Pertamina mengadu peruntungan dengan mengakuisisi saham Maurel & Prom (MP) dari Prancis sebesar 72,65% kepemilikan saham perusahaan.
Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman menilai, akusisi perusahaan yang mempunyai blok migas dan akuisisi blok migas di luar negeri dengan sumber pendanaan dari global bond sangat berpotensi terjadi miss management atau pun bad management, bahkan rentan penyelewengan.
Baca Juga: Strategi Pertamina Percepat Alih Kelola Blok Rokan dari Chevron
"Karena peruntukan utang global bond yang tidak jelas, bisa digunakan apa saja. Tidak langsung ke projek yang didanai, misal acquisition financing," ujar Usma dalam keterangan tertulis, Senin (21/9/2020).
Keputusan Pertamina untuk membeli saham Maurel & Prom dinilai berbagai analis sangatlah janggal sebab proses akuisisi ini terjadi di saat Maurel & Prom tengah berada dalam kesulitan keuangan. Usman mengutarakan, Pertamina pada tahun 2016 mengakuisisi saham perusahaan Maurel et Promp Perancis, yaitu pada saat akuisisi Fair Value 2.72 Euro per lembar, tetapi ketika diakuisisi dengan harga 4.2 Euro per lembar.
Jika dilihat dari laporan keuangan Maurel & Prom pada tahun 2015, perusahaan minyak asal Prancis tersebut tidak sehat. Data keuangan EBITDA MP anjlok hampir 200%, di mana dari 352 juta euro pada tahun 2014 menjadi 107 juta euro di tahun 2015.
Usman menjelaskan, saat ini di bulan September 2020 harga saham M and P tinggal 1.62 Euro per lembar, tak kurang Pertamina sudah mengeluarkan 700 juta Euro untuk hanya akuisisi sahamnya yang mencapai 72,65% dan capex.
Usman menuturkan, ternyata aset perusahaan minyak asal Perancis tersebut berada di tiga negara, Gabon, Tanzania, dan Nigeria dengan total produksi hanya sekitar 24.000 barel per hari saat itu. Dengan kepemilikan saham Maurel & Prom 72,65% ini, Pertamina mempunyai kendali penuh atas perusahaan swasta Prancis tersebut.
"Alangkah beratnya beban keuangan Pertamina akibat langkah bisnis ini," ujar Usman.
Usman mengatakan, tidak ada pilihan lain dan terpaksa mencari utang jangka pendek yang biaya dan bunganya mahal untuk menutupi utang yang jatuh tempo. "Gali lubang tutup lubang, akhirnya dapat terjadi ketika suatu saat lubangnya tidak dapat ditutup lagi," kata Usman.
Hal itulah yang diutarakan oleh Ahok dalam kanal Youtube yang sempat viral beberapa hari lalu. Usman menilai, hal tersebut wajar jika semua pihak merasa kebakaran jenggot.
"Laporan keuangan bisa saja dapat direkayasa, tetapi kewajiban bayar utang pokok dan bunga tidak dapat dihindari. Ahok dan rakyat Indonesia tidak bisa dibohongi," ujar Usman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum