Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KAMI Sangat Diperhitungkan, Refly Harun: Gatot Nurmantyo Harus Dijinakkan

        KAMI Sangat Diperhitungkan, Refly Harun: Gatot Nurmantyo Harus Dijinakkan Kredit Foto: Dok. we
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Bintang Mahaputera kepada mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terus diperbincangkan. Kalangan "oposisi" langsung mencium aroma tangan kekuasaan untuk menjinakkan salah satu tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.

        Tendensi tersebut juga dirasakan Refly Harun yang berpendapat bahwa kekuasaan punya alasan kuat untuk menekuk Gatot. Dalam video berjudul Gatot Nurmantyo di Persimpangan di saluran youtube-nya, Guru Besar Hukum Tata Negara ini berpendapat bahwa Gatot memang perlu dijinakkan. Menurut Refly, salah satu alasannya adalah kehadiran KAMI yang ternyata sangat diperhitungkan.

        Baca Juga: Bakal Terima Bintang Mahaputra, Gatot Nurmantyo: TNI Kumpulan Orang-Orang Gila

        Bagi dia, cukup sederhana untuk menilai apakah KAMI memang diperhitungkan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya penghadangan dan penolakan terhadap kegiatan KAMI di berbagai daerah.

        "Sebuah organisasi ketika melakukan kegiatan-kegiatan sering dihadang, maka organisasi tersebut sangat diperhitungkan. Apalagi, sekarang konteksnya tidak ada pemilu misalnya. Itu terbukti pada kegiatan KAMI termasuk yang dihadiri Gatot Nurmantyo sendiri," ujar Refly.

        Saking diperhitungkannya, tiga tokoh KAMI lainnya itu: Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana ditangkap. "Bahkan, Ahmad Yani juga hendak ditangkap karena diduga entah apa, melakukan perbuatan pidana menyebarkan kebohongan, kebencian mungkin dan sebagainya, melanggar UU ITE yang sangat bermasalah," ujar Refly.

        Di saat proses hukum masih berlangsung, tiba-tiba pemerintah ingin memberikan anugerah Bintang Mahaputera kepada Gatot. Bagi Refly, hal ini merupakan upaya untuk menghancurkan soliditas KAMI. "Kalau pakai nalar Mahfud MD, itu memang haknya. Tapi nuansa menjinakkan itu tetap ada, paling tidak bisa separuh sukses," kata dia.

        Refly lalu mencontohkan Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang masih bersuara keras setelah mendapatkan bintang jasa yang sama. Pernyataan banyak orang, apakah Gatot masih akan bersuara lantang?

        "Apakah Gatot Nurmantyo akan jinak setelah mendapatkan Bintang Mahaputera? Ini sesuatu yang harus diberi under line," tutur Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: