Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KSP Pede Ekonomi 2021 Membaik Efek Perdagangan Januari Surplus Rp27 Trilyun

        KSP Pede Ekonomi 2021 Membaik Efek Perdagangan Januari Surplus Rp27 Trilyun Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi -

        Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan S Sulendrakusuma menerangkan, ekspor nonmigas mampu mendongkrak neraca perdagangan. Per Januari 2021, Pemerintah berhasil mencatat surplus neraca perdagangan per sebesar 2,0 miliar dolar AS atau setara Rp 27,8 triliun. Hal ini membuat pemerintah semakin yakin pertumbuhan ekonomi pada 2021 membaik.

        “Surplus neraca dagang ini diperkirakan menyumbang positif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021. Catatan tersebut juga menunjukkan bagaimana kerja keras pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi selama masa pandemi Covid-19," ujarnya, di Jakarta, Senin (15/2/2021), seperti dikutip Antara.

        Baca Juga: BPS Catat Ekspor Pertanian Januari 2021 Naik 13,91%

        Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Panutan memaparkan, surplus neraca perdagangan terdorong naiknya nilai ekspor. Sepanjang Januari 2021, nilai ekspor Indonesia tumbuh 12,2 persen secara year on year (yoy) atau menjadi 15,3 miliar dolar AS atau setara Rp 212,6 triliun.

        Menurut Panutan, peningkatan nilai ekspor tersebut cukup tinggi di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara dunia. Panutan menambahkan, peningkatan ekspor nonmigas sebesar 12,5 persen sepanjang Januari 2021 menjadi penyumbang terbesar surplus neraca perdagangan. Selain kontribusi dari sektor minyak dan gas yang juga meningkat 8,3 persen yoy.

        "Terutama dari kelompok komoditi nonmigas, seperti pertanian, pertambangan, dan industri dengan kenaikan berturut-turut sebesar 13,9 persen, 16,9 persen, dan 11,7 persen yoy," katanya.

        Di sisi lain, nilai impor Januari 2021 mencapai 13,3 miliar dolar AS atau setara Rp 184,8 triliun. Angka ini terkoreksi sebesar 6,5 persen yoy. Panutan menjelaskan, impor migas dan nonmigas turun berturut-turut 21,9 persen dan 4,0 persen yoy.

        Dari kelompok barang, penurunan terjadi pada barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal. Turunnya berturut-turut sebesar 2,9 persen, 6,1 persen, dan 10,7 persen yoy. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: