Kisah Perusahaan Raksasa: Bisnis Johnson Bersaudara Sukses Kokohkan Nama Johnson & Johnson di Dunia
Johnson & Johnson (J&J) adalah perusahaan kesehatan multinasional Amerika Serikat yang mengembangkan perangkat medis, farmasi, dan barang kemasan konsumen. Konglomerat ini berkantor pusat di New Brunswick, New Jersey.
Merek Johnson & Johnson mencakup banyak nama termasuk produk rumah tangga obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama. Di antara produk konsumennya yang terkenal adalah lini perban Band-Aid Brand, obat Tylenol, produk Johnson's Baby, produk kulit dan kecantikan Neutrogena, pembersih wajah Clean & Clear, dan lensa kontak Acuvue. Cabang farmasi J&J adalah Janssen Pharmaceutica.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Tesco, Konglomerat Supermarket Inggris Raya Racikan Imigran Yahudi
Konglomerat kesehatan yang berusia 134 tahun ini meraih pertumbuhan penjualan 0,6 persen pada 2019. Ini terjadi berkat kinerja yang kuat dari bisnis farmasi, terurama obat-obatan imunologi --seperti vaksin-- dan onkologi.
Bisnis J&J juga mencakup pasar bedah robotik. Ini dilakukannya dalam upaya menghidupan kembali bisnis perangkat medisnya. Ia juga menjadi salah satu pelopor dalam pembuatan vaksin, terutama Covid-19.
Perusahaan berhasil mencatatkan namanya dalam Fortune Global 500 di peringkat ke-104 dunia. Dengan pertumbuhan seperti di atas, J&J& sukses membukukan pendapatan 82,05 miliar dolar AS. Sayangnya itu tidak sejalan dengan keuntungannya yang turun 1,2 persen menjadi 15,11 miliar dolar.
Seperti apa perjalanan J&J sebagai salah satu perusahaan raksasa dunia? Berikut ini artikel singkat tentang J&J yang akan diulas Warta Ekonomi pada Rabu (13/1/2021).
Permulaan kerajaan perawatan kesehatan J&J bisa ditelusuri kembali pada akhir 1800-an. Pada dekade ini, seorang advokat antiseptik Josehp Lister menemukan bahwa kuman di udara memicu infeksi di ruang operasi. Penemuan ini lantas mengganggu Robert Wood Johnson, seorang apoteker di New England.
Mendengar pernyataan itu, Robert lantas memutuskan bergabung dengan dua saudara laki-lakinya, James Wood Johnson dan Edward Mead Johnson untuk memproduksi perban bedah siap pakai (dressing) pada 1886 di New Brunswick, New Jersey.
Kakak beradik itu kemudian mendirikan perusahaan berdasar pada penelitian Joseph Lister mengenai kuman di udara yang bisa menyebabkan penyakit menular.
Ketiga saudara itu secara resmi mendirikan perusahaan pada 1887 sebagai Johnson & Johnson. Setahun kemudian, perusahaan menghasilkan dua produk penting; a) sebuah buku berjudul "Metode Modern Perawatan Luka Antiseptik, adalah buku panduan utama untuk merawat luka, dan; b) kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang siap pakai dengan balutan kain kasa. Uniknya perawatan pertama ciptaan J&J dengan cepat menjadi populer di kalangan pekerja industri dan konsumen umum.
Segera setelah itu, pada tahun 1894, J&J meluncurkan lini produk ibu hamil dan bayi. Hal itu dilakukan dengan merilis dua produk: bedak bayi yang masih dijual hingga saat ini, dan perlengkapan bersalin yang dirancang untuk menjadikan persalinan lebih antiseptik dan aman.
Setelah didirikan, J&J membangun reputasi untuk menciptakan versi produk perawatan kesehatan dan sanitasi umum yang ditingkatkan dan diproduksi secara massal. Di antara pencapaian lainnya, perusahaan memproduksi pembalut menstruasi pertama yang murah dan umum tersedia untuk wanita, benang gigi pertama yang diproduksi secara massal, dan beberapa minyak, bedak, dan sampo pertama untuk bayi dan bayi.
Yang terpenting juga, perusahaan menciptakan antiseptik, jahitan bedah murah dan plester steril untuk menutup luka pasca perawatan. Pada 1931, J&J mulai memasarkan Ortho-Gynol, kontrasepsi resep pertama di AS.
Berdasarkan kesuksesan lini produk aslinya, J&J juga mengembangkan merek dalam memproduksi kit dan manual pertolongan pertama pasar massal pertama. Pada 1921, kit ini mulai memasukkan produk mereka yang baru dirilis dengan nama Band-Aid.
Dengan bersama-sama, perkembangan ini membentuk merek perusahaan sebagai firma perawatan kesehatan tingkat konsumen dan penyedia bahan medis tingkat rumah sakit.
Selama tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an, J&J mengembangkan struktur perusahaan yang masih digunakannya sampai sekarang. Robert Wood Johnson II, selaku kepala eksekutif perusahaan, mengubah bentuk korporasi menjadi perusahaan keluarga yang terdesentralisasi di bawah nama Johnson & Johnson.
J&J menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek New York pada 1944. Langkah ini sebagai bentuk pembaruan perusahaan usai munculnya empat kredo perusahaan. Kredo itu merupakan empat tanggung jawab ssosial perusahaan meliputi fokus kepada pelanggan, karyawan, masyarakat dan lingkungan, dan yang terakhir unutk para pemegang saham.
Laju cepat J&J kian nampak usai 60 tahun pendiriannya. Di tahun 1959, perusahaan membeli dua korporasi riset farmasi, McNeil Laboratories dan Cilag Chemie AG. Dua tahun setelahnya, J&J mengakuisisi Jansenn Pharmaceutica NV.
Pada gilirannya, hasil pembelian dan akuisisi itu membentuk divisi farmasi perusahaan, yang pada akhirnya menjadi bagian penting dari struktur perusahaannya hingga dewasa ini.
Bukan cuma itu, J&J lalu menciptakan produk pereda nyeri non-aspirin dari McNeil Tylenol. Sesuai dengan lini bisnisnya yang lain, J&J secara khusus memasarkan obat pereda nyeri baru mereka yang dijual bebas ke dokter anak.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, J&J secara khusus berfokus pada pengembangan bisnis farmasi. Perusahaan mengembangkan perawatan untuk berbagai masalah, mulai dari pereda nyeri hingga gangguan mental dan perawatan penglihatan, pada saat yang sama terus mendorong produk perangkat medisnya mulai dari alat bedah hingga perban rumah.
Di tahun 1982, pasca-kejadian tewasnya tujuh orang akibat mengonsumsi pil Tylenol yang dicampur sianida dan atas rekomendasi Food and Drug Administration (FDA), J&J membantu merintis botol pil anti rusak. Upayanya dilakukan demi menghindari kecurigaan terlibatnya J&J dalam memproduksi obat. Hasil penyelidikan kemudian mengungkapkan bahwa pil --dengan bungkus yang lemah-- telah diracuni di dalam toko obat tempat mereka di jual, dan bukan di J&J.
Sejak 1980-an, J&J terus tumbuh di sebagian besar bidang penelitian dan pengembangan medis. Hanya beberapa dari penemuan perusahaan termasuk lensa kontak sekali pakai pertama, perawatan obat utama untuk depresi dan skizofrenia, perawatan obat untuk HIV/AIDS, dan stent koroner pertama.
Dalam beberapa bulan setelah keracunan sianida, J&J mendapatkan kembali bagiannya dari pasar pereda nyeri. Ia segera mendapatkan kembali lebih dari 90 persen pelanggan sebelumnya. Pada tahun 1989, penjualan Tylenol mencapai 500 juta dolar setiap tahun, dan pada tahun 1990 jalur tersebut diperluas ke pasar obat dingin yang sedang berkembang dengan beberapa produksi Tylenol Cold.
J&J mampu melawan kritik yang semakin meningkat atas kenaikan biaya perawatan kesehatan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia pada tahun 1990-an. Perusahaan mempelopori beberapa program progresif termasuk c are, cuti keluarga, dan "kesejahteraan perusahaan" yang mulai dikenal sebagai pengurang biaya perawatan kesehatan dan peningkat produktivitas. Praktik-praktik ini mendukung pernyataan perusahaan bahwa ia adalah bagian dari solusi untuk krisis kesehatan.
Selama tahun 2004, pendapatan J&J mencapai 47,35 miliar dolar, dan meningkat selama 71 tahun berturut-turut. Tahun itu, J&J juga melanjutkan catatannya dalam menerbitkan dividen kepada pemegang saham setiap kuartal sejak 1944.
Sejarah J&J menjadi lingkaran penuh, ketika ia membeli Pfizer Consumer Healthcare, memperoleh, di antara merek lain, produk Listerine milik Joseph Lister sendiri di tahun 2006. Akuisisi itu menelan biaya sebesar 16,6 miliar dolar dalam bentuk tunai.
Sementara jika melaju lebih jauh ke 2012, perusahaan J&J telah mencakup lebih dari 250 anak perusahaan, dengan operasi di lebih dari 57 negara dan produk yang dijual di lebih dari 175 negara di seluruh dunia. Tahun 2012, penjualan di seluruh dunia mencapai 67,2 miliar dolar, sedangkan total investasi dalam penelitian dan pengembangan sekitar 7,7 miliar dolar.
Menurut IMS Health, total pasar farmasi global diharapkan tumbuh sekitar 4,5 persen setiap tahun dan mencapai ukuran pasar sekitar 1,2 triliun dolar pada tahun 2017. Segmen farmasi J&J adalah bisnis farmasi yang tumbuh paling cepat di AS, Eropa, dan Jepang pada tahun 2012.
Dalam kasus pandemi virus Corona atau Covid-19, J&J berkomitmen lebih dari 1 miliar dolar untuk pengembangan vaksin Covid19 nirlaba dalam kemitraan dengan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA) Kantor Asisten Sekretaris untuk Kesiapsiagaan dan Respons (ASPR) di Departemen AS Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS). Itu dilakukannya sebagai langkah bersama mencari cara tercepat dan terbaik tanpa mencari keuntungan demi kesembuhan manusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: