Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Negara Tolak Sanksi Iran, Rouhani Ejek AS: Ini Dicatat Sejarah

        Banyak Negara Tolak Sanksi Iran, Rouhani Ejek AS: Ini Dicatat Sejarah Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Belum lama ini Presiden Iran berjanji bahwa negaranya akan memberikan 'tanggapan tegas' kepada Amerika Serikat (AS).

        Pasalnya, Negeri Paman Sam dinilai telah bertindak seperti seorang penindas terhadap musuh dan sekutunya.

        Baca Juga: Dapat Kekuatan Dunia, Iran Tangkis Embargo Senjata oleh AS

        AS mengatakan akan kembali memberlakukan sanksi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tanpa persetujuan organisasi internasional itu sendiri.

        Dikutip dari laman Express, pernyataan itu disampaikan Presiden Iran, Hassan Rouhani saat berpidato di stasiun televisi lokal pada Minggu (20/9/2020).

        Dirinya juga memberikan ucapan selamat kepada negara-negara yang menolak keputusan AS untuk kembali memberlakukan sanksi PBB.

        Rouhani menuturkan, hari penolakan tersebut akan tercatat dalam sejarah Iran.

        "Hari ini, akan menjadi hari yang tak terlupakan dalam sejarah diplomasi negara kita," ungkapnya.

        Lebih lanjut Rouhani menambahkan, AS berharap Iran bertindak secara tidak rasional.

        Diketahui, upaya tersebut dilakukan setelah AS membetuk koalisi internasional untuk melawan Teheran.

        "Hari ini kami dapat mengatakan 'tekanan maksimum' AS terhadap bangsa Iran, secara politik dan hukum, telah berubah menjadi 'isolasi maksimum' bagi AS," ujar Rouhani.

        Tak hanya itu, Rouhani juga berdiskusi dengan lima negara yang tersisa dalam kesepakatan nuklir Iran.

        Sang presiden juga meminta kelima negara tersebut tetap mematuhi komitmen di bawah kesepakatan, begitu juga Iran.

        Satu tahun lalu saat AS keluar dari kesepakatan nuklir, Iran secara bertahap menurunkan komitmennya, termasuk yang berkaitan dengan cadangan uranium.

        Iran juga dikabarkan terus memberikan akses ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

        Beberapa waktu lalu, AS memutuskan hubungan dengan semua anggota tetap PBB atas upaya-upaya pemberian sanksi.

        Namun sekutu AS yakni Inggris, Prancis dan Jerman menegaskan bahwa keputusan itu tidak didasari oleh hukum.

        Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, para pemimpin negara-negara Eropa belum melakukan usaha sedikit pun untuk menghentikan penjualan senjata ke Iran.

        "Penjualan senjata, tank, sistem pertahanan udara, semua itu, dalam beberapa minggu, akan diizinkan untuk dijual. Dan orang Eropa tidak bergabung dengan kami dalam hal (menghentikan) ini," jelas Pompeo.

        Meski pada Mei 2018 lalu AS menarik diri dari kesepakatan nuklir serta memberikan sanksi yang merugikan Iran, mereka mengklaim bahwa secara teknis masih termasuk 'peserta' dalam kesepakatan tersebut.

        Pemerintah AS berencana mengeluarkan perintah kepada eksekutif mereka untuk menjelaskan bagaimana negaranya akan memberlakukan kembali sanksi PBB.

        Mereka juga memberi peringatan kepada individu dan bisnis asing yang akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: