Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lagi Corona Begini, Perusahaan Luhut Untung, ProDEM Terheran-heran: Kok Negara Rugi?

        Lagi Corona Begini, Perusahaan Luhut Untung, ProDEM Terheran-heran: Kok Negara Rugi? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis ProDEM Iwan Sumule memberikan pujian kepada perusahaan milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang sukses meraih laba di tengah pandemi Covid-19.

        Luhut diketahui memiliki emiten tambang yaitu PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA), dan perusahaan tersebut resmi menyandang nama baru menjadi PT TBS Energi Utama Tbk mulai Senin, 21 September 2020. Baca Juga: Faisal Basri: Jokowi Harus Tiru SBY, Sebab Luhut Gak Bisa Jadi Panglima Perang Covid

        “Hebatnya Luhut Pandjaitan. Disaat pandemi, perusahaan miliknya tetap mampu meraih laba/untung,” tulisnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Selasa (22/9/2020). Baca Juga: Tak Tutup Pariwisata Bali, Luhut Klaim Punya Jurus Jitu Jaga Kesehatan Para Turis

        Ia pun turut mempertanyakan kinerja Luhut dipemerintahan yang bertolak belakang. “Tapi anehnya, ikut kelola negara kok negara bisa rugi dan defisit hampir seribuan triliun? Ampun! Iya gak sih?” tukasnya.

        Diketahui, perusahaan milik Luhut sukses membukukan kinerja keuangan yang positif pada awal tahun 2020.

        Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, TOBA meraup pendapatan senilai US$219,24 juta. Jumlah itu turun 4,96% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp230,70 juta.

        Namun, TOBA mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada semester I 2020, yakni mencapai 60,41% dari US,86 juta menjadi US$20,,63 juta.

        Torehan laba itu ditopang oleh keberhasilan perusahaan dalam menekan rugi selisih kurs hingga 90,46% dari US$677.272 pada Juni 2019 menjadi US$64.558 pada Juni 2020.

        Sementara itu, beban pokok pendapatan juga turun 2,37% dari US$184,62 juta pada tahun lalu menjadi US$180,23 juta pada tahun ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: