Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: CVS Health, Ritel Farmasi Paling Tajir

        Kisah Perusahaan Raksasa: CVS Health, Ritel Farmasi Paling Tajir Kredit Foto: Associated Press/Rogelio V. Solis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Consumer Value Store (CVS) Health, sebelumnya CVS Corporation atau CVS Caremark Corporation, adalah perusahaan kesehatan dan farmasi Amerika Serikat. Raksasa bidang kesehatan ini memiliki anak perusahaan lain yaitu CVS Pharmacy, CVS Caremark, Aetna, terbesar di antara banyak merek lainnya.

        CVS mendapat peningkatan pendapatan sebesar 62 miliar dolar AS setelah mengakuisisi Aetna, raksasa asuransi, senilai 69 miliar dolar AS pada 2018. CEO CVS Health Larry J. Merlo menyatakan, integrasi kedua perusahaan tersebut berhasil pada bulan Februari.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Apple, Penguasa Silicon Valley

        Saat pandemi Covid-19, penjualan CVS meningkat pesat di kuartal I. Meski demikian, Merlo telah memperingatkan soal adanya ketidakpastian yang menghantui kinerja jangka panjang dari bisnis multifaset di masa pandemi Corona ini.

        Pada 2020, CVS menduduki peringkat ketiga belas dalam daftar perusahaan raksasa dunia Global 500 versi Fortune. Raksasa ini membukukan pendapatan total sebesar 256,7 juta dolar AS dan laba bersih senilai 6,6 juta dolar AS dalam setahun. 

        Kondisi tersebut merupakan hasil yang sangat positif. Sebab, CVS mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 32 persen dari yang sebelumnya 222,4 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

        Kemampuan CVS patut dipuji, sebab ia merupakan satu-satunya perusahaan dari bidang kesehatan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain seperti minyak dan gas (migas), dan teknologi. Kali ini, Selasa (25/8/2020), Warta Ekonomi berkesempatan mengulas kisah perjalanan CVS Health, mengutip dan mengolah berbagai sumber menjadi tulisan sebagai berikut.

        Embrio CVS erat kaitannya dengan Melville Corporation. Sejarah Melville sendiri dimulai pada akhir abad ke-19 tetapi berakhir pada 1996 ketika berganti nama menjadi CVS Corporation.

        Selama sebagian besar hidupnya, Melville dikenal terutama karena jaringan toko alas kaki diskonnya, Thom McAn. Namun, selama akhir abad ke-20, Melville mengakuisisi lebih dari selusin operasi ritel lainnya.

        Di antaranya adalah ritel obat eceran CVS, yang diperoleh Melville pada 1969, enam tahun setelah ritel itu didirikan. Melville berlanjut sebagai konglomerat ritel hingga pertengahan 1990-an, ketika perusahaan kemudian memutuskan untuk berkonsentrasi pada ritel berkinerja terbaiknya, CVS. Perusahaan mendivestasikan ritel non-toko obat terakhirnya pada 1997.

        Sebelum diakuisisi, CVS dimiliki dan didirikan pada 1963 oleh Ralph Hoagland bersama Stanley dan Sidney Goldstein bersaudara. Mereka mengembangkan bisnisnya sebagai perusahaan pengecer yang mengelola produk kesehatan dan kecantikan. Ketiganya membesarkan bisnisnya dimulai dengan melebarkan ritel tersebut.

        Secara resmi, toko CVS pertama didirikan di Lowell, Massachusetts, AS, pada 1963. Produk yang ditawarkan adalah produk kesehatan dan kecantikan. Dalam perkembangannya, ketiga pendiri itu menambahkan apotek dengan maksud memperluas bisnisnya. 

        Setahun kemudian (1964), CVS berkembang dan telah memiliki 17 toko. Dan di tahun yang sama nama CVS baru diresmikan. Tiga tahun setelahnya yakni pada 1967, perusahaan itu mulai mengoperasikan toko pertamanya dengan departemen farmasi dan membuka toko di Warwick dan Cumberland, Rhode Island.

        CVS mencatatkan penjualan lebih dari 100 juta dolar AS tepat 10 tahun setelah didirikan, yakni pada 1974. Unit yang dimilikinya telah berkembang menjadi 232 unit, meskipun hanya 45 lokasi yang memiliki apotek. 

        Sepanjang dekade 1970-an, pertumbuhan signifikan CVS menjadikan tokonya berjumlah 408 unit. Total penjualannya juga tidak main-main. Pada periode itu, CVS membukukan revenues senilai 414 juta dolar AS. Itu menjadikannya salah satu dari 10 ritel toko obat teratas di AS. 

        Keajaiban menghampiri CVS pada dekade 1980-an. Mereka untuk pertama kalinya mencatatkan penjualan melampaui angka 1 miliar dolar AS per tahun, tepatnya pada 1985. Di tahun yang sama, Stanley Goldstei, salah satu pendiri CVS, bergabung dengan Melville dan ketika itu ia ditunjuk sebagai presiden perusahaan. Tahun berikutnya, Goldstein diangkat sebagai ketua dan kepala eksekutif.

        CVS merayakan hari jadinya yang ke 25 pada 1988. Perayaan itu dibarengi dengan pembukaan cabang tokonya dengan jumlah hampir 750 toko dan penjualan sekitar 1,6 miliar dolar AS.

        Pada awal 1992, CVS menjual semua 85 tokonya di negara bagian California ke American Drug Stores Inc., sebuah unit dari American Stores Company, seharga 60 juta dolar AS.

        Perkembangan lain di awal hingga pertengahan 1990-an adalah penggabungan Peoples Drug Stores menjadi CVS, yang dengan demikian mereka memperoleh lokasi di Maryland, Pennsylvania, Virginia, Virginia Barat, dan District of Columbia. Pada 1994 Thomas M. Ryan, seorang apoteker, diangkat menjadi CEO CVS, yang tahun itu memiliki lebih dari 1.350 lokasi.

        CVS sejauh ini merupakan ritel terbesar Melville, dengan pendapatan pada 1994 sebesar 4,3 miliar dolar AS. Sepanjang 1994, CVS memasuki pasar yang sedang berkembang untuk layanan manajemen manfaat farmasi dengan membentuk Layanan Manajemen PharmaCare untuk melayani perawatan terkelola dan organisasi lain.

        Pada September 1996 Melville memindahkan kantor pusat perusahaannya dari Rye, New York, ke kantor pusat CVS di Woonsocket, Rhode Island. Dua bulan kemudian, Melville mengubah namanya menjadi CVS Corporation. Goldstein terus menjabat sebagai ketua dan CEO, dan Ryan diangkat sebagai wakil ketua dan kepala operasional.

        Tak lama setelah menjadi CVS Corporation, perusahaan menyelesaikan IPO yang menjual 67,5 persen saham Linens 'n Things kepada publik. CVS menjual sisa kepemilikannya di Linens 'n Things pada 1997.

        CVS, yang baru difokuskan bergerak cepat untuk menjadi salah satu perusahaan teratas dalam industri toko obat AS, segera memperkuat posisinya dengan cepat. Pada Mei 1997, CVS mengakuisisi Revco D.S., Inc. yang berbasis di Twinsburg, Ohio, senilai 2,8 miliar dolar AS ditambah asumsi 900 juta dolar AS dari utang Revco.

        Revco memiliki sekitar 2.600 toko obat yang terletak di 17 negara bagian barat tengah, tenggara, dan timur. Untuk mendapatkan persetujuan regulasi, CVS harus menjual 120 toko obat Revco, yang sebagian besar berlokasi di Virginia.

        Akibatnya, CVS terbentuk dari kesepakatan dengan hampir 4.000 toko obat di 24 negara bagian dan District of Columbia, menjadikannya jumlah toko terbesar di industri. Dalam hal pendapatan perusahaan itu menduduki posisi nomor dua di belakang Walgreen Co.

        Sementara itu, CVS menjual unit non-toko obat terakhirnya pada November 1997 ketika menjual Toko Bob kepada grup yang dipimpin manajemen.

        Pada awal 1998 Ryan diangkat sebagai presiden dan CEO CVS, dengan Goldstein sebagai ketua. Perusahaan ini menyelesaikan akuisisi signifikan lainnya pada Maret 1998. Kesepakatan senilai 1,48 miliar dolar AS diteken untuk Arbor Drugs, Inc. yang berbasis di Troy, Michigan.

        Beroperasi terutama Michigan, Arbor memiliki lebih dari 200 toko dan pendapatan hampir 1 miliar dolar AS selama 1997. Ditambahkannya Arbor meningkatkan jumlah toko CVS menjadi hampir 4.100 gerai dan juga menjadikan CVS sebagai pengecer obat resep terbesar di negara itu karena sekarang telah memenuhi lebih dari 11 persen dari semua resep obat.

        Meskipun pendapatan CVS masih di belakang Walgreen, tetapi penjualannya pada 1998 sebesar 15,27 dolar AS miliar nyatanya hampir tiga kali lipat dari 1996. 

        Selain mengejar akuisisi, CVS juga tumbuh dengan gencar membuka lokasi baru. Pada 1998, misalnya, perusahaan mengumumkan rencana untuk membuka sebanyak 200 toko di New York City selama tiga tahun. Pada saat yang sama, beberapa lokasi lama, terutama yang berada di mal strip, ditutup untuk mendukung situs berdiri bebas, beberapa di antaranya mulai membuka apotek drive-thru.

        Pada April 1999 ketika Goldstein pensiun sebagai ketua CVS, setelah 36 tahun menjadi salah satu pendiri CVS pertama. Ryan diangkat menjadi ketua dan CEO.

        Kemudian pada 1999 CVS mengakuisisi Soma.com, apotek daring besar pertama, dengan persediaan 30 juta dolar AS. Pasca-akuisisi, Soma.com segera berganti nama menjadi CVS.com, memungkinkan pelanggan untuk memesan resep dan barang dagangan umum untuk pengambilan di toko atau pengiriman surat.

        Inisiatif lain pada 1999 adalah peluncuran CVS ProCare, jaringan apotek khusus, melayani pasien dengan penyakit kronis dan kondisi yang memerlukan obat yang kompleks dan mahal.

        Pasar untuk obat-obatan khusus, nilainya diperkirakan menyentuh angka 16 miliar dolar AS pada 1999. Ini merupakan segmen industri obat-obatan yang tumbuh sangat cepat, tetapi sangat terfragmentasi.

        CVS dengan jelas melihat potensi untuk memaksimalkan segmen pasar ini. Langkah pertama yang dilakukannya terjadi pada September 2000 dengan pembelian Stadtlander Pharmacy, anak perusahaan Bergen Brunswig Corporation yang berbasis di Pittsburgh, seharga 124 juta dolar AS.

        Stadtlander menghasilkan pendapatan tahunan sebesar 500 juta dolar AS dengan menjual obat melalui pesanan pos kepada pasien dengan kondisi kronis.

        Pada akhir 2000, bisnis farmasi khusus CVS terdiri dari operasi pemesanan lewat pos dan 46 apotek CVS ProCare yang berlokasi di 17 negara bagian dan District of Columbia. Secara keseluruhan, pendapatan CVS melampaui angka 20 miliar dolar AS untuk pertama kalinya pada tahun tersebut, sementara laba bersih mencapai rekor 746 juta dolar AS.

        Setelah memasuki empat pasar baru pada 2000 --Chicago; Tampa dan Orlando, Florida; dan Grand Rapids, Michigan-- CVS pada 2001, berkembang di beberapa kota, yaitu Fort Lauderdale, Florida, dan Las Vegas, Nevada.

        CVS, juga mengumumkan pada 2001 berencana memperluas tokonya ke Phoenix, Arizona; Miami Beach, Florida. Sementara tiga pasar baru di Texas: Dallas, Houston, dan Fort Worth dibuka pada tahun itu.

        Pada Februari 2001 CVS meluncurkan program kartu loyalitas di seluruh jaringan yang disebut ExtraCare yang akan menawarkan simpanan eksklusif, pengiriman surat, dan informasi kesehatan kepada pemegang kartu. Namun, keberuntungan perusahaan berbanding terbalik di akhir tahun, karena laba mulai menurun.

        Manajemen menyebutkan masalah itu dikarenakan kurangnya pengenalan obat resep baru, pertumbuhan layanan resep pesanan melalui pos, dan meningkatnya persaingan. CVS juga mengalami kesulitan untuk mempekerjakan seorang apoteker dan akibatnya terpaksa menutup beberapa konter apotek.

        Selain itu, perlambatan ekonomi secara umum berdampak pada penjualan barang dagangan umum. Pada Oktober, restrukturisasi besar-besaran diluncurkan. Imbasnya, penghapusan pemutusan hubungan kerja (phk) terhadap 300 pekerja, penutupan 200 toko yang berkinerja buruk (termasuk sepuluh unit CVS ProCare), dan memangkas biaya produksi 350 juta dolar AS.

        Pergeseran fokus dimulai pada 2004, ketika CVS mengakuisisi Eckerd Stores dan Eckerd Health Services, memberi CVS pijakan dalam memberikan tunjangan obat kepada karyawan perusahaan besar dan lembaga pemerintah. Dua tahun kemudian, CVS mengakuisisi MinuteClinic, rantai klinik kesehatan dalam toko perintis yang menawarkan pengobatan untuk penyakit rutin, pemeriksaan dasar, dan vaksinasi.

        CVS juga memperluas bisnis farmasi khusus yang sangat menguntungkan, yang berfokus pada obat-obatan mahal untuk mengobati penyakit yang kompleks atau langka seperti kanker atau HIV, pada 2004.

        Kemudian pada 2007 terjadilah penggabungan senilai 21 miliar dolar AS antara CVS dan Caremark, yang melahirkan manajer tunjangan farmasi terkemuka di negara itu. Tiga tahun lalu, CVS membuat kesepakatan dengan distributor produk medis Cardinal Health untuk membentuk operasi pengadaan obat generik terbesar di negara itu.

        Ini ditindaklanjuti dengan akuisisi Coram senilai 2,1 miliar dolar AS, sebuah bisnis yang memungkinkan CVS mengirim teknisi ke rumah pasien untuk mengelola obat-obatan melalui jarum dan kateter.

        Akuisisi terus berdatangan. Pada Mei 2017, CVS membayar 12,7 miliar dolar ASuntuk mengakuisisi Omnicare, yang mendistribusikan obat resep ke panti jompo dan operasi bantuan. Beberapa minggu kemudian, CVS mengumumkan akan membeli bisnis apotek dan klinik Target seharga 1,9 miliar dolar AS dan tetap membuka kemungkinan untuk mengejar kesepakatan lebih lanjut.

        Pertumbuhan CVS terjadi pada saat cara orang AS mendapatkan akses dan membayar perawatan kesehatan berkembang dengan cepat. Survei menunjukkan bahwa banyak dari sekitar 30 juta orang yang memperoleh pertanggungan asuransi.

        Dalam dunia yang berubah cepat itu, strategi CVS adalah menjadi toko serba ada untuk perawatan kesehatan.

        CVS Health mengalahkan pendapatan kuartal II Wall Street pada 2019. 

        Pada Juni 2019, USA Today melaporkan rencana perluasan CVS mendirikan HealthHUB menjadi 1.500 lokasi gerai pada akhir 2021. Rencana tersebut diluncurkan pada awal 2019, menyelaraskan tujuan CVS dengan fokus yang lebih kuat pada layanan perawatan kesehatan.

        Pada 2020, CVS mengharapkan semua pemasaran dan promo sepenuhnya transparan. Raksasa ritel itu mengumumkan tidak akan lagi mengubah citra kecantikan manusia pada iklannya di toko, situs, atau bahkan media sosialnya.

        Sebaliknya, perusahaan bermaksud untuk secara jujur mendemonstrasikan bentuk, ukuran, kulit, warna mata, dan kerutan model yang ada agar lebih mencerminkan penggambaran realistis tentang wanita dan pria.

        Jaringan toko obat memperkenalkan CVS Beauty Mark, tanda air yang akan muncul di semua citra yang belum diubah secara material. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan semua mitranya untuk memastikan setiap citra yang telah diubah menampilkan label bertanda "dimodifikasi secara digital".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: