PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,8 triliun pada kuartal III-2020. Catatan itu naik 29% dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Untuk marjin laba kotor konsolidasi perseroan selama sembilan bulan tahun ini tercatat sebesar 41% dibanding perolehan tahun sebelumnya. KIJA juga membukukan rugi bersih sebesar Rp171,1 miliar hingga kuartal III-2020 atau dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp63,5 miliar untuk periode yang sama 2019.
"Alasan utama penurunan ini adalah dampak pergerakan selisih kurs di mana pada kuartal ketiga 2020 perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp102,4 miliar pada periode yang sama tahun 2019," tulis siaran pers perseroan yang dikutip, Kamis (12/11/2020).
Baca Juga: Laba Perusahaan Konglomerat Pemilik Mal Anjlok Berjemaah, Yang Rugi Bandar Juga Ada!
Sementara itu, peningkatan penjualan didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari Kendal. Pendapatan dari pilar bisnis Land Development and Property naik 127% menjadi Rp997,5 miliar selama sembilan bulan 2020, dari sebelumnya Rp438,5 miliar pada 2019.
Peningkatan pendapatan ini sebagian besar berasal dari kinerja yang kuat di Kendal, di mana penjualan lahan industri di Kendal melonjak menjadi Rp630,4 miliar selama sembilan bulan tahun 2020 dibandingkan Rp7,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Pilar Infrastruktur menurun 16% menjadi Rp767,3 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan Dry Port dan Bekasi Power, masing-masing sebesar 31% dan 18%.
Selama tiga kuartal di 2020 terjadi penurunan volume kontainer yang ditangani Dry Port akibat pandemi Covid-19 dan berkurangnya keseluruhan kegiatan ekonomi, terutama ekspor impor serta pemberlakuan status Reserve Shutdown yang lebih lama kepada Bekasi Power oleh PLN jika dibandingkan dengan sembilan bulan tahun 2019.
Di sisi lain, pendapatan dari jasa dan pemeliharaan meningkat 6% year on year secara gabungan dibandingkan tahun lalu. Pilar Leisure and Hospitality mencatat sedikit peningkatan pendapatan menjadi Rp64,2 miliar selama tiga kuartal di 2020 dibandingkan dengan Rp62,5 miliar selama periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Berubah 180 Derajat! Pemilik Pizza Hut Gigit Jari, Dari Untung Jadi Buntung!
Sisi positifnya, pendapatan vila dan pariwisata justru mengalami pertumbuhan sebesar 72% year on year dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan tumbuh 36% dari Rp6,9 miliar pada kuartal kedua 2020 menjadi Rp9,4 miliar pada kuartal ketiga 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: