Orang-orang Melunak, Huru-Hara di Kota-kota Belanda Mulai Tenang
Kota-kota di Belanda yang diguncang kerusuhan selama tiga malam berturut-turut mulai tenang. Sekitar 500 orang ditahan dalam huru-hara yang dipicu protes peraturan pembatasan sosial pandemi virus Corona itu.
Toko-toko di sejumlah kota termasuk ibu kota Amsterdam ditutup lebih awal. Kota-kota itu juga memberlakukan masa darurat untuk memberikan wewenang lebih besar bagi penegak hukum mengatasi kerusuhan yang didorong jam malam tersebut.
Baca Juga: Perdana Menteri Belanda dan Jajaran Serentak Mengundurkan Diri
Pada Selasa (26/1/2021) kemarin kerumunan remaja yang gaduh berkumpul di Amsterdam dan Hilversum saat jam malam mulai berlaku pada pukul 21.00. Kerumunan tersebut dibubarkan tanpa insiden. Petugas menahan 17 orang di Rotterdam karena melanggar peraturan jaga jarak.
Hal ini sangat berbeda pada malam sebelumnya ketika kerusuhan mengguncang kota-kota di seluruh Belanda. Lebih dari 180 orang ditahan karena membakar kendaraan, melempari polisi dengan batu dan melakukan penjarahan.
"Gambarannya benar-benar berbeda dari kemarin, kami tidak perlu menggunakan polisi anti huru-hara atau pasukan lainnya," kata Kepala Kepolisian Nasional Belanda Willem Woelders di stasiun televisi publik, Rabu (27/1/2021).
Namun ia memperingatkan satu malam yang hening tidak berarti kewaspadaan polisi menurun. "Kami tetap harus waspada," katanya.
Walaupun angka infeksi virus Corona mulai menurun, tapi pada Sabtu (23/1/2021) Belanda tetap menerapkan jam malam pertama mereka sejak Perang Dunia II.
Kebijakan ini diberlakukan usai Institut Kesehatan Nasional (RIVM) mengatakan varian baru Covid-19 yang ditemukan di Inggris dapat memicu gelombang wabah terbaru.
Usai pengunjuk rasa menyerang rumah sakit di Rotterdam, pengelola rumah sakit meminta kerabat pasien untuk tidak datang menjenguk. Polisi meminta orang tua di seluruh Belanda memastikan remaja mereka tetap tinggal di rumah.
Polisi memperingatkan remaja yang keluar dapat memiliki catatan kejahatan. Penegak hukum juga memperingatkan bila remaja mereka terlibat kerusuhan maka orang tua beresiko harus membayar ganti rugi kerusakan mobil, toko atau properti yang dirusak anak-anak mereka.
Pada Senin (25/1/2021) lalu sekelompok remaja di Amsterdam melemparkan petasan, memecahkan jendela toko dan menyerang truk polisi. Tapi petugas polisi berhasil membubarkan para remaja tersebut.
Juru bicara kepolisian Rotterdam mengatakan kerusuhan dan penjarahan menyebabkan sekitar 10 orang petugas polisi terluka dan 60 orang perusuh ditahan.
Supermarket di kota pelabuhan itu dikosongkan penjarah dan tong sampah serta mobil-mobil dibakar. Polisi mengatakan dua orang fotografer dilempari batu. Satu orang di Amsterdam dan satu lagi di Haarlem.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: