Sering sekali kita menyebut mengalami insomnia ketika susah tidur. Namun, sebetulnya apa sih insomnia itu? Apakah tidak bisa tidur dalam semalam termasuk gangguan insomnia?
Kenapa banyak sekali orang bisa menyebut dirinya mengalami insomnia? Berikut adalah beberapa penjelasan tentang insomnia, yuk pahami!
Apa Itu Insomnia?
Insomnia adalah kondisi Anda merasa sulit sekali untuk tidur. Kondisinya bisa dalam jangka pendek (akut) atau bisa juga berlangsung lama (kronis). Bahkan, ada juga yang mengalami kondisinya terjadi secara datang dan pergi.
Baca Juga: Disiplin Protokol Kesehatan Karyawan atau Pekerja | Infografis
Baca Juga: Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Kerja | Infografis
Insomnia akut bisa berlangsung dari 1 malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia yang bersifat kronis, dapat terjadi minimal 3 malam dalam seminggu, dan berlangsung selama 3 bulan atau lebih.
Jenis-Jenis Insomnia
Ada dua jenis insomnia, yaitu : primer dan sekunder.
1. Insomnia primer: Masalah tidur yang sama sekali tidak terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan apapun.
2. Insomnia sekunder : Masalah sulit tidur, yang disebabkan oleh suatu kondisi kesehatan, contohnya seperti asma, depresi, artritis, kanker, atau mulas. Insomnia ini bisa juga karena pengaruh dari rasa sakit, pengobatan atau penggunaan zat (seperti alkohol).
Baca Juga: Mitos dan Fakta Soal Vaksin, Catat dan Pahami Yuk!
Baca Juga: Dear Orang Tua, Ajarkan Anak Pakai Masker seperti Memakai Sandal
Penyebab Insomnia
Penyebab insomnia primer:
Stres terkait peristiwa besar dalam hidup, seperti kehilangan atau perubahan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, perceraian, atau hal-hal di sekitar Anda, seperti kebisingan, cahaya, atau suhu. Insomnia bisa juga disebabkan perubahan jadwal tidur Anda seperti jet lag, shift baru di tempat kerja, atau kebiasaan buruk yang Anda dapatkan saat mengalami masalah tidur lainnya.
Penyebab insomnia sekunder:
Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, efek obat, alergi, depresi, tekanan darah tinggi, asma, serta nyeri atau ketidaknyamanan di malam hari. Bisa juga karena penggunaan kafein, tembakau, atau alkohol.
Faktor Risiko Insomnia
Insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria, dan juga lebih sering terjadi pada orang tua. Orang Afrika-Amerika muda dan paruh baya juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami insomnia.
Faktor risiko lainnya, termasuk:
1. Penyakit jangka panjang
2. Masalah kesehatan mental
3. Bekerja shift malam atau shift yang berputar
Gejala Insomnia
1. Kantuk di siang hari
2. Kelelahan
3. Grumpiness
4. Masalah dengan konsentrasi atau memori
Diagnosis Insomnia
Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan secara fisik terlebih dahulu, lalu akan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan riwayat tidur Anda. Bahkan, mereka mungkin akan meminta Anda untuk membuat catatan harian tentang tidur selama satu atau dua minggu, mencatat pola tidur Anda dan perasaan Anda sepanjang hari.
Dokter juga mungkin akan berbicara dengan pasangan tidur Anda. Dokter akan menanyakan kepada pasangan tentang seberapa banyak dan seberapa baik waktu untuk Anda tidur. Selain itu, Anda mungkin juga menjalani beberapa tes.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: