Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tokoh Papua Bersuara Lantang: Anies Baswedan Simbol Pemersatu, Bukan Perlawanan!

        Tokoh Papua Bersuara Lantang: Anies Baswedan Simbol Pemersatu, Bukan Perlawanan! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tokoh Papua Christ Wamea menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan simbol tokoh pemersatu bangsa.

        "Pak @aniesbaswedan Gubernur DKI adalah simbol tokoh pemersatu, bukan simbol perlawanan," cuitnya dalam akun Twitter @ChristWamea sebagaimana dikutip di Jakarta, Senin (5/10/2020). Baca Juga: Kabar Terbaru Gubernur Anies Baswedan, Benarkah Dirawat di Rumah Sakit?

        Sebelumnya, Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai akan dahsyat jika Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dipersatukan sebagai simbol perlawanan dari rezim saat ini.

        Menurut Refly yang mengulas berita SINDOnews berjudul Gatot Nurmantyo Berpotensi Ambil Alih Peran Prabowo di Politik, ada ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo Subianto yang kini merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

        "Ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo, sejauh ini Anies Baswedan yang mengisi. Banyak sekali pendukung Prabowo yang kecewa kemudian menjagokan Anies Baswedan yang dianggap sekarang sebagai simbol perlawanan the establishment rezim Jokowi," kata Refly dalam channel YouTube Refly Harun, Minggu (4/10/2020).

        Baca Juga: Sama-sama Purnawiaran TNI, Gatot Bisa Tendang Prabowo? Belum Selevel!

        Di sisi lain, lanjut Refly, akhir-akhir ini, sejak Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dideklarasikan dan ada pengadangan di mana-mana, nama Gatot Nurmantyo yang merupakan Presidium KAMI melonjak, naik terus, dan ada kemungkinan diperhitungkan dalam perhelatan 2024.

        "Apalagi dia adalah purnawirawan TNI dan pangkat jenderal, dan kedudukan tertinggi sebagai panglima TNI. Tentu ini memberikan keuntungan tersediri. Ya tentu akan dahsyat kalau Gatot dan Anies dipersatukan misalnya sebagai simbol perlawanan dari rezim," ujarnya.

        Meski demikian, Refly Harun mengakui akan timbul persoalan apabila menduetkan Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo. Persoalan tersebut ialah penentuan siapa yang akan menjadi pemimpin dan siapa wakil.

        "Tapi persoalannya, siapa yang mau menjadi nomor dua, karena dalam benak psikologis mereka, mereka harus menjadi the number one, menjadi nomor satu," ujarnya.

        Hal ini, menurutnya, sama dengan apa yang terjadi pada 2009. Ketika itu, Prabowo harus bernegosiasi dengan Megawati Soekarnoputri pada 2009 dan akhirnya Prabowo memilih menjadi calon wakil presiden.

        "Itu bisa terjadi karena keduanya kepepet, keduanya tidak bisa maju kalau mereka tidak bersatu. Akhirnya Prabowo mengalah, Megawati maju," katanya.

        Baca Juga: Sindiran Keras Danjen Kopassus soal Gatot Pakai Baret Merah

        Pernyataan Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo merupakan simbol perlawanan mendapat reaksi yang beragam. Aktivis Faizal Assegaf mengatakan pemikiran Refly Harun ugal-ugalan dan cenderung provokatif. Bahkan, ia menyebut manuver Refly seolah untuk menciptakan kebencian terhadap Presiden Jokowi.

        "Bung @ReflyHZ, makin sempurna berperilaku politik premanisme. Ngakunya pakar hukum, tapi cara berpikir ugal-ugalan, destruktif, dan provokatif. Manuver-manuver Anda didasari logika akal pendek, demi menunjukan kebencian pada presiden @jokowi. Sikap yang demikian sangat kerdil dalam berdemokrasi," kicau Faizal menggunakan akun @faizalassegaf.

        Baca Juga: Buruh Ancam Mogok Kerja, Poyuono: Otomatis, Gara-Gara PSBB Ala Anies Baswedan

        Sementara itu, Politisi Ferdinand Hutahaean memberikan sindiran menohok atas usulan duet Anies Baswedan dan Gatot.

        "Orang gagal bagaimana mau bisa dahsyat?" cetusnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: