Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Lahir, Tumbuh, dan Besarnya Generali Berkat Orang-orang Penting Italia

        Kisah Perusahaan Raksasa: Lahir, Tumbuh, dan Besarnya Generali Berkat Orang-orang Penting Italia Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Assicurazioni Generali atau singkatnya Generali Group merupakan perusahaan asuransi yang bermarkas di Italia. Ia menyandang gelar salah satu perusahaan asuransi terbesar di Italia dan terbesar kelima di Eropa. 

        Menjadi salah satu perusahaan tertua dunia telah mendorong Generali melebarkan sayap bisnisnya di lebih dari 40 negara dunia. Cakupan terluasnya berada di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Sementara yang lainnya berada di Eropa Timur, Afrika, Timur Tengah dan kawasan Asia Pasifik. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Keperkasaan China Mobile di Dunia Tak Luntur Meski Dikendalikan Negara

        Meskipun bukan menjadi asuransi nomor satu dunia, Generali memiliki posisi yang cukup nyaman dengan duduk di peringkat 66 besar. Catatan ini merujuk pada daftar perusahaan raksasa dunia versih Global 500 Fortune. 

        Untuk melihat seberapa kokoh Generali, perlu kiranya kita menelisik kekuatan finansialnya. Dalam laporan Fortune tahun 2019, Generali mampu membukukan pendapatan 88,15 miliar dolar AS per tahun dengan keuntungan bersihnya sebesar 2,72 miliar dolar. Di tahun ini, asetnya pun menyentuh angka 589,59 miliar dolar. 

        Tahun 2019 rupanya menjadi tahun yang cukup pahit buat Generali. Pasalnya pada 2018, raksasa asuransi ini duduk nyaman di peringkat 59 dunia, dengan pendapatan total 100,55 miliar dolar.

        Kondisi mulai membaik di 2020. Usai penurunan tajam di tahun sebelumnya, pada tahun ini terjadi peningkatan signifikan pada pendapatan tahunan Generali sebanyak 20,1 persen menjadi 105,92 miliar dolar. Sejalan dengan itu, perusahaan mencatatkan laba bersih yang naik 9,7 perse menjadi 2,98 miliar dolar. 

        Pada akhirnya, jika melihat total aset dan nilai ekuitas perusahaan ini masing-masing di angka 577,55 miliar dolar dan 31,83 miliar dolar. 

        Meskipun bukan salah satu pebisnis asuransi utama dunia, nama Generali tidak bisa diabaikan. Sebab itulah, pada kesempatan Rabu (11/11/2020) ini, Warta Ekonomi sajikan perjalanan ringkas Generali dari awal hingga menjadi salah satu perusahaan raksasa dunia dalam artikel sebagai be

        Jika merujuk pada sejarahnya, sejak 1831 Generali telah berdiri. Adalah Giuseppe Lazzano Morpurgo, seorang pengusaha dari keluarga terkemuka di Gorizia yang sukses mengumpulkan sejumlah pemodal di Italia untuk mendirikan Ausilio Generale di Sicurezza (nama awalnya). Niat awal mereka adalah mendirikan perusahaan dengan kapitalisasi yang cukup untuk memperluas wilayah geografis yang dicapai. 

        Perusahaan itu memiliki pesaing utama bernama Adriatico Banco d'Assicurazione. Ia didirikan dari komunitas bisnis multietnis Trieste yang mencakup Austria, Slavia, Italia, Jerman, dan Yunani. 

        Sayangnya terjadi konflik di antara para mitra yang menyebabkan pembubaran Ausilio Generale. Di antara mitra yang tersisa itu kemudian membentuk Assicurazioni Generali Austro-Italiche, dengan modal awal 2 juta florin, digabgi menjadi 2.000 bagian dari 1.000 florin masing-masing. 

        Jajaran direksi dari Generali dikenal sebagai para pembesar di Italia. Di antaranya seorang pengusaha bernama Marco Parente, Vidal Benjamin Cusin, Giovanni Cristoforo Ritter de Zahony, Michele Vucetich, Alessio Paris, dan Giambattista Rosmini. 

        Nama "Generali" diambil dengan alasan ingin menggambarkan bisnisnya sebagai perusahaan tak terbatas. 

        Melaju ke depan pada 1914 atau menjelang Perang Dunia I, Generali menikmati posisi yang sangat kuat. Asetnya telah berjumlah 12,6 juta crown (13,32 juta lira).

        Sayangnya perang besar di dataran Eropa membawa kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai perusahaan besar dan paling aktif pada masanya, Generali menderita karena tekanan politik, lebih besar dari kerugian finansial. 

        Karena Generali memiliki dua kantor utama yang terletak di kota berbeda, hal ini membawa kegalauan tersendiri buat perusahaan. Markas besar di Venesia berusaha keras untuk dianggap sebagai milik orang Italia, sedangkan kantor di Trieste menegaskan kembali kesetiaannya pada Hapsburg. Sementara di pihak lain, Prancis dan Inggris menganggap Generali sebagai bagian dari kerajaaan Austro-Hoangaria. 

        Selama periode perang ini, Generali memperkirakan bahwa asetnya telah turun 17 persen dimulai sejak perang pecah. Selain karena perang, ini terjadi akibat penyesuaian terhadap devaluasi lira. Dua tahun pasca-perang, Generali kembali berada di jalan yang lurus. Ia menuju pemulihan yang mengesankan. 

        Bukan cuma perang yang menghambat Generali, tetapi juga krisis ekonomi di tahun 1929. Selepas tahun itu, modal generali naik dari 13 juta lira menjadi 60 juta lira hanya dalam sepuluh tahun. Sementara premi bruto dalam asuransi jiwanya naik dari 1 miliar lira menjadi 6 miliar lira. 

        Hingga rentang waktu tersebut, perusahaan memiliki 3.150 perwakilan di Italia dan 5.765 di luar negeri. Anak perusahannya pun telah berjumlah 30 unit dengan rincian 6 di Italia dan sisanya di luar negeri. 

        Selain dari asuransi, keuntungan besar Generali juga berasal dari kepemilikan aset properti. Real estat yang dipunya perusahaan ini telah bernilai 292 juta lira yang tersebar di 17 negara berbeda. 

        Pada dekade 1950-an, Generali semakin kuat untuk melangkah ke tanah Amerika Serikat. Di tahun-tahun awal 1950-an, Generali diisukan membeli perusahaan asuransi Buffalo. 

        Selain memperpanjang gurita bisnisnya di luar negeri, Generali masih fokus menguatkna usahanya di dalam negeri. Generali dan Banca Commerciale Italiana sepakat memperkuat obligasi antara keduanya. 

        Ketika ekonomi Italia melonjak, begitu pula lonjakan yang dialami Generali, perusahaan asuransi raksasa ini mencapai posisi pertama di antara perusahaan asuransi asing yang beroperasi di Austria dan Prancis. 

        Perluasan dan diversifikasi ke area yang sebelumnya tidak terdengar pun dilakukan dengan baik. Dekade ini juga ditandai dengan masuknya pemegang saham yang kuat ke dalam kelompok elite pemodal Trieste dan industrialis yang menduduki kursi di dewan eksekutif Generali. Hasilnya, pada 1956, Mediobanca, sebuah bank semiprivat terbesar di Italia mengakuisisi 3,5 persen saham milik Generali. 

        Pada era modern ini, pada dasarnya kepemimpinan dalam Generali sangat dinamis. Pergantian pucuk pimpinan kadang kala cepat berganti dan berganti. Dengan demikian kebijakan berbeda pun kerap kali dijalankan. 

        Melihat hal itu banyak pejabat Generali memiliki kiprah gemilang bersama perusahaan. Sementara di sisi lain ada juga sejumlah pimpinan yang hanya merasakan waktu singkat di tempatnya. 

        Pada 1966, kesepakatan kerja sama internasional antara Generali dan Aetna berhasil dicapai. Kesepakatannya antara lain kedua perusahaan memberikan layanan timbal balik kepada klien lainnya selama berada di luar negeri. 

        Pada tahun 1970-an Generali merasionalisasi kegiatan luar negerinya, dengan tujuan pada integrasi lokal yang lebih besar. Perusahaan seperti Generali Prancis, Generali Belgia dan, di Jerman Barat, Generali Lebensversicherung didirikan sebagai perusahaan domestik yang diatur oleh undang-undang setempat, dan sering kali diperkuat melalui merger dengan perusahaan lokal. Aktivitas reasuransi pun meningkat. Perusahaan Europ Assistance Service juga didirikan, memberikan bantuan wisata di pasar Eropa.

        Pada saat perayaan hari ulang tahun yang ke-150, Generali mendapat hadiah cukup manis. Total premi perusahaan mencapai 1,39 triliun lira, real properti senilai 581 miliar, dan investasi ekuitas mencapai 1,09 triliun. Ini menandai awal dekade yang signifikan bagi perusahaan.

        Prospek pasar Eropa yang bersatu pada tahun 1992 mendorong peningkatan merger dan akuisisi di pasar utama Eropa, karena perusahaan asuransi besar Eropa bersiap menghadapi persaingan yang ketat.

        Pada tahun 1988, perusahaan Italia mencoba mengakuisisi Compagnie du Midi, salah satu grup asuransi Prancis yang lebih besar. Tawaran ini akhirnya tidak berhasil, karena ancaman pengambilalihan mendorong Midi untuk mencari perlindungan dalam merger dengan pesaing terbesarnya di Prancis, Grup Axa. 

        Petualangan yang dipublikasikan secara luas ini berakhir dengan pertarungan ruang rapat antara dua manajer Prancis. Presiden Midi Bernard Pagezy diusir oleh mitranya yang lebih muda Claude Bébear, sementara Generali memenangkan tidak lebih dari kemitraan bersama dengan Axa-Midi, sesuai dengan peraturan Prancis tentang investasi asing.

        Selama periode ini, pemegang saham besar yang menguasai hampir 23 persen saham Generali terbukti berpengaruh dalam menentukan strategi perusahaan. Mediobanca memimpin daftar ini, menguasai 5,6 persen. 4,8 persen lainnya dipegang oleh kelompok investasi Euralux yang anggotanya termasuk keluarga Agnelli yang kuat di Italia. Banca d'Italia memiliki porsi saham yang serupa.

        Upaya Generali menjajaki bisnis di AS baru terkabul pada 1990. Masuknya perusahaan ke negeri Paman Sam ditandai dengan dibelinya Bisiness Men's Assurance Company of America oleh Generali. Harga yang disepakati keduanya berada di angka 285 juta dolar AS atau kurang dari 360 miliar lira. 

        Pencapaian penting lainnya adalah hubungan Generali dengan Taisho Marine and Fire Insurance Company (sekarang Mitsui Marine and Fire Insurance Company), perusahaan asuransi terbesar ketiga di Jepang. Generali dapat membuka kantor penghubung dan agen umum melalui Taisho Marine and Fire di Tokyo, dan Taisho dapat beroperasi di Italia melalui kantor anak perusahaan Generali la Navale.

        Asia adalah salah satu area yang ditargetkan untuk pertumbuhan karena Generali memperluas kehadirannya di sana dengan membuka agen-agen di Hong Kong dan Singapura. 

        Yang lainnya adalah Amerika Utara di mana Generali dan Continental Corporation yang berbasis di New York menandatangani perjanjian pada tahun 1991 yang berisi Continental akan melayani dan menanggung bagian Amerika Utara dari kebijakan multinasional yang mencakup properti komersial dan pribadi serta risiko kecelakaan.

        Kembali ke Eropa, Generali mengalami masa sulit di awal 1990-an. Operasinya di Inggris secara konsisten tidak menguntungkan karena kerugian underwriting yang besar. Rasio kerugian underwriting yang sudah buruk terhadap pendapatan premi 113 persen pada tahun 1991 meningkat menjadi 117 persen pada tahun 1992.

        Operasi Generali di Prancis membukukan kerugian keseluruhan pada tahun 1992 terutama karena kerugian besar bagi perusahaan asuransi non-jiwa di sana. Masalahnya sebagian merupakan masalah siklus karena pasar penjaminan emisi non-jiwa di kedua negara mengalami penurunan secara umum. 

        Beberapa analis menyematkan setidaknya sebagian dari ini adalah kesalahan manajemen. Secara keseluruhan, Generali mampu mempertahankan tingkat keuntungan yang stabil selama periode ini karena operasi rumahnya diuntungkan dari tindakan keras pemerintah terhadap kejahatan dan dari peningkatan manajemen risiko oleh penjamin emisi perusahaan.

        Di tempat lain di Eropa, operasi Generali yang cukup kecil di Swiss ditingkatkan secara signifikan dengan akuisisi 56 persen hak suara perusahaan asuransi Swiss Fortuna Holding dari TA Media pada 1994. Akibatnya, pendapatan premi Generali di Swiss meningkat 379,1 persen pada tahun 1994 dibandingkan hasil 1993 dan hampir enam persen dari total pendapatan premi Generali pada tahun 1994 berasal dari pasar Swiss.

        Sejak percobaan pengambilalihan, Generali telah memegang 16,9 persen saham tidak langsung di Axa tetapi tidak dapat menjalankan pengaruh apa pun dalam proses pengambilan keputusan perusahaan. Generali ingin bekerja sama dengan Axa di pasar luar negeri, khususnya di Asia, tetapi secara konsisten diabaikan. 

        Setelah Generali mengancam akan menjual sahamnya kecuali Axa bekerja sama dengannya, pada awal tahun 1996 Axa akhirnya memberi Generali suara yang lebih besar yang diinginkannya dengan menyelaraskan kembali hubungan antara kedua perusahaan. Alhasil, Generali memperoleh 11 persen saham langsung di Axa, dengan hak suara setara 15,6 persen.

        Terlepas dari kesulitannya di Eropa, Generali menikmati pertumbuhan yang stabil di awal 1990-an. Premi bruto yang tertulis meningkat 15,5 persen pada tahun 1994 menjadi 17,63 miliar dolar AS dan laba meningkat dari 374,4 juta dolar pada tahun 1993 menjadi 393,2 juta dolar pada tahun 1994. 

        Selama tahun-tahun yang tidak pasti ini perusahaan telah mempertahankan posisi nomor lima di pasar asuransi Eropa. Ketika persaingan mulai meningkat dalam mengantisipasi deregulasi pasar keuangan Eropa, tradisi panjang sukses Generali di luar pasar dalam negerinya menjadi pertanda baik untuk masa depannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: