Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengan Tegas, Iwan Jawab Megawati: Milenial Belum Pernah Jual Aset Negara, Ambil Alih...

        Dengan Tegas, Iwan Jawab Megawati: Milenial Belum Pernah Jual Aset Negara, Ambil Alih... Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule memberikan sindiran pedas kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

        Hal tersebut dikatakan terkait pernyataan yang menyindir aksi demonstrasi para pemuda dan kaum milenial belakangan ini. Baca Juga: Ternyata Oh Ternyata, Megawati Soekarnoputri Pernah Tanya Raja Arab Saudi Soal....

        “Memang apa sumbangsih anak-anak milenial untuk bangsa?” cuitannya, dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Jumat (30/10/2020). Baca Juga: Megawati Soekarnoputri: Masya Allah... Lucu Banget Sih Indonesia Sekarang!

        Menurut dia, apa yang sudah dilakukan Megawati jelas tidak bisa dibandingkan dengan aksi kaum milenial.

        “Kalau dibanding dengan ibu, tentu anak-anak milenial bukan bandingan ibu,” katanya.

        Lebih lanjut, ia juga melintarkan bahwa kebijakan yang dilakukan saat Megawati menjadi Presiden. “Anak-anak milenial belum pernah jual aset negara. Anak-anak milenial belum pernah ampuni koruptor. Anak-anak milenial belum pernah ambil alih presiden,” sindirnya.

        Sementara itu, seperti dilansri dari RMOL, Iwan mengingatkan Megawati soal peristiwa kerusuhan Kudatuli pada 27 Juli 1996 silam.

        Saat itu, juga terjadi perusakan dan pembakaran oleh para demonstran yang menurutnya lebih parah ketimbangpembakaran Halte Bus TransJakarta.

        Ketika itu, beragam kelompok dan organ, baik mahasiswa, pemuda, dan masyarakat silih berganti berorasi di mimbar demokrasi di kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) di Jalan Diponegoro.

        Suara mereka sama, yaitu mengutuk pembunuhan terhadap demokrasi.

        Semua itu dilakukan akibat dari kebuntuan komunikasi penguasa dan rakyat, juga karena kekerasaan dan kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyat.

        “Mimbar demokrasi di kantor PDI siang malam tanpa henti dan tanpa menghiraukan aturan penguasa dan larangan penguasa,” tuturnya.

        Adapun pesan yang hendak disampaikan adalah Megawati sebagai ketua umum partai penguasa, yang dulu pernah dibantu rakyat saat dibungkam, harus sadar diri.

        Jangan langsung menyalahkan rakyat jika dalam demonstrasi ada akibat-akibat yang kurang baik. Yang harus dibenahi, sambung Iwan Sumule, adalah perilaku dan tindakan penguasa dalam membuat kebijakan dan memperlakukan rakyatnya.

        “Jangan pula menghinakan aksi demonstrasi. Ingat, akibat dari aksi rakyat di peristiwa Kudatuli ada orang yang dulu dibungkam bisa jadi presiden,” tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: