Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BTPN Buka Suara Soal Kasus Pembobolan Rekening Nasabah Jenius, Akan Ganti Rugi?

        BTPN Buka Suara Soal Kasus Pembobolan Rekening Nasabah Jenius, Akan Ganti Rugi? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Tabungan Pensiuanan Nasional Tbk (BTPN) membenarkan kabar telah terjadi tindak kejahatan yang dialami oleh salah satu nasabah Jenius bernama Anggita Wahyuningtyas Tungka. Peristiwa yang sempat viral di Twitter itu menyebabkan nasabah tersebut mengalami kerugian hingga lebih dari Rp54 juta. 

        Digital Banking Head Bank BTPN, Irwan S. Tisnabudi, mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, nasabah mengaku telah memberikan informasi yang bersifat rahasia serta data diri kepada pelaku. Hal itulah yang kemudian membuat akun Jenius milik nasabah disalahgunakan hingga akhirnya terjadi penarikan dana oleh orang tak bertanggung jawab dengan total mencapai Rp54,90 juta pada 7 September 2020 lalu. 

        Baca Juga: Sering Kejadian, Ini Daftar Kasus Security Akun dan Rekening Jenius di Tahun 2020

        Sampai dengan saat ini, pihak BTPN masih terus berkomunikasi dengan nasabah usai kejadian tersebut. Namun, saat dikonfirmasi apakah pihak BTPN dan Jenius akan mengganti dana yang hilang tersebut, Irwan mengaku tidak bisa memastikan hal itu. Pasalnya, kasus yang dialami oleh Anggita Wahyuningtyas Tungka itu tergolong ke dalam social engineering, yakni pemberian informasi data diri yang bersifat rahasia kepada pihak lain. 

        "Kejadian yang dialami oleh nasabah tergolong dalam social engineering, di mana nasabah menginformasikan data pribadi dan rahasia miliknya kepada pihak lain sehingga mengakibatkan akun bank miliknya disalahgunakan. Dengan berat hati kami sampaikan bahwa Jenius tidak dapat menjanjikan apapun terkait pengembalian dana," pungkasnya kepada redaksi Warta Ekonomi pada Rabu, 23 September 2020.

        Baca Juga: Ekonomi RI Tumbang, Harga Emas Antam Hari Ini Ikut Jomplang

        Lebih lanjut, Irwan mengatakan, Jenius sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani kasus tersebut, seperti pemblokiran akun Jenius milik pelaku hingga melakukan penelurusan lebih lanjut oleh tim terkait. Dikatannya lagi, Jenius menerapkan sistem keamanan berlapis untuk melindungi dana nasabah. Namun, ia juga mengimbau nasabah untuk turut melindungi data pribadi yang bersifat rahasia dari pihak lain. 

        Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Pembiayaan BTPN Syariah Capai Rp8,74 T

        "Jenius selalu menempatkan keamanan sebagai prioritas utama dalam menjaga dana nasabah dengan menggunakan teknologi dan metode authentication terbaik, namun demikian tanggung jawab yang sama juga dimiliki oleh nasabah itu sendiri terutama dalam menjaga keamanan data pribadi nasabah maupun data akun nasabah seperti PIN, password, OTP (one time password), dan lain-lain," sambungnya lagi.

        Kepada Warta Ekonomi, Irwan menyampaikan bahwa kehati-hatian sangat dibutuhkan pada masa sekarang ini. Terlebih lagi, sejumlah modus dilakukan oleh pelaku untuk bisa mendapatkan data-data pribadi nasabah, mulai dari mengaku sebagai pihak bank hingga penjual online yang beralibi data tersebut diminta untuk memudahkan proses transaksi.

        Ia juga menegaskan, jika ada oknum yang menghubungi dan mengaku dari pihak BTPN maupun Jenius serta meminta data diri, nasabah diimbau mengonfirmasi hal itu melalui Jenius Help di 1500 365.

        Berbagai langkah antisipasi juga sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah kejadian serupa, termasuk melakukan edukasi rutin kepada pengguna untuk menjaga keamanan data mulai dari OTP hingga PIN. Edukasi tersebut dilakukan melalui berbagai media, mulai dari email, artikel online, media sosial, push notification, hingga melalui sejumlah kegiatan yang melibatkan komunitas.

        "Jenius juga mengajak pengguna berhati-hati terhadap tindakan untuk mendapatkan data-data pribadi melalui social engineering dan modus lainnya seperti phishing, smishing, dan vhishing yang dilakukan dengan mengatasnamakan bank atau penyedia layanan keuangan lainnya. Jenius percaya, gaya hidup digital perlu diimbangi dengan kesadaran akan keamanan dalam bertransaksi offline maupun online," jelas Irwan sekaligus menutup pernyataannya hari ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: