegas kepada Trump karena telah menandatangani undang-undang yang memberi kewenangan bagi AS untuk menghukum sejumlah pejabat China yang dinilai terlibat dalam penerapan UU Keamanan Hong Kong.
"China akan membuat tanggapan untuk melindungi kepentingannya yang sah, dan menjatuhkan sanksi pada individu dan entitas AS yang terlibat," ancam Kementerian Luar Negeri China, dikutip pada Rabu, 15 Juli 2020.
Asal tahu saja, penandatangan UU tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk protes Trump kepada China yang dinilainya telah merampas kebebasan masyarakat Hong Kong melalui Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong. Secara tegas, Trump mengatakan akan menagih tanggung jawab kepada pihak mana pun yang terlibat dalam aksi perampasan kebebasan Hong Kong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih