Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Anak Perusahaan Toyota Tsusho Sukses Bangkit dari Keterpurukan Panjang

        Kisah Perusahaan Raksasa: Anak Perusahaan Toyota Tsusho Sukses Bangkit dari Keterpurukan Panjang Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Toyota Tsusho Corporation adalah salah satu konglomerat perdagangan terbesar asal Jepang. Korporasi perdagangan, atau dalam bahasa Jepang bernama sogo shosha menjadi bagian dari anggota Toyota Group. 

        Perusahaan asal Jepang ini sukses mendaftarkan namanya dalam Fortune Global 500 sebagai salah satu perusahaan raksasa dunia. Prestasi ini didapatkannya karena bisnisnya dalam perdagangan domestik berbagai produk, impor dan ekspor, perdagangan asing, konstruksi kontrak, dan jasa agen asuransi cukup mapan.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Dengan Properti, Greenland Group Masuk Deretan Taipan Real Estate China

        Jika dirinci lebih lanjut, Toyota Tsusho memproduksi, memproses, hingga menjual logam seperti baja, logam mulia hingga segmen suku cadang kendaraan bermotor.

        Kekayaannya di tahun 2020 menurut catatan Fortune mecapai angka 61,57 miliar dolar AS. Pendapatan perusahaan yang relatif sehat ini didukung oleh keuntungan yang diraih 4,2 persen, dengan total 1,24 miliar dolar.

        Di sisi lain, aset perusahaan Toyota Tsusho di angka 42,05 miliar dolar. Dengan total ekuitas saham senilai 11,07 miliar dolar. 

        Karena bagian dari salah satu perusahaan raksasa, maka Warta Ekonomi pada Senin (3/5/2021) akan mengulas secara ringkas kisah Toyota Tsusho. Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

        Raksasa Toyota mendirikan Toyoda Kinyuu Kaisha pada 1936 untuk menyediakan pembiayaan penjualan mobil Toyota. Sayangnya, umur perusahaan tidak panjang sebab pasca-Perang Dunia II muncul peraturan yang melarang perusahaan pemilikan kedua. Pada gilirannya, Toyoda Kinyuu dibubarkan, namun divisi perdagangannya dialihkan ke Nisshin Tsusho Kaisha --penerus Toyoda-- yang didirikan tahun 1948.

        Nisshin Tsusho kemudian berkembang menjadi Toyota Tsusho Corporation saat ini. Dalam perjalanannya, divisi perdagangan yang bernama Toyota Sangyo Kaisha didirikan pada 1948 secara terpisah dengan Nisshin. Dan, di tahun 1956, perusahaan mengubah namanya menjadi Toyoda Tsusho.

        Toyota Tsusho mulai mengekspor mobil Toyota pada 1964, dimulai dengan ekspor ke Republik Dominika. Pada 1980-an, Toyota telah mengembangkan bisnisnya dengan memasukkan produksi luar negeri untuk Grup Toyota, dan telah mendirikan kantor pusat kedua di Tokyo.

        Selama periode 1980-an hingga 1990-an, induk perusahaan, Toyota Group mulai bergerak lebih dari sekadar mengekspor mobil. Perusahaan mempercepat ekspansi luar negeri, dengan mendirikan serangkaian dealer dan pabrikan untuk memproduksi kendaraan Toyota sebagai tanggapan cepatnya globalisasi.

        Toyota Tsusho bergabung dengan Kasho Company Ltd pada 2000. Kasho adalah sebuah perusahaan perdagangan yang berfokus pada pasar Asia Tenggara dan bergerak di bidang karet, kertas, makanan, bahan kimia dan barang dagangan umum.

        Di tahun 2010-an, Toyota Tsusho mempercepat investasi di bidang bisnis baru. Misalnya, pada 2012 perusahaan memulai penyertaan modal di CFAO SA, sebuah perusahaan perdagangan Prancis yang memiliki operasi otomotif dan farmasi yang berpusat di Afrika.

        Penekanan khusus ditempatkan pada energi terbarukan, bisnis di Afrika, dan area lain yang telah mengalami peningkatan permintaan yang signifikan dari masyarakat dan juga mewakili area di mana Perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya dan menghasilkan sinergi. Dengan mengembangkan bisnis di area ini, Toyota Tsusho akan bekerja untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

        Toyota Tsusho kemudian mengakuisisi Tomen Corporation, perusahaan perdagangan Jepang lainnya, pada tanggal 1 April 2006. Akuisisi ini memperluas bisnis makanan, tekstil, bahan kimia, dan energi Toyota Tsusho dan menyebabkannya melompati Sojitz menjadi perusahaan perdagangan umum terbesar keenam di Jepang.

        Bulan Maret 2016, Toyota Tsusho mengumumkan telah mencapai kesepakatan kerjasama yang luas dengan Bolloré Logistics, bagian logistik dari konglomerat Perancis Bolloré, untuk "meningkatkan dan mengamankan fondasi mereka sebagai posisi nomor satu di Afrika melalui pengembangan bisnis bersama di berbagai bidang termasuk infrastruktur dan logistik. "(kutipan), baik di Afrika maupun secara global.

        Sementara itu, Toyota Tsusho memulai kemitraan dengan Microsoft pada Agustus 2018, untuk membuat alat budidaya ikan menggunakan rangkaian aplikasi Microsoft Azure untuk teknologi IoT yang terkait dengan pengelolaan air.

        Sebagian dikembangkan oleh para peneliti dari Universitas Kindai, mekanisme pompa air menggunakan kecerdasan buatan untuk menghitung jumlah ikan di ban berjalan, menganalisis jumlah ikan, dan menyimpulkan keefektifan aliran air dari data yang diberikan ikan. Program komputer tertentu yang digunakan dalam proses termasuk dalam Azure Machine Learning dan platform Azure IoT Hub.

        Kini, Toyota Tsusho menjadi salah satu dari produsen litium terbesar dunia. Perusahaan juga telah hadir di seluruh dunia melalui banyak anak perusahaan dan divisi operasi, termasuk lebih dari 150 kantor, dan 900 anak perusahaan dan afiliasinya di seluruh dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: