Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Covid-19 Kian Bertambah, Yuk Bentengi dengan Asuransi Kesehatan

        Kasus Covid-19 Kian Bertambah, Yuk Bentengi dengan Asuransi Kesehatan Kredit Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi COVID-19 membuat semua orang mengalami ketidakpastian akan kondisi kesehatannya karena dapat menyerang siapa saja dengan gejala yang berbeda-beda. Risikonya pun semakin mengkhawatirkan dimana berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 5 Januari 2021, jumlah kumulatif positif COVID-19 di Indonesia yang sudah mencapai 779.548 kasus dan 23.109 pasien meninggal dunia.

        Akan tetapi, tingginya risiko penyakit yang dapat menyebabkan kematian bukanlah satu-satunya kekhawatiran bagi banyak orang di tengah-tengah pandemi ini.

        Besarnya biaya pengobatan seperti perawatan intensif yang harus dijalani, kamar inap, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya yang membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi pun menjadi beban pikiran.

        Berdasarkan survei di sembilan provinsi di Indonesia, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menggambarkan bahwa rata-rata biaya perawatan seorang pasien COVID-19 bisa mencapai Rp 184 juta untuk waktu perawatan rata-rata 16 hari dan paling tinggi bisa mencapai Rp 446 juta. Kisaran biaya tersebut tentunya juga tergantung dari kondisi pasien, tingkat keseriusannya serta penanganan medis yang diperlukan.

        Baca Juga: Negara Lain Lockdown Akibat Covid-19, Jokowi: Kita Harus Kerja Keras Agar 3T dan 3M Berjalan

        Kendati demikian, perawatan pasien COVID-19 memang ditanggung oleh pemerintah melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Namun, bahaya dan ketidakpastian situasi selama pandemi ini, ditambah dengan dampaknya terhadap ekonomi, mengharuskan setiap orang untuk memiliki persiapan lebih guna melindungi dirinya sendiri maupun keluarganya, salah satunya adalah dengan memilki perlindungan asuransi.

        Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini pernah mengemukakan bahwa asuransi menjadi salah satu hal yang perlu dimiliki selama pandemi mengingat ekonomi yang berada dalam ketidakpastian.

        Namun, banyak orang beranggapan bahwa dirinya betul-betul aman dari penularan virus Corona selama tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit atau merasa dirinya jauh dari penyakit karena masih berusia muda.

        Memang benar, tidak ada satu orang pun yang ingin jatuh sakit. Akan tetapi, penyakit bisa datang kapan saja dan seringkali tanpa diduga-duga. Memiliki asuransi akan sangat meringankan biaya pengobatan, terlebih lagi di masa sensitif seperti sekarang ini.

        Belum lama ini, kabar seputar penularan COVID-19 pun menimpa seorang sosok pelari sekaligus Co-Founder Komunitas Pelari IndoRunners Yasha Chatab, yang setelah mengalami demam selama seminggu berturut-turut akhirnya dinyatakan positif pada September lalu. Awalnya, ia mencoba untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

        Namun, keesokan harinya kondisi tubuhnya semakin melemah dan saturasi oksigennya pun mulai menurun. Oleh sebab itu, ia segera dilarikan ke rumah sakit dan sesampainya di sana langsung dibantu bernafas menggunakan selang oksigen.

        “Semua terjadi dengan cepat. Bahkan saat itu saya belum sempat betul-betul memproses, kok saya bisa kena, ya? Padahal, saya sudah berusaha menjaga diri dengan melakukan olahraga di rumah sejak PSBB, selalu menggunakan masker dan menjaga higenitas, tidak memiliki riwayat penyakit penyerta, tidak melakukan kegiatan di keramaian atau kumpul-kumpul, dan mobilitas harian pun saya lakukan dengan menggunakan mobil pribadi,” ujarnya.

        Hal ini mengingatkan kita bahwa COVID-19 tidak pandang bulu. Bahkan pelari maupun olahragawan muda dengan kondisi fisik yang segar bugar dan selalu menjaga protokol kesehatan pun tidak luput dari risikonya.

        “Sebelum dirawat, saya perlu menjalankan serangkaian tes dan penanganan medis seperti rontgen, perawatan di UGD, mengonsumsi obat-obatan serta vitamin, dan seterusnya. Jadi, dari awal sudah ada biaya-biaya yang dikeluarkan,” tambahnya.

        “Kemudian saya dirawat inap selama 17 hari, dengan total biaya termasuk kamar, penanganan medis, obat-obatan dan sebagainya yang mencapai Rp 232 juta. Angka yang sangat mengejutkan!" ungkapnya.

        “Saya beruntung sekali memiliki agen asuransi dari Allianz yang cekatan dan sabar membantu saya, mulai dari mengisi dokumen administrasi, menjelaskan manfaat perlindungan asuransi yang saya punya, hingga mengurus klaim. Alhasil, seluruh biaya pengobatan saya dari awal hingga akhir ditanggung sepenuhnya oleh asuransi kesehatan Allianz yang saya miliki. Ini betul-betul membuktikan betapa besar manfaat perlindungan asuransi di kala pandemi. Boleh takut sama virusnya, tapi biaya pengobatannya juga sangat menakutkan, lho. Saat ini saya fokus pada kondisi fisik tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan karena semua biayanya ditanggung,” jelas Yasha.

        Menurut Sukarno, Head of Health Product Marketing, Allianz Life Indonesia, ada empat manfaat utama dari memiliki perlindungan asuransi di masa pandemi. Pertama, melindungi diri sendiri dan keluarga; kedua, menghindari masalah finansial akibat sakit; ketiga, mengurangi stres; dan keempat, membangun kedisiplinan dalam mengatur keuangan. 

        “Saat memilih perlindungan asuransi, sangatlah penting untuk terlebih dahulu mempertimbangkan apakah biaya yang harus dibayar secara berkala sesuai dengan pendapatan dan perhatikan cara pembayarannya. Selain itu, cermati apa saja manfaat yang diperoleh, pengobatan atau perawatan apa saja yang dijamin, serta bagaimana penggunaan dan cara klaimnya. Pastikan semuanya memudahkan kita sebagai Nasabah,” tutur Sukarno.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: