Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sawit Kalimantan Timur: Ekspor Meningkat, Benih pun Disikat

        Sawit Kalimantan Timur: Ekspor Meningkat, Benih pun Disikat Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), total luas tutupan lahan kelapa sawit Indonesia mencapai 16.381.959 hektare. Sekitar 35 persen dari total luas lahan sawit tersebut atau 5.658.282 hektare berada di Pulau Kalimantan.

        Tak dapat dimungkiri bahwa ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya masih menjadi salah satu sektor andalan penyumbang devisa terbesar di Kalimantan termasuk di Balikpapan, Kalimantan Timur. Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, Abdul Rahman, mengatakan bahwa pada Semester I-2020 tercatat ekspor CPO dan produk olahannya mencapai 32,3 juta ton.

        Baca Juga: Soal Green Energy, Kelapa Sawit Paling Mengerti!

        "Fasilitasi ekspor produk pertanian di Balikpapan didominasi oleh produk olahan sawit hingga mencapai 76 persen," ungkap Rahman.

        Rahman juga menjelaskan bahwa berdasarkan data sistem perkarantinaan yang disebut IQFast Badan Karantina Pertanian, minyak goreng sawit atau RBD palm olein merupakan produk turunan kelapa sawit yang paling banyak diekspor ke China dan Filipina dengan jumlah mencapai 25,1 juta ton pada Semester I-2020.

        Tidak hanya itu, minyak fraksi (RBD stearin) juga diekspor ke negara-negara tersebut sebanyak 66.300 ton. Ekspor cangkang kelapa sawit (palm kernel shell) ke Jepang dan Korea Selatan pada Semester I-2020 tercatat sebanyak 4 juta ton.

        "Tahun ini kita juga pernah ekspor benih kelapa sawit ke United Kingdom sebanyak 314 butir," ungkap Rahman.

        Lebih lanjut Rahman mengungkapkan, ekspor dari produk pertanian khususnya kelapa sawit masih dapat ditingkatkan. Mengingat, luas areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur yang meningkat dari 1.083.286 hektare pada 2018 menjadi 1.287.449 hektare pada 2019.

        "Artinya ada pertambahan, sejalan dengan program Pemerintah Daerah. Hal ini sejalan dengan program strategis yang digagas Menteri Pertanian untuk meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian hingga tahun 2024," ujar Rahman.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: