Kisah Perusahaan Raksasa: State Grid, PLN Terkaya di Dunia
State Grid Corporation of China (SGCC), umumnya dikenal sebagai State Grid, adalah perusahaan listrik milik negara yang dimonopoli pemerintah China. Ini adalah perusahaan utilitas terbesar di dunia.
State Grid menyediakan transmisi daya, manajemen sistem tenaga, pemeliharaan jaringan listrik, dan layanan lainnya. Perseroan ini juga menyediakan layanannya di seluruh China.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Sinopec, Kerajaan Minyak Milik China
Fortune, dalam Global 500-nya mencatat, State Grid kini berada di posisi ketiga dalam daftar perusahaan raksasa pada Juli 2020. Perseroan milik China itu mencatatkan pendapatan keseluruhan (revenues) sebesar 383,9 miliar dolar AS, pada tahun yang sama. Dua elemen penting lainnya yaitu keuntungan (profit) tercatat di angka 7,97 miliar dolar AS dan total aset State Grid senilai 596,6 miliar dolar AS.
Pada kesempatan kali ini, Warta Ekonomi akan mencoba mengulas riwayat perjalanan State Grid, salah satu perusahaan raksasa yang eksis di dunia. Berikut ulasannya seperti dikutip dan diolah dari berbagai sumber.
Ide awal pendirian perusahaan listrik negara milik China bermula pada inisiatif mereformasi sektor listrik negara dalam proses tiga tahap pada 1986. Pada tahap ketiga dan terakhir pada Maret 2002, Dewan Negara China memberlakukan rencana merestrukturisasi sistem tenaga listrik negara untuk menciptakan persaingan dan memisahkan fungsi pembangkit dan transmisi.
Pada 29 Desember 2002, State Grid didirikan. Perusahaan itu berfokus pada bidang konstruksi dan pengoperasian jaringan listrik sebagai bisnis intinya. Saat pembentukan awal, perusahaan baru memiliki kapasitas pembangkit sebesar 6,47 gigawatt.
Sebagai perusahaan besar milik negara yang penting bagi keamanan energi dan garis kehidupan ekonomi China, misi utamanya adalah menyediakan pasokan listrik yang lebih aman, lebih bersih, lebih ekonomis, dan berkelanjutan.
Pada 2003 dan secara bertahap sepanjang awal tahun 2000-an, kekurangan listrik menyebabkan pemerintah China melakukan pemadaman bergilir. Dalam laporannya, State Grid memperkirakan ada kerugian 1 triliun yuan dari 2002 hingga 2005.
Pada 12 Desember 2007, dua konsorsium mengajukan penawaran lisensi 25 tahun untuk menjalankan jaringan listrik Filipina —privatisasi manajemen National Transmission Corporation (TransCo)—, konsorsium Monte Oro Grid Resources Corp., dipimpin oleh pengusaha Enrique Razon, yang terdiri atas State Grid Corporation of China (SGCC), dan Calaca High Power Corp.
Keduanya memenangkan lelang yang dilakukan oleh Power Sector Assets and Liabilities Management (PSALM) Corp., saat mereka mengajukan penawaran tertinggi sebesar 3,95 miliar dolar AS, untuk hak mengoperasikan TransCo untuk 25 tahun.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: CNPC, Pewaris Kilang Minyak Raksasa
Mereka mengalahkan San Miguel Energy, satu unit dari Filipino San Miguel Corporation (penawaran 3,90 milyar dolar AS), perusahaan Belanda TPG Aurora BV, dan TNB Prai Sdn Bhd dari Malaysia.
Konsorsium yang dihasilkan menjadi National Grid Corporation of the Philippines (NGCP) yang memulai operasi, manajemen, dan pemeliharaan fasilitas transmisi dan aset TransCo pada 15 Januari 2009 dan waralaba akan berakhir pada 1 Desember 2058.
Di Portugal, State Grid memiliki 25 persen saham di Redes Energéticas Nacionais (REN) sejak tahap kedua privatisasi (pada 2012-2014). Di Australia, State Grid memiliki 41 persen saham di ElectraNet, 19,9% saham di AusNet Services, dan 60 persen saham di Jemena. Di Brasil, State Grid mengakuisisi kendali CPFL Energia S.A. senilai setara dengan 3,4 miliar dolar AS pada 2017.
Di Chili, State Grid mengakuisisi Chilquinta Energía SA, distributor listrik terbesar ketiga di Chili, dan Tecnored SA, yang menyediakan layanan konstruksi untuk Chilquinta, dari perusahaan listrik AS Sempra Energy. Kesepakatan itu ditutup pada 24 Juni 2020.
Perusahaan listrik yang bermarkas di Beijing itu mengalirkan listrik arus bolak-balik sebesar 1.000 kilovolt pertama antara Shanxi Utara dan Hubei tengah pada Januari 2009.
Pada 2012, State Grid memulai pengoperasian saluran arus searah 800 kilovolt yang mengirimkan tenaga air dari Sichuan barat ke Shanghai. Mereka juga memiliki jalur arus bolak-balik di delta Sungai Yangtze, dan tiga jalur arus bolak-balik memanjang yang membawa listrik ke China Selatan dari wilayah Utara.
State Grid terlibat dalam proyek jaringan pintar multi-fase untuk jaringan listrik China yang direncanakan untuk periode 2011-2015. Upaya jaringan pintar China berbeda dari yang ada di Amerika Serikat karena rencananya banyak menggunakan jalur tegangan ultra tinggi (UHV).
Beberapa proyek konstruksi UHV dimulai pada 2012 untuk membawa saluran listrik UHV melintasi Huainan, Wannan, dan Shanghai dan satu lagi dari Xilingol League ke Nanjing.
Kontroversi pernah menghinggapi tubuh State Grid. Pada 29 Oktober 2014, Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin menyatakan bahwa manajer umum State Grid Kota Shanghai, Feng Jun, ditahan dalam operasi anti-korupsi yang diawasi oleh komisi. Pada 2017, asetnya (senilai 53 juta yuan) disita, dan dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sebagai utilitas publik terbesar di dunia, State Grid menduduki peringkat ke-2 di Fortune Global 500 dari 2016 hingga 2018, dan memiliki serta mengoperasikan aset luar negeri di 7 negara dan wilayah.
State Grid berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan layanan berkualitas serta membangun perusahaan internet energi kelas dunia dengan daya saing yang luar biasa.
Pada 2016-2017, State Grid dilaporkan memiliki 927.839 karyawan, 1,1 miliar pelanggan dan pendapatan (revenues) setara dengan 363,125 miliar dolar AS. Listriknya sudah dikonsumsi ke lebih dari 1,1 miliar orang di 26 provinsi, daerah otonom, dan kota di China, yang mencakup 88 persen wilayah China.
Tahun 2019 bukanlah tahun listrik bagi State Grid, perusahaan listrik milik negara China. Sebab, penjualan sedikit mengalami penurunan di bawah 1 persen pada tahun tersebut.
China menunjuk Mao Weiming sebagai ketua State Grid pada awal tahun 2020, menandai pertama kalinya perusahaan utilitas besar itu memiliki dipimpin oleh seorang ketua yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya di industri tersebut.
Pendahulu Mao dikabarkan keberatan dengan rencana pemerintah tahun lalu yang menjamin perusahaan listrik akan membeli energi bersih dari operator pembangkit listrik terbarukan. Program ini terkait dengan upaya China untuk menghijaukan pasokan listriknya, tetapi dapat menekan margin keuntungan State Grid. Mao dianggap lebih setuju dengan rencana tersebut.
Sementara itu, saat China berjuang untuk keluar dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, pembangkit listrik bertenaga batu bara tetap menjadi raja bagi State Grid —setidaknya untuk saat ini.
Pada 2020, State Grid menyalurkan listriknya di lebih dari 88 persen wilayah China. Jalur transmisi tegangan ultra-tinggi sepanjang 30.400 km dengan jenis 9 AC dan 11 DC beroperasi pada Juni 2019.
Bagaimana, cukup fantastis bukan?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: