Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ngakunya Direstui Putin, Mata-Mata Rusia Klaim Sasar 6 Target Pembunuhan

        Ngakunya Direstui Putin, Mata-Mata Rusia Klaim Sasar 6 Target Pembunuhan Kredit Foto: Getty Images
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Seorang mata-mata Rusia mengklaim telah menghubungi orang-orang dalam daftar "pembunuhan" yang telah disetujui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memberi mereka kesempatan meninggalkan rumah sebelum upaya pembunuhan mematikan.

        Mata-mata ini mengeluarkan daftar "pembunuhan" baru yang mengerikan termasuk enam target yang tinggal di Inggris.

        Baca Juga: Putin Tantang Biden, Orang Gedung Putih Nyamber: Pak Presiden Sibuk

        Menurut seorang perwira intelijen Rusia, mata-mata Presiden ini telah memberi tahu musuh-musuhnya bahwa "senjata panjang" akan menjangkau mereka karena mereka tidak punya tempat untuk bersembunyi.

        “Mereka keluar untuk membungkammu sepenuhnya. Berhati-hatilah dengan segera mengubah tempat tinggal Anda, meskipun hanya untuk sementara,” tulis mata-mata itu melalui surat untuk target.

        Mata-mata itu menambahkan SVR - dinas intelijen luar negeri Rusia, yang dikenal sebagai "Forest" - bertugas melenyapkan Mikhail Khodorkovsky.

        "Ada rencana Forest untuk mencoba menculiknya dengan menyuntikkan zat khusus untuk menjatuhkannya."

        Pesan itu mengatakan perintah datang langsung dari Presiden Putin. “Kami memiliki senjata yang panjang. Tidak ada yang bisa bersembunyi dari kita,” tulis pesan itu.

        Para intelijen yang menggunakan teknologi kompleks untuk menghindari deteksi ini sama dengan yang digunakan Agen Keamanan Federal Rusia FSB - setara dengan MI5 di Rusia.

        Peringatan itu muncul setelah Rusia diidentifikasi oleh Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dalam tinjauan pertahanan pekan lalu sebagai "ancaman paling akut" Inggris.

        Salah satu sumber mengatakan Putin terus melakukan berbagai langkah untuk menutup dukungan bagi pemimpin oposisi Alexei Navalny, 44, yang bulan lalu dijatuhi hukuman dua setengah tahun di koloni hukuman.

        “Karena Covid-19 hampir semua operasi di luar negeri dibekukan. Sekarang mereka mulai mengaktifkannya lagi, "tambah sumber itu.

        Sumber itu mengatakan mata-mata FSB yang mencoba melindungi kehidupan di sini meletakkan pesan di USB-drive dan menggunakan “telepon burner” untuk mengingatkan kontak di Inggris bahwa pesan sedang menunggu.

        Mereka kemudian secara otomatis dikirim melalui email yang tidak terdaftar sehingga tidak ada komunikasi langsung yang dapat dipantau.

        Mata-mata itu memperingatkan "operasi basah" oleh Kontora - bahasa gaul mata-mata untuk FSB - direncanakan selama dua bulan ke depan.

        “Mengenai sanksi dari Barat, Kontora terus terang tidak peduli,” terang sumber itu.

        Sumber yang sama memperingatkan jika korban pembunuhan di Salisbury, yakni Novichok, Sergei, dan Yulia Skripal direncanakan untuk dibunuh, sebelum kota itu ditutup pada 2018.

        Setidaknya dua dari target telah melapor ke polisi tentang daftar sasaran baru.

        Ancaman Rusia ini disorot dalam 114 halaman tinjauan terpadu kebijakan luar negeri dan pertahanan Inggris.

        Awal bulan ini seorang petugas kontra-intelijen MI5 bernama Tom menggunakan podcast Sky News untuk menyiarkan peringatan bahwa Kremlin masih mengambil "minat yang cukup aktif" pada sejumlah orang di sini.

        Dia menambahkan Moskow sekarang ingin memulai kembali operasi intelijen dari kedutaannya di London setelah Inggris mengusir 23 mata-mata setelah serangan Salisbury pada 2018 terhadap mantan agen ganda Skripal, 69, dan putrinya Yulia, 37.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: