Buset! Banyak Negara Langsung Pesan Vaksin Rusia, Indonesia Ada?
Rusia mengklaim telah menerima permintaan awal untuk 1 miliar dosis vaksin COVID-19 yang baru diciptakan, dari lebih 20 negara di dunia.
"Kami telah menerima minat tentatif dan permintaan awal untuk 1 miliar dosis vaksin Rusia dan ini adalah jumlah yang sangat signifikan, tentu saja. Semuanya tunduk pada persetujuan vaksin di pasar yang berbeda, semuanya bergantung pada kemampuan produksi untuk memproduksi vaksin ini di pasar yang berbeda," kata CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev pada Selasa (11/8/2020), dikutip Warta Ekonomi dari Sputnik.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa 1 miliar adalah permintaan, sebenarnya, sedikit lebih dari 1 miliar adalah jumlah permintaan awal yang kami terima dari lebih dari 20 negara," kepala RDIF mengatakan pada konferensi pers.
Menurut Dmitriev, uji klinis fase ketiga vaksin virus corona Rusia akan dimulai pada Rabu (12/8/2020) dan semua informasi akan segera dirilis ke publik.
Dia juga menekankan bahwa Rusia mampu memproduksi 500 juta dosis vaksin dalam 12 bulan ke depan, dengan produksi diharapkan dilakukan di luar negeri dan uji klinis akan segera dimulai di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Filipina.
“Pada dasarnya uji klinis Tahap 3 dimulai tepat setelah pendaftaran, jadi pada dasarnya Tahap 3 akan dimulai (Rabu) besok, kami akan luncurkan juga pada bulan Agustus, seperti yang saya katakan, di UEA, di Arab Saudi, dan Filipina, semoga juga di Brasil, dan negara-negara tersebut akan berpartisipasi dalam uji coba Fase 3," papar Dimitriev.
"Semua data akan dipublikasikan untuk Fase 1 dan Fase 2. Kami juga akan mempublikasikan studi yang (dilakukan) Institut Gamaleya pada hewan," tambahnya.
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rapat kabinet mengumumkan bahwa negara itu telah mendaftarkan vaksin pertama di dunia untuk melawan COVID-19, bernama "Sputnik V".
Vaksin tersebut diharapkan siap diedarkan ke sipil pada 1 Januari 2021, menurut sertifikat pendaftaran.
Rencana Internasional
Menurut Dmitriev, Rusia telah menyampaikan informasi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai vaksin penangkal COVID-19. Ia juga mengharapkan WHO segera menambahkannya ke daftar vaksin.
"Ini akan segera muncul [di daftar WHO]. Sepengetahuan saya, informasinya telah dikirim ke WHO, dan mereka sekarang sedang menjalani prosedur untuk memperbarui daftar. Sejak vaksin tersebut telah terdaftar di Rusia, dan sekarang sudah resminya, nomor registrasi dan dokumennya sudah ada, kami berharap WHO segera memperbarui daftar tersebut karena mereka memang mendapat informasi dari Kementerian Kesehatan Rusia," tandasnya.
Kepala RDIF juga menegaskan bahwa Rusia siap bekerja sama dalam penelitian vaksin virus corona dengan Washington.
"Kami tidak percaya ini harus politis dan kompetitif, kami merujuk tidak hanya pada Sputnik tetapi juga Apollo-Soyuz, yang merupakan misi bersama dengan AS. Kami terbuka untuk berbagi teknologi kami dengan AS, kami percaya lagi kami memiliki musuh bersama, yaitu virus korona, dan kami perlu mengesampingkan kesulitan politik kami," ujar Dmitriev pada konferensi pers.
Sementara itu, Perwakilan Tetap Rusia untuk UE Vladimir Chizhov mengatakan kepada Sputnik bahwa Uni Eropa tidak terlibat dalam dialog dengan Moskow terkait pembelian vaksin.
"Uni Eropa sendiri tidak ikut campur dalam penelitian ilmiah di bidang ini, Brussel hanya merundingkan kemungkinan pembelian vaksin di masa mendatang dengan sejumlah perusahaan ternama, baik dari Eropa maupun dari negara ketiga," kata Chizhov.
Persetujuan Vaksin di Amerika Latin
Pada saat yang sama, Dmitriev mengungkapkan harapannya bahwa Rusia akan menerima persetujuan vaksin dari berbagai negara Amerika Latin pada November.
"Kami memiliki kemitraan yang hebat dengan Amerika Latin, kami berharap vaksin kami benar-benar diproduksi juga kemungkinan di Brasil, dan kami yakin bahwa Amerika Latin dan Rusia akan memiliki kemitraan besar dalam vaksin di masa mendatang, dan dalam beberapa hari mendatang kami akan mengumumkan kemitraan dengan beberapa negara Amerika Latin ..."
"Kami perkirakan produksi di Amerika Latin akan dimulai pada November, dan kami akan bekerja sama dengan regulator untuk diharapkan mendapat persetujuan vaksin di beberapa negara Amerika Latin pada November," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: