Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terima Kasih Petani terhadap Pendampingan Kementan pada Program Food Estate

        Terima Kasih Petani terhadap Pendampingan Kementan pada Program Food Estate Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Para petani di kawasan food estate Klaster 7 dan 8, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan terima kasih atas bantuan Saprodi dan pendampingan Kementerian Pertanian (Kementan) yang melakukan perluasan lahan serta membangun sistem kelembagaan.

        Tri Suparwanto, Ketua Gapoktan Bersama area Klaster 7 dan 8 Desa Dadahup, menjelaskan bahwa bantuan dan pendampingan tersebut berdampak langsung terhadap perbaikan ekonomi petani dan masyarakat sekitar. Lebih dari itu, ada sekitar 180 petani dan pemangku kepentingan lainya yang sudah memegang saham koorperasi bersama pada food estate Kalimantan Tengah.

        Baca Juga: Kementan Maksimalkan Lahan di Dadahup Dukung Food Estate

        "Kami sudah dibimbing Kementan dalam membentuk koorperasi petani. Bahkan, ada 180 pemegang saham di klaster 7 dan ada 427 pemegang saham di klaster 8. Karena itu, kami berharap mendapat arahan lanjutan dalam melanjutkan koorporasi ini," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (6/4/2021).

        Adapun secara peluasan lahan, kata Tri, garapan petani mengalami peningkatan signifikan, di mana rata-rata gapoktan mampu menggarap 420 hektare dari garapan sebelumnya yang hanya 200 hektare. Berdasarkan informasi yang diterima Tri, mereka bahkan mampu menghadirkan produksi padi sebanyak 6 ton dalam luasan 1 hektare.

        "Petani sangat senang dan mengharapkan keberlanjutan food estate ini. Ada banyak hal yang dibantu Kementan, baik dari saprodi maupun alsintan. Yang pasti, produksinya lebih murah dan hasilnya lebih bagus," katanya.

        Selain bentuk gabah, kata Tri, petani food estate juga menerima keuntungan lain dengan selalu tersedianya pasokan beras baik untuk konsumsi keluarga maupun ekapor ke wilayah desa tetangga.

        "Yang biasa kami amati sekarang adalah beras yang biasanya kurang, sekarang malah surplus. Bahkan, petani bisa menjualnya ke desa tetangga. Ini karena produksi beras food estate meningkat bahkan surplus," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: