Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Suhu Jadi Penyebab Batalnya Vaksinasi di Jerman, Kenapa?

        Suhu Jadi Penyebab Batalnya Vaksinasi di Jerman, Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Fabrizio Bensch
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Vaksinasi virus corona di Jerman menghadapi penundaan di beberapa kota pada Minggu (27/12/2020). Pelacak suhu menunjukkan bahwa sekitar 1.000 vaksin yang diproduksi BioNTech dan Pfizer mungkin tidak disimpan cukup dingin selama transit.

        "Saat membaca temperatur yang disertakan dalam kotak pendingin, timbul keraguan tentang kepatuhan terhadap persyaratan rantai dingin," kata juru bicara distrik Lichtenfels di utara negara bagian terbesar Jerman, Bavaria.

        Baca Juga: Vaksin Pfizer-BioNTech Asal Jerman dan Kunjungan Diplomat Jerman ke FPI

        Staf medis menemukan bahwa suhu dalam satu kotak pendingin pengangkut vaksin telah meningkat hingga 15 derajat Celcius. Suhu ini berada di atas maksimum 8 derajat Celcius yang ditetapkan oleh produsen.

        Coburg, Kronach, Kulmbach, Hof, Bayreuth dan Wunsiedel di utara Bavaria sedang menunggu untuk mendengar dari BioNTech tentang apakah vaksin tersebut masih dapat digunakan. BioNTech mengatakan telah menanggapi pertanyaan dari distrik tentang apakah suntikan masih dapat digunakan, tetapi menolak untuk menjelaskan apa yang diberitahukan kepada mereka. 

        Vaksin tersebut, yang menggunakan apa yang disebut teknologi mRNA, harus disimpan pada suhu sangat rendah sekitar minus 70 derajat Celcius sebelum dikirim ke pusat distribusi dalam kotak pendingin yang dirancang khusus berisi es kering. Setelah keluar dari penyimpanan suhu sangat rendah, vaksin harus disimpan pada 2 derajat Celcius hingga 8 derajat Celcius agar tetap efektif hingga lima hari.

        Kotak pendingin yang dirancang oleh Pfizer dilengkapi dengan pelacak GPS sehingga perusahaan dapat menangani masalah penyimpanan potensial dalam perjalanan.

        "Vaksinasi terhadap virus corona bukan tentang siapa yang paling cepat memvaksinasi atau siapa yang paling banyak memberikan dosis. Keselamatan dan pekerjaan yang cermat untuk kepentingan masyarakat memiliki prioritas tertinggi," kata Oliver Baer, administrator distrik di Hof.

        Uni Eropa meluncurkan kampanye vaksinasi Covid-19 massal pada Ahad. Para pensiunan dan petugas medis mengantre untuk mendapatkan suntikan pertama untuk mengatasi pandemi yang telah melumpuhkan ekonomi dan merenggut lebih dari 1,7 juta jiwa di seluruh dunia.

        Penundaan di Jerman menyoroti tantangan dalam meluncurkan vaksin. Sementara regulator meninjau persetujuan suntikan lain, termasuk yang dibuat oleh Moderna dan AstraZeneca, yang lebih mudah untuk diangkut dan disimpan.

        Peluncuran vaksin Pfizer di Amerika Serikat berjalan lambat sehingga membuat target pemerintah untuk 20 juta vaksinasi bulan ini diragukan. Hal ini karena rumah sakit telah menavigasi persiapan suntikan yang sebelumnya dibekukan untuk digunakan, menemukan staf untuk menjalankan klinik dan memastikan jarak sosial yang tepat.

        Di Jerman, masalah suhu serupa juga menunda dimulainya kampanye vaksinasi di distrik selatan Bavaria, Augsburg dan Dillingen, di mana staf akhirnya mendapat izin dari BioNTech untuk menggunakan suntikan.

        Kampanye vaksinasi Jerman secara resmi dimulai pada hari Ahad dengan penghuni panti jompo diinokulasi. Pemerintah federal berencana untuk mendistribusikan lebih dari 1,3 juta dosis kepada otoritas kesehatan lokal pada akhir tahun ini dan sekitar 700.000 per minggu mulai Januari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: