- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perusahaan Milik Miliarder Warren Buffett Sulap Rugi Jadi Untung, Ini Rahasianya!
Perusahaan investasi milik miliarder dunia Warren Buffett, yakni Berkshire Hathaway melaporkan laba bersih senilai US$11,7 miliar atau setara Rp169,65 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS) pada kuartal pertama tahun 2021. Nilai tersebut berbanding terbalik dari rugi bersih US$49,7 miliar pada kuartal pertama tahun 2020.
Melansir dari foxbusiness, laba bersih tersebut mewakili keuntungan US$7.638 per saham kelas A dan US$5,09 per saham kelas B. Berkshire menyampaikan bahwa capaian laba tersebut ditopang oleh pemulihan yang signifikan untuk bisnis manufaktur, layanan, dan ritel sejak paruh kedua tahun 2020. Baca Juga: Walah-Walah! Nasib Perusahaan Milik Konglomerat Bakrie Berubah Drastis!
"Akibatnya, pendapatan pada kuartal pertama 2021 untuk bisnis ini jauh lebih tinggi daripada kuratal pertama tahun 2021, meskipun hasil untuk bisnis tertentu terpengaruh secara negatif oleh badai musim dingin besar di Amerika Utara selama Februari 2021," tulis manajemen dalam laporan yang disampaikan kepada otoritas bursa Amerika Serikat atau The Securities and Exchange Commission dilansir dari Foxbusiness, Senin, 3 Mei 2021. Baca Juga: Wakil Warren Buffet: Bitcoin Sangat Berguna Bagi Penculik dan Pemeras
Lebih lanjut, manajemen Berkshire mengakui bahwa beberapa bisnis operasi miliknya masih menderita karena efek negatif dari pandemi Covid-19. Bisnis manufaktur, jasa, dan ritel menyumbang bagian terbesar dari keuntungan pada kuartal tersebut dengan pendapatan bersih US$2,6 miliar. Kemudian, jasa layanan kereta api menghasilkan keuntungan U$1,3 miliar, pendapatan investasi asuransi mencapai U$1,2 miliar, dan penjaminan asuransi menghasilkan US$764 juta.
Di tengah pencapaian tersebut, Berkshire masih terus aktif melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya sendiri dengan nilai mencapai US$6,6 miliar selama kuartal tersebut. Buffett menulis dalam surat tahunan bahwa program buyback tersebut masih akan berlanjut hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Perhitungan pembelian kembali berjalan lambat, tetapi bisa menjadi kuat dari waktu ke waktu," tulisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih