Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Novel: Apa Enggak Aneh, Perjuangan Antikorupsi Seperti Dimusuhi di Negeri Sendiri

        Novel: Apa Enggak Aneh, Perjuangan Antikorupsi Seperti Dimusuhi di Negeri Sendiri Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merasa aneh dengan sikap pimpinan KPK Firli Bahuri Cs yang menonaktifkan dirinya dan 74 pegawai KPK lainnya. Novel menilai pemberantasan korupsi seperti tidak dihargai di negeri sendiri.

        "Apa enggak aneh, perjuangan antikorupsi seperti dimusuhi di negeri sendiri, justru dihormati di Internasional," cuit Novel dalam akun twitternya @nazaqistsha, Rabu, 12 Mei 2021.

        Novel prihatin prestasinya tidak dihargai di Indonesia namun diakui Internasional. Novel diketahui pernah mendapatkan penghargaan antikorupsi Internasional tahun 2020 dari Perdana International Anti-Corruption Champion Foundation (PIACCF).

        Baca Juga: ICW Curiga Novel Baswedan dkk Dinonaktifkan untuk Hambat Kasus Korupsi Kelas Kakap!

        Acara pemberian penghargaan itu digelar pada 11 Februari 2020 di Putrajaya, Malaysia sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Novel sendiri menerima undangan langsung pemberian penghargaan antikorupsi Internasional itu.

        Undangan dilayangkan langsung oleh founder PIACCF, Dato Muhammad Salim Sundar, tanggal 29 Januari 2020.

        Novel kemudian mempertanyakan alasan Ketua KPK Firli Bahuri mengeluarkan surat keputusan yang menonaktifkan dirinya dan 74 pegawai yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Dalam SK tersebut, Novel dan 74 pegawai lainnya harus menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada pimpinan masing-masing.

        "Maksudnya, tujuannya apa tidak boleh menangani perkara, itu sebenarnya tidak ada korelasi tuh," kata Novel.

        Menurut Novel, tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) tidak ada kaitanya dengan penonaktifan pegawai. Tak lulus uji TWK sejatinya hanya berimbas pada statusnya yang belum menjadi aparatur sipil negara (ASN).

        "Lulus tidak lulus asesmen, ini asesmen lho, bukan penyaringan, bukan seleksi, artinya tidak akan putus dan tindakan itu kan bisa dilihat sebagai tindakan yang sewenang-wenang," kata Novel.

        Novel Baswedan menyatakan akan melawan tindakan pimpinan KPK yang menonaktifkan dirinya dan 74 pegawai lainnya yang tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK).

        "Maka sikap kami jelas, kami akan melawan!" Kata Novel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: