MBS Betul-betul Ingin Rujuk dengan Iran? Tahan Dulu, Faktanya...
Arab Saudi dan Iran ingin memulihkan hubungan yang telah lima tahun terputus. Niat ini diungkap Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) dalam wawancara televisi yang disiarkan Selasa (26/4/2021) malam.
Selama ini, Saudi dan Iran berselisih dan berebut pengaruh di Timur Tengah. Saudi kerap menuding Negara Mullah itu mendukung kelompok teroris dan menyebabkan ketidakstabilan di kawasan.
Baca Juga: Bermusuhan Lama, Pangeran Saudi Isyaratkan Ingin Berdamai dengan Iran
Kedua negara telah memutus hubungan diplomatik sejak 2016. Pemutusan hubungan ini terjadi setelah penyerangan misi diplomatik Saudi oleh pendemo Iran sebagai bentuk protes eksekusi mati ulama Syiah, Nimr Al Nimr.
Iran dan Saudi juga kerap berbeda pendapat dalam menangani sejumlah isu regional, seperti konflik Suriah hingga Yaman.
“Iran adalah negara tetangga, dan semua yang kami cita-citakan adalah hubungan baik dan spesial dengan Iran. Kami tidak ingin situasi Iran menjadi sulit,” kata MBS dalam wawancara tersebut.
Sebaliknya, lanjut MBS, Saudi ingin Iran tumbuh dan mendorong kawasan serta dunia menuju kemakmuran. Dia menambahkan, Saudi tengah mengupayakan dengan mitra-mitra kawasan dan global untuk mencari solusi terhadap kebijakan negatif Iran.
Pada wawancara itu, MBS tidak menyebutkan ada negosiasi apapun dengan Iran sejauh ini. Namun, Financial Times memberitakan, delegasi Iran dan Saudi bertemu pertama kalinya pada 9 April lalu di Baghdad. Pertemuan itu difasilitasi Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi.
Kepada AFP, seorang pejabat Irak membenarkan pertemuan itu berlangsung secara diam-diam. Seorang diplomat negara Barat mengatakan, dia juga telah mendapat pengarahan tentang upaya menengahi hubungan yang lebih baik dan mengurangi ketegangan antara Riyadh dan Teheran.
Namun, Saudi secara resmi membantah adanya pertemuan rahasia tersebut. Iran juga bungkam terkait pertemuan itu, walau menegaskan, pihaknya selalu menyambut upaya dialog dengan Saudi.
Pernyataan MBS kali ini menandai perubahan pandangan Saudi terhadap Iran. Sebelumnya, MBS kerap mengecam Iran yang dinilai memicu ketidakamanan kawasan.
Ketegangan kedua negara merambat pada dukungan ke faksi yang berbeda di konflik regional Timur Tengah, Suriah hingga Yaman. Yakni, koalisi Arab Saudi memerangi kelompok pemberontak Houthi Yaman, yang disebut disokong Iran.
Houthi kerap melakukan sejumlah serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi. lhasil, kecaman muncul karena dikhawatirkan mempengaruhi pasokan minyak dunia.
Komunikasi ini dilakukan seiring pembahasan nuklir Iran di Wina, Austria, dengan Amerika Serikat (AS). Hubungan Arab Saudi dengan AS kini tengah mendingin akibat tekanan pemerintah Joe Biden soal masalah hak asasi manusia (HAM) yang merembet ke MBS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: