Ekspor produk plastik Indonesia, pada periode Januari–Agustus 2020 mencapai US$1,62 miliar (sekira Rp23,77 triliun). Angka ini naik 0,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,61 miliar (sekitar Rp23,63 triliun).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Kasan mengatakan neraca perdagangan Indonesia ke manca negara pada Januari-Agustus 2020 yang mengalami surplus sebesar US$11,08 miliar (Rp162,62 triliun). Hal ini tercatat lebih besar dari periode yang sama tahun 2019 yang mengalami defisit sebesar US$2,06 miliar (Rp30,23 triliun).
"Capaian kinerja perdagangan ini cukup menggembirakan di tengah pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia," kata Kasan kepada wartawan di Bandung, Sabtu (10/10/2020)
Baca Juga: Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura Resmikan Sekolah Ekspor @Papua
"Di sisi lain kita juga sedang mengalami situasi yang kurang kondusif karena adanya demonstrasi di beberapa kota yang mengangkat isu Omnibus Law sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan episentrum baru," tambahnya.
Meski demikian, Kemendag mengapresiasi langkah yang dilakukan PT Polindo Utama di Deli Serdang yang akan mengekspor dua kontainer perdananya dari total delapan kontainer produk daur ulang biji plastik atau Polyethylen Terephtalete (PET) ke Taiwan sebanyak 44 ton.
"Enam kontainer sisanya akan dikirimkan secara bertahap pada bulan selanjutnya juga ke Taiwan," ujarnya.
PET merupakan resin polymer plastik thermoplast dari kelompok polyester yang diproduksi industri kimia dan digunakan dalam serat sintesis, botol minuman dan wadah makanan.
Kasan menjelaskan produk yang diproduksi dari PT Polindo Utama adalah daur ulang PET yang merupakan sektor produk yang tetap bertahan dan masih dapat terus ditingkatkan ekspornya pada masa pandemi ini karena hampir semua lini kehidupan membutuhkan plastik sebagai kemasan (packagingO serta bahan baku industri untuk memproduksi benang filament, plastik kemasan, serta bahan baku tekstil.
"Saya yakin, melalui pengembangan riset dan inovasi, PT Polindo Utama akan mampu terus melakukan terobosan inovasi di masa pandemi ini untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah dari limbah plastik yang sudah tidak dapat digunakan lagi," ungkapnya.
"Saya juga optimis, bersama dengan Kemendag, perusahaan akan terus berkembang nilai dan volume ekspornya bukan saja ke negara-negara Jerman, Turki, Italia, Inggris, Spanyol, Australia, Amerika Serikat, RRT, Taiwan, dan Korea. Sehingga pada Desember 2020, nilai ekspornya diharapkan dapat mencapai sekitar Rp308 miliar," jelasnya.
Sejalan itu, pemerintah juga tidak akan tinggal diam. Kemendag akan berada di garda depan untuk memfasilitasi pelaku bisnis dalam meningkatkan perdagangan dalam negeri dan penguatan ekspor non-migas.
Delapan strategi langkah konkret Kemendag guna mendukung pelaku bisnis dalam meningkatkan ekspor, antara meliputi fokus pada produk ekspor dan negara tujuan ekspor seperti produk PET ke Eropa dan Taiwan, relaksasi kebijakan ekspor-impor yang berorientasi ekspor.
Selanjutnya, kemudahan pelayanan SKA barang ekspor termasuk peningkatan fasilitasi perdagangan dalam memproses perizinan ekspor-impor serta percepatan layanan ekspor-impor dan pengawasan perdagangan melalui National Logistic Ecosystem.
Selain itu, pelatihan bagi calon eksportir baru, khususnya UKM, melalui program Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag. Lalu, optimalisasi regulasi dan implementasi e-commerce, juga peningkatan penyediaan trade financing melalui program National Interest Account bekerja sama dengan LPEI bagi eksportir UKM yang terdampak Covid-19.
Berikutnya, peningkatan akses pasar melalui penguatan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor, business matching dan pameran dagang internasional seperti TEI, baik secara offline maupun virtual, dan penyelesaian perjanjian perdagangan internasional dan penguatan perwakilan perdagangan di luar negeri.
"Serta peningkatan daya saing dan pengembangan produk ekspor melalui penguatan dan optimalisasi dan implementasi program-program unggulan untuk ekspor melalui Indonesia Design Development Center (IDDC)," imbuhnya.
Dia berharap pelepasan ekspor dua kontainer produk daur ulang PET ke Taiwan ini, dapat memotivasi para pelaku bisnis, bukan hanya di Sumatera Utara, tetapi seluruh Indonesia walaupun dilakukan secara hybrid antara Deli Serdang, Jakarta dan Bandung.
"Semoga kita dapat terus meningkatkan sinergi yang baik untuk melewati masa sulit pandemi ini dan meningkatkan ekspor non-migas sekaligus memperbaiki dan menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: