Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harun Yahya Jadi Buah Bibir Warganet: Banyak Penggemarnya di Indonesia

        Harun Yahya Jadi Buah Bibir Warganet: Banyak Penggemarnya di Indonesia Kredit Foto: Unsplash/MORAN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nama Harun Yahya menjadi tren Twitter Indonesia dan Google Indonesia, Selasa (12/1/2021) malam. Mengapa bisa begitu? Siapa sebenarnya Harun Yahya?

        Usut punya usut, Harun Yahya alias Adnan Oktar baru saja mendapat hukuman 1.075 tahun penjara--dari Pengadilan Turki--karena kasus kejahatan seksual.

        Warganet pun ramai-ramai membicarakan nama alias Adnan Oktar. Salah satu pengguna Twitter dengan inisial I berpendapat, "It took long enough to get Harun Yahya to go to jail."

        Baca Juga: WhatsApp Klarifikasi: Pesan Pribadi Anda Gak Kena Dampak Kebijakan Baru, Tapi ....

        Baca Juga: Asosiasi Trader tentang Aturan Privasi Baru WhatsApp: Hentikan atau Boikot!!

        Bersama 200 orang lain, Harun Yahya mendapat sanksi karena menjadi pemimpin sekte seks. Ia mengaku memiliki hampir 1.000 kekasih. Selain itu, kabarnya ia juga menipu dan mencoba menspionase militer dan politik.

        "Di hati saya, ada luapan cinta untuk perempuan. Cinta adalah kualitas manusia, itu juga kualitas seorang muslim," katanya.

        Menanggapi kabar itu, pengguna Twitter berinisial K mendoakan agar Harun Yahya membusuk di neraka. Sementara, pengguna dengan inisial A membahas kelompok pendukung atau penggemar Harun Yahya.

        A menulis, "Ia juga punya banyak fans di Indonesia. Sebenarnya, sosok seperti Harun Yahya ada di mana-mana saat ini, mendapat popularitas di kalangan muslim yang mencari spiritualitas instan."

        Sampai pukul 19.47 WIB, sudah ada 16,4 ribu cuitan tentang Harun Yahya, di Twitter Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: