Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sambil Tahan Diri, Dubes Iran Anggap Pembunuh Mohsen Fakhrizadeh Orang-orang Pengecut

        Sambil Tahan Diri, Dubes Iran Anggap Pembunuh Mohsen Fakhrizadeh Orang-orang Pengecut Kredit Foto: Tasnim News
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta mengecam pembunuhan keji yang dilakukan terhadap Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran. Pembunuhan tersebut merupakan tindakan pengecut dan terorisme.

        "Kedutaan Besar Republik Islam Iran dengan mengutuk keras pembunuhan brutal dan langkah tak manusiawi ini," ujar dalam keterangan pers resmi secara tertulis, Kamis (3/12/2020).

        Baca Juga: Arab Saudi Baru Angkat Bicara Respons Kematian Ilmuwan Nuklir Iran

        Kemudian, menyerukan kepada komunitas internasional, negara-negara pecinta dan pembela hak asasi manusia serta media independen untuk mengutuk tindakan kriminal dan teroris ini serta mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku, para pendukung dan aktor intelektual di balik serangan teroris ini.

        Kedubes Republik Islam Iran menegaskan, Mohsen Fakhrizadeh adalah seorang pejabat resmi Republik Islam Iran dan tindakan pembunuhan keji terhadap dirinya merupakan langkah terorisme serta melanggar berbagai peraturan, konvensi dan kesepakatan internasional yang diakui oleh dunia.

        Pembunuhan ini dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain:

        - Menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional.

        - Merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional.

        - Menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil dan mempersulit penerapan perjanjian nuklir Iran (Joint Comprehensive Plan of Action - JCPOA).

        Kemudian, Mohsen Fakhrizadeh memiliki peran yang besar dalam berbagai proyek Iptek, sehingga Iran yang bertujuan damai, contoh terbaru kontribusi ilmiah Fakhrizadeh adalah pengembangan kit uji dan vaksin Covid-19 pertama di Iran, yang merupakan kontribusi besar bagi upaya nasional Iran dalam mengekang pandemi Covid-19 dan produksi vaksinnya pada saat negara kami berada di bawah tekanan sepihak dan sanksi ilegal yang tidak adil oleh Amerika Serikat, yang secara ketat mencegah dan menutup akses Iran terhadap barang-barang kemanusiaan termasuk obat-obatan dan peralatan medis.

        Selama beberapa tahun terakhir, beberapa ilmuwan Iran dan pahlawan nasional Iran telah menjadi sasaran dan dibunuh dalam berbagai serangan teroris. Bukti kuat memperlihatkan dengan jelas menunjukkan bahwa pusat-pusat tertentu asing berada di balik pembunuhan-pembunuhan tersebut.

        Pembunuhan baru-baru ini terhadap ilmuwan nuklir senior Iran juga memiliki ciri dan cara yang sama dengan tindakan pengecut lainnya yang pada biasanya dilakukan oleh Rezim Teroris Israel, yang telah membunuh sejumlah besar elit ilmiah di Iran dan di seluruh kawasan.

        Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh merupakan sebuah konspirasi jahat yang telah dirancang oleh Rezim Zionis Israel yang merupakan satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan untuk memicu kekacauan di wilayah Timur Tengah.

        Rezim ini sejak penandatanganan perjanjian nuklir (Joint Comprehensive Plan of Action - JCPOA) antara Iran dan negara-negara 5 + 1 (Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman) pada tahun 2015, terus menerus mencoba untuk membujuk Washington agar meninggalkan JCPOA dan mengembalikan sanksi paling parah sepanjang sejarah dan ilegal terhadap masyarakat Iran.

        Tindakan teror dan pembunuhan pengecut terhadap Fakhrizadeh juga merupakan pelanggaran nyata terhadap aturan internasional dan prinsip moral dan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Iran sebagai negara yang selama ini berada di garis terdepan dalam perang melawan terorisme demi membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.

        Untuk itu, Rakyat Iran berharap komunitas internasional dan negara-negara pembela hak asasi manusia untuk mengutuk terorisme negara dan membangun konsensus agar melawan ketegangan di kawasan. Iran menyerukan kepada dunia internasional, khususnya Uni Eropa, untuk meninggalkan standar ganda dan mengutuk tindakan terorisme yang berbasis negara ini.

        Tindakan teroris terhadap ilmuwan terkemuka Iran memperlihatkan keputusaan para musuh rakyat Iran yang berasal dari kelemahan, ketidakmampuan dan kekalahan mereka di kawasan dan di arena politik lainnya.

        Musuh-musuh bangsa Iran yang buta hati, terutama mereka yang merancang, melakukan dan mendukung tindakan kriminal ini, harus mengetahui bahwa tindakan jahat seperti itu tidak akan mempengaruhi tekad dan keinginan bangsa Iran untuk melanjutkan jalan mereka yang mulia menuju kemajuan dan kejayaan.

        Pembunuhan ilmuwan-ilmuwan terkemuka Iran seperti Mohsen Fakhrizadeh tidak akan melemahkan kemajuan Iran di berbagai ranah termasuk sains dan inovasi. Iran sangat menyayangkan bahwa media arus utama di Barat dengan cara yang menyesatkan, berusaha untuk menutupi tindakan teroris ini dengan menyoroti program nuklir Iran.

        Sementara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berulang kali telah mengonfirmasi bahwa Iran telah sepenuhnya mematuhi JCPOA dan langkah-langkah Iran dalam menanggapi penarikan sepihak AS dari JCPOA tidak berdampak pada pengawasan dan pemantauan serta verifikasi IAEA atas program nuklir damai Iran.

        Program nuklir damai Iran tetap tunduk pada kerangka inspeksi internasional yang "paling kuat" dalam sejarah IAEA.

        "Republik Islam Iran memperingatkan terhadap tindakan petualangan apa pun dan menekankan pada hak sah dan wajarnya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat serta mengamankan kepentingannya serta akan merespon pembunuhan ini pada waktu yang tepat," tutup keterangan pers tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: