Pertarungan Baru Huawei untuk Saingi Android Makin Panas, Hati-Hati Ya Google
Menjadi produsen ponsel pintar nomor dua dunia, Huawei kini memiliki 600 juta pengguna dalam ekosistemnya. Tak cuma itu, inovasi Huawei di sektor ponsel pintar pun dapat menjadi pesaing kuat bagi Android.
Belum lagi, mengutip analis di laporan Financial Times, Senin (2/11/2020) dampak sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei tahun ini berpotensi berkurang secara keseluruhan.
"Unit bisnis ponsel pintar perusahaan memiliki kesempatan untuk pulih," ujar analis itu.
Baca Juga: Pemasok Bisa Kirim Teknologi Lagi ke Huawei, dengan Syarat ....
Baca Juga: Trump Bakal Jadi Presiden AS Pertama yang Tak Sumbang Kekayaannya untuk Kampanye
Dengan demikian, Berkurangnya ancaman sanksi AS ke Huawei membuat Google berada di posisi tak menguntungkan. Nah, hal itu nantinya akan memengaruhi ekosistem Android secara global.
Namun, ada sejumlah faktor penting pula dalam persaingan antara dua perusahaan teknologi tersebut. Melansir Forbes, "pemilihan umum pekan ini akan menjadi faktor kritis (untuk Huawei, khususnya)."
Jika Trump menang, Huawei tampaknya mesti 'beristirahat' lebih dulu; potensi menjual unit bisnis Honor pun meningkat. Akan tetapi, jika Biden yang menang, tekanan AS pada Huawei semakin berpotensi berubah.
Analis Pasar Canalys mengatakan, "jika posisi pemerintahan AS tidak berubah (tetap Trump), Huawei bakal berusaha memicu strategi bisnisnya untuk fokus membangun sistem operasi Harmony dan ekosistem perangkat lunak. Sebab, pemerintah China begitu ingin mengembangkan solusi lokal untuk platform global."
Apalagi, mayoritas perusahaan teknologi AS berupaya keras melobi pemerintah agar tetap bisa berbisnis dengan Huawei. Di sisi lain, Huawei juga tengah mencari solusi lokal demi mengatasi pembatasan chipset agar bebas dari ketergantungan terhadap teknologi AS.
"Dunia menantikan sistem (operasional) terbuka baru," ujar Ketua Huawei, Guo Ping beberapa pekan lalu. Ia melanjutkan, "Karena Huawei membantu Android sukses, mengapa tidak membuat sistem kita sendiri berhasil? ... Huawei akan dapat bertahan dan memimpin bahkan di lingkungan yang kompetitif."
Tidak lupa, walau AS memberi sanksi pembatasan ekspor teknologi, Huawei tetap mengukuhkan diri sebagai produsen pengirim ponsel pintar terbanyak dunia. Forbes menyebut, Huawei bahkan merebut posisi teratas pada awal 2020 berkat pemulihan pasar di China.
Di sisi lain, Huawei kini juga mesti menghadapi persaingan di pasar domestik karena pertumbuhan para pesaing--setelah perusahaan berbasis di Shenzhen itu masuk ke dalam Daftar Hitam AS. Pada kuartal terbaru, mengutip Forbes, pengiriman Huawei menurun sekitar 18% (YoY).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: