Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gelar Latihan Militer di LCS, China Dianggap Tantang Negara...

        Gelar Latihan Militer di LCS, China Dianggap Tantang Negara... Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, London -

        China menghadapi kecaman luas atas perannya dalam virus corona baru (Covid-19) yang kini telah menjangkit hampir seluruh wilayah dunia. Kecaman tersebut semakin bertambah saat China menyatakan sikap konfrontasi terhadap sengketa Laut China Selatan yang polemiknya masih berlanjut.

        Dikutip dari laman Express, Beijing melakukan latihan tembak di wilayah Laut China Selatan untuk menguji kemampuan anti-pesawat.

        Baca Juga: Belum Mereda, China Malah Korek-korek Kekejaman Militer AS

        Sehingga memicu kekhawatiran di antara negara-negara Asia Tenggara dan sekutu mereka jika beberapa waktu ke depan akan terjadi konfronstasi militer.

        Senator Australia, Jim Molan sempat membuka suara bahwa apa yang tengah dilakukan Beijing mengarah pada pengakuan sementara atau aliansi de facto.

        "Apa yang dilakukan ini mengubah begitu banyak tetangga (seperti) Vietnam, Malaysia, Brunei. Banyak negara-negara Asia Tenggara, negara-negara aliansi yang kita miliki, Jepang, Amerika menjadi sebuah de aliansi fakto," ujarnya.

        Ia menambahkan, hal tersebut dapat menjadi permasalahan jangka panjang yang akan cukup rumit diselesaikan.

        Namun potensi China yang dapat membangun kekuatan secara mandiri dapat menjadi ancaman di masa depan.

        "Kita bisa terus membangun kemampuan negara yang akan menghabiskan uang, namun suatu hari China akan bangun dengan fakta bahwa mereka tidak lagi membawa negara lain," tambahnya.

        Menurut Jim Molan, China telah melanggar lebih dari 1.000 kali peraturan di wilayah udara Jepang dalam satu tahun terakhir. Tindakan tersebut, berdasarkan keterangannya adalah sebuah cara melihat respon Jepang.

        "Saya pikir itu adalah sikap umum yang dimiliki China terhadap banyak negara tetangganya. Seperti mengambil pertarungan dengan India, selalu bertengkar dengan Taiwan dan saat ini sedang melakukan latihan amfibi di dekat Taiwan yang memaksa Taiwan untuk menyatakan keadaan darurat militer," ujarnya.

        Baca Juga: Perdana! PFAD Sawit Mengudara ke China

        Selain itu, ia menyatakan bahwa China sengaja membuat negara tetangganya cukup 'jengkel' untuk melihat pertahanan militer yang dimiliki.

        "Kamu melakukan hal-hal seperti ini ketika kamu hanya mencoba membuat jengkel dirimu sendiri atau kamu mencoba untuk mencari tahu bagaimana pertahanan udara Jepang dan negara sekitar," tambahnya.

        Terkait pertemuan Jim Molan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo awal pekan ini, ia mengumumkan bahwa pihaknya telah membuat beberapa kesepakatan dengan Washington DC.

        Salah satunya mengenai peningkatan sistem pencegahan bersama dalam menanggapi sikap China di Laut China Selatan. Tindakan itu didukung pula oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

        "Perdana Menteri Australia pada dua minggu lalu mengumumkan bahwa ia sangat prihatin dengan kemunduran atau ketidakpastian dalam lingkungan strategis sehingga menaruh Rp950 Triliun lebih selama 10 tahun ke depan untuk Angkatan Pertahanan Australia," ujarnya.

        Para ahli sempat menyatakan bahwa ketegangan yang berlangsung antara China dan komunitas internasional lainnya dapat segera mengarah pada perang penuh di masa depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: