Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Demi Tuhan SBY Tidak Berkeringat Sama Sekali, Apalagi Berdarah-darah! Cuma Sumbang...'

        'Demi Tuhan SBY Tidak Berkeringat Sama Sekali, Apalagi Berdarah-darah! Cuma Sumbang...' Kredit Foto: Instagram/Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Serangan langsung pendiri dan kader Partai Demokrat terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) makin gencar dilakukan. Jhoni Allen Marbun, salah satu kader yang dipecat dan terancam dicopot dari DPR, akhirnya angkat bicara. Dia pun menegaskan suara perlunya digelar Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

        "Menuju KLB PD 2021 untuk mengembalikan Marwah Partai Demokrat sesuai namanya demokratis terbuka dan modern yang merupakan landasan partai yang didirikan para pendiri. Sekali lagi bukan partai dinasti oligarki yang mengarah kepada dinasti," kata Jhoni mengawali pernyataanya lewat video yang dikirim oleh salah satu aktor kudeta, Darmizal, Senin (1/3/2021).

        Kepada para pemilik suara dan kader Partai Demokrat, Jhoni mengatakan bahwa Demokrat sudah dicap sebagai partai dinasti sejak KLB 2013 lalu, di mana SBY menjadi ketua umum dan anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas didaulat menjadi sekretaris jenderal.

        Baca Juga: Gede Pasek Sindir Ruhut Sitompul yang Pernah Mati-matian Bela SBY

        "Sudah tertanam di masyarakat bahwa Partai Demokrat telah dicap partai dinasti sejak KLB pertama di Bali tahun 2013 dimana bapak SBY menjadi ketum dan anak kandungnya Edhie Baskoro menjadi sekjen Partai Demokrat," ujarnya.

        Menurut legislator Senayan itu, apa yang terjadi di Demokrat merupakan baru pertama kali terjadi di Indonesia bahkan di dunia. "Ini baru pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, untuk pertama kali partai politik bapaknya SBY ketum anaknya sekjen," ungkap Jhoni.

        Menurut Jhoni, SBY sejatinya telah melakukan pengingkaran fakta sejarah lahirnya Partai Demokrat. Fakta sejarah yang benar sejak Partai Demokrat diaktekan ke notaris oleh 99 pendiri partai di Jakarta, kemudian gayung bersambut bermunculan para pendiri Partai Demokrat di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

        "Mereka saling bahu membahu berjuang meloloskan verifikasi KPU sehingga Partai Demokrat menjadi partai peserta pemilu 2004," tutur Jhoni.

        Jhoni memegaskan bahwa dirinya beserta para pendiri dan senior partai Demokrat adalah pelaku sejarah PD, di dalamnya ada perjuangan para kader dari Sabang sampai Merauke bersusah payah bekerja keras tidak mengenal lelah untuk meloloskan PD pada verifikasi di KPU menjadi peserta Pemilu 2004.

        "Demi Tuhan saya bersaksi bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," ucap Jhoni.

        Baca Juga: Bongkar 'Dapur' saat SBY Jadi Ketum Demokrat, Pasek: Sakitnya Tuh di Sini...

        Menurut dia, SBY bergabung dengan Partai Demokrat setelah lolos verifikasi KPU dengan memasukan almarhumah Ani Yudhoyono sebagai salah satu wakil ketua umum. Dan SBY kala itu hanya menyumbang Rp 100 juta di awal pendirian Demokrat.

        "Dan hanya menyumbang uang 100 jt rupiah dalam bentuk 4 travel check di Hotel Lirah Bogor. Pak SBY setelah mundur dari kabinet ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor saat itu saya ketua panitianya. Ini menegaskan SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat," tegas Jhoni.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: