Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain ikut mengomentari pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyebut Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo dan rekan-rekannya mengganggu stabilitas politik. Baca Juga: Makin Panas!! Moeldoko Peringati KAMI Vs Respons Din Syamsuddin
"Stabilitas yang diganggu apa dan bagaimana?" cuitnya dalam akun Twitter @ustadtengkuzul seperti dikutip di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Tengku Zul menegaskan bahwa mengeluarkan pendapat termasuk menyampaikan kritik itu dijamin dalam UUD 1945 Pasal 28.
"Kalau Pasal 28 itu dianggap berpotensi mengganggu, cabut saja. Biar seperti Korea Utara sekalian. Berani cabut?" cetusnya. Baca Juga: Moeldoko Tanggapi Komentar Din Syamsudin: Tidak Ada yang Mengancam Kok!
Lebih lanjut, ia memberikan sindiran kepada Moeldoko. Ia menyebut Moeldoko tidak ingin ada saran atau kritik dari organisasi yang digaungi Gatot Nurmantyo tersebut.
"Kalau stabilitas keamanan dijaga agar tidak terganggu itu bagus. Stabilitas keuangan agar stabil itu bagus. Stabilitas ekonomi dijaga agar stabil itu bagus. Lha, kalau stabilitas politik? Biasa saja jika ada kritik, saran, atau oposisi. Tidak mau? Buat partai tunggal saja kayak Korut," katanya.
Selain itu, ia menyoroti jabatan yang saat ini dijalankan Moeldoko. Sebab, ujarnya, Moeldoko membuat pertanyaan itu seakan dirinya menjabat sebagai Menko Polhukam.
"Pak Moeldoko, Anda menjabat Kepala Staf Kepresidenan atau Menkopolhukam? Kok ucapan Anda terasa seperti seorang Menkopolhukam saja. Terima kasih (Tengku Zulkarnain) warga negara Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Moeldoko menegaskan bahwa negara menjamin kebebasan berpendapat tiap individu atau kelompok. Hanya saja, mantan Panglima TNI ini menegaskan jika juniornya, Gatot Nurmantyo Cs, sudah mengganggu stabilitas politik maka ada tindakan juga yang harus ditempuh.
"Tapi jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada risikonya. Negara punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas," ujar dia.
Moeldoko melihat, kegaduhan belakangan ini yang dilakukan KAMI sudah diperhatikan oleh pemerintah. Ia juga menegaskan, pemerintah dan aparat meresponsnya juga tergolong biasa. Menurut dia, kehadiran KAMI adalah dinamika politik dalam sebuah bernegara.
Baca Juga: Moeldoko Bongkar Pencopotan Jenderal Gatot, Rupanya Penyebabnya...
"Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali. Negara punya kalkulasi. Untuk itu ada hitung-hitungannya," kata Moeldoko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil