Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Hukum Putri Miliarder China: Petugas Imigrasi Bocorkan Data Pribadi ke Sersan Polisi? Kacau!

        Kasus Hukum Putri Miliarder China: Petugas Imigrasi Bocorkan Data Pribadi ke Sersan Polisi? Kacau! Kredit Foto: REUTERS/Jennifer Gauthier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sidang kasus putri miliarder teknologi China sekaligus Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou masih akan berlangsung hingga Jumat (27/11/2020) guna mengumpulkan kesaksian dari para pihak yang terlibat.

        Yang terbaru, Pengadilan Kanada baru saja menerima kesaksian dari Staf Constable Kepolisian Kanada (RCMP), Gurvinder Dhaliwal mengaku tidak pernah meminta agen perbatasan menggeledah kata sandi perangkat milik Meng.

        "Saya sama sekali tidak meminta kata sandi," ujar Dhaliwal, berdasarkan informasi yang Warta Ekonomi kutip dari Reuters, Selasa (24/11/2020).

        Baca Juga: Bill Gates Karantina di Mansion Bernilai Ratusan Miliar, Ini Deretan Fasilitas Mewahnya!!

        Baca Juga: Waduh, Ada Dugaan Cacat Hukum dalam Penangkapan Putri Miliarder China Ini, Yang Benar?

        Ia menambahkan, ia hanya bertugas mengamankan perangkat Meng setelah pemeriksaan Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) selesai. 

        Lebih lanjut, ia mengklaim mengambil perangkat bersamaan dengan selembar kertas berisi kata sandi dari agen perbatasan. "Saya bahkan tidak memikirkannya, hanya meletakkannya dengan perangkat (telepon Meng)," cerita Dhaliwal.

        Agen CBSA tak memberi tahu cerita di balik pengumpulan kata sandi itu. Yang jelas, sebelumnya, Pengawas CBSA, Sowmith Katragadda bersaksi kalau ia meminta kata sandi perangkat Meng.

        Menurut kesaksian Katragadda, "ia (Meng) memberinya secara sukarela."

        Kembali ke kesaksian Dhaliwal, beberapa hari setelah penangkapan, ia menerima pos-el (email) dari Sersan Staf RCMP, Ben Chang. Menurut Dhaliwal, Chang meminta informasi seputar telepon dan laptop Meng, seperti produsen, model, nomor seri, dan foto perangkat.

        Di sisi lain, Chang menolak memberi kesaksian di pengadilan.

        Asal tahu saja, Pengacara Huawei sedang mencari bukti untuk menunjukkan adanya pelanggaran hak Meng saat penangkapan terjadi di Bandara Vancouver, Desember 2018. Dengan begitu, pihak kuasa hukum Huawei ingin menghentikan ekstradisi Meng ke Amerika Serikat (AS).

        Berdasarkan kesaksian dari CBSA dan RCMP sampai saat ini, CBSA mengakui telah membuat kesalahan karena tanpa sadar 'memberi' kode sandi (milik Meng) ke RCMP.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: