Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas! Gara-Gara Ini, Investasi Emas Bisa Berujung Nahas!

        Awas! Gara-Gara Ini, Investasi Emas Bisa Berujung Nahas! Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Investasi adalah salah satu hal yang tidak boleh luput dalam proses perencanaan keuangan. Ada beberapa pilihan investasi yang bisa dipilih, mulai dari saham, reksa dana, hingga emas atau yang dikenal juga dengan istilah logam mulia.

        Walau dianggap menjadi instrumen investasi paling aman, nyatanya investasi emas juga tidak terlepas dari yang namanya risiko. Alih-alih mencapai keuntungan, investasi emas justru sangat mungkin berujung pada kebuntungan. Lantas, hal apa saja yang membuat investasi emas berujung nahas? Simak ulasan berikut ini.

        Baca Juga: Mendulang Cuan dari Investasi Emas yang Menjanjikan

        1. Tidak Punya Tujuan Investasi

        Sebelum menentukan instrumen investasi, ada baiknya tentukan dulu tujuan investasi yang ingin dicapai. Hal tersebut berlaku juga ketika memilih emas sebagai instrumen investasi. Sebab, mempunyai tujuan investasi yang tepat tidak akan membuat Anda tersesat.

        Pertama-tama, tentukan dulu investasi yang akan dilakukan apakah untuk jangka pendek atau jangka panjang. Hal ini penting mengingat emas adalah instrumen investasi untuk jangka panjang sehingga tidak cocok bagi Anda yang menginginkan keuntungan dalam waktu singkat. Itu artinya, jika membeli emas hari ini, Anda harus menunggu hingga beberapa tahun mendatang untuk menjual emas tersebut dan memperoleh keuntungan investasi. 

        Baca Juga: Astaga Naga! Harga Emas Hari Ini Ngamuk, Melonjak Drastis

        Selain itu, mempunyai tujuan investasi juga dapat mencegah 'kepanikan sesaat'. Maksudnya adalah, jika sewaktu-waktu harga emas mengalami tren penurunan signifikan, Anda tidak perlu panik dan langsung menjual emas saat itu juga dengan dalih menghindari kerugian lebih dalam.

        Kepanikan sesaat juga dapat diminimalkan dengan pemahaman bahwa investasi emas akan berlangsung dalam jangka panjang sehingga Anda akan memilih untuk menjual emas tersebut saat telah mencapai target atau tujuan investasi yang ditetapkan sebelumnya.

        2. Tidak Memantau Harga Emas

        Adalah lumrah bahwa suatu produk mengalami perubahan harga dari waktu ke waktu, termasuk juga emas. Oleh karena itu, sebaiknya tidak terburu-buru dalam membeli atau menjual emas sebelum melakukan riset terhadap harga emas terkini. Riset dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga emas di beberapa agen penjual sehingga Anda mendapat harga yang paling tepat sesuai dengan anggaran dan tujuan investasi.

        Selain mendapat perbandingan harga, memantau harga emas setiap harinya juga dapat menjadi sinyal kapan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan investasi. 

        Jika sudah yakin dengan harga yang dipatok, barulah ambil keputusan, membeli, menjual, atau menundanya sampai mendapat harga yang tepat. Jangan sampai, Anda membeli emas ketika harganya sedang mahal dan menjualnya ketika harga sedang murah.

        3. Tidak Memastikan Keaslian dan Kemurnian Emas

        Salah satu sumber kerugian dalam investasi emas, yaitu membeli produk palsu atau tidak terjamin keaslian dan kemurnian emas. Umumnya, iming-iming dan penawaran harga murah menjadi pintu awal yang membuat seseorang lengah perihal keaslian dan kemurnian emas. Bisa saja, emas yang Anda beli dengan harga lebih rendah dari harga pasar ternyata adalah emas palsu. 

        Baca Juga: Pengangguran di AS Bertambah-Tambah, Emas Global Bergairah!

        Bukan hanya soal palsu atau asli, dalam investasi jenis ini Anda juga harus jeli terhadap komposisi emas. Pasalnya, tingkat kemurnian emas akan berpengaruh terhadap nilai dari emas itu sendiri. Oleh karena itu, pastikan produk emas yang dibeli dalam kondisi murni atau tanpa campuran logam lainnya. 

        4. Tidak Tepat dalam Memilih Tempat Membeli Emas

        Salah dalam memilih tempat pembelian emas akan meningkatkan risiko kerugian investasi. Pasalnya, jika membeli di tempat yang salah, bukan tidak mungkin produk yang dijual juga abal-abal alias emas palsu dan ilegal.

        Guna meminimalkan risiko tersebut, Anda harus ekstra hati-hati, termasuk jika bermaksud membeli emas dari penjual individu. Sebelum membeli, pastikan lebih dulu penjual tersebut mempunyai izin dan bersertifikat. Akan lebih baik jika Anda membeli emas di agen-agen resmi yang saat ini tersedia, seperti bank, Pegadaian, atau langsung membeli di Butik Antam.

        5. Tidak Memiliki Tempat Penyimpanan yang Memadai

        Investasi emas mempunyai satu keistimewaan dibandingkan yang lainnya, yaitu dalam hal penyimpanan. Terlebih lagi, apabila emas yang dimiliki sudah dalam jumlah yang banyak dengan berat yang beragam, Anda membutuhkan ruang lebih untuk menyimpan emas tersebut. 

        Menjadi sebuah keniscayaan juga bahwa penyimpanan emas yang tepat akan memberi rasa aman bagi pemiliknya. Bayangkan, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian, emas yang dimiliki akan sangat mudah berpindah tangan ke pencuri apabila tidak disimpan ditempat penyimpanan pribadi yang aman. 

        Ruang penyimpanan yang terbuat dari besi (brankas) sangat disarankan untuk Anda miliki jika berinvestasi dan membeli emas secara fisik (emas batangan). Pastikan juga tempat penyimpanan tersebut dilengkapi dengan sandi atau kata kunci yang hanya diketahui oleh Anda dan orang-orang terpercaya saja.

        Berkaitan dengan tempat penyimpanan emas, saat ini sudah mulai populer apa yang disebut dengan investasi emas digital. Jika ini menjadi pilihan, Anda tidak perlu pusing perihal harus menyimpan emas di mana supaya aman dari tindak kejahatan. Namun, jika Anda tetap merasa investasi emas fisik adalah yang terbaik, saat ini ada tersedia pula penyewaan brankas yang bisa dipilih sebagai tempat menitipkan emas yang Anda miliki.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: