Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selain Lebanon, Ini 4 Negara yang Simpan Bahan Berbahaya

        Selain Lebanon, Ini 4 Negara yang Simpan Bahan Berbahaya Kredit Foto: Antara/REUTERS/Mohamed Azakir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ledakan maut di Beirut menghancurkan pelabuhan dan wilayah sekitarnya. Ledakan dahsyat di Beirut mengingatkan kita akan fakta yang sangat meresahkan: ribuan ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan kota itu bukanlah satu-satunya lokasi yang berisiko meledak tiba-tiba.

        Di Filipina, Ukraina, Georgia, Libya dan Guinea-Bissau terdapat tempat pembuangan amunisi berbahaya, sisa konflik masa lalu maupun masa sekarang; beberapa di antaranya sangat dekat dengan wilayah pemukiman.

        Menurut lembaga pemantau Small Arms Survey yang berbasis di Swiss, di antara 1979 dan Agustus tahun lalu hampir 30.000 orang di 101 negara tewas atau terluka oleh ledakan yang tidak direncanakan di lokasi amunisi (unplanned explosions at munitions sites, UEMS).

        Baca Juga: Pemuda Muslim-Kristen Saling Bantu: Sebut Kami Lebanon

        Dari 606 insiden yang tercatat, hampir tiga perempatnya melibatkan persediaan milik negara. Salah satu insiden ledakan terburuk terjadi di Brazzaville, Republik Kongo, pada 2012, yang menewaskan lebih dari 500 orang.

        Simon Conway, direktur senior di badan amal Halo Trust, yang membersihkan ranjau dan puing-puing sisa perang, mengatakan langkah pertama yang diperlukan adalah membuat pemerintah mengakui bahwa timbunan senjata ini tidak aman.

        "Mereka tidak dianggap masalah, sampai meledak," katanya.

        Langkah selanjutnya ialah memerintahkan orang-orang dengan keahlian yang tepat untuk memindahkan timbunan bahan peledak menjauhi permukiman dan kemudian menghancurkannya.

        "Seringkali tempat-tempat ini tidak dijaga dengan baik dan bahan-bahan bisa sangat mudah hilang dan kemudian ditemukan dalam IED [alat peledak improvisasi]," kata Mr Conway.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: