Merger dan akuisisi umumnya memberikan keuntungan bagi para pendiri perusahaan dan investor. Namun, ada kondisi yang sedikit berbeda dengan nasib para karyawan. Karena proses penggabungan atau akuisisi perusahaan dapat menyebabkan sebagian karyawan kehilangan pekerjaannya.
Melansir KrAsia, ketika Grab mengakuisisi Uber pada tiga tahun lalu, sekitar 500 karyawan diberikan kesempatan untuk memilih bergabung dengan Grab atau mencari pekerjaan lain. Namun, kurang dari 10 persen mantan karyawan Uber yang memilih bergabung dengan Grab. Sebagian disebabkan oleh penawaran Grab yang dinilai kurang menarik dan sebagian lagi merasa enggan bergabung dengan mantan kompetitor.
Baca Juga: Gojek-Tokopedia Resmi Merger, CIPS: Aturan Perlindungan Data Perlu Segera Disahkan
Akan tetapi, ada kemungkinan GoTo menghadapi kasus yang berbeda karena Gojek dan Tokopedia berasal dari ranah bisnis yang berbeda.
"Mereka bisa saja mempertahankan para karyawan dari kedua perusahaan setelah proses merger," ujar Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi kepada KrAsia.
Meskipun begitu, Sutadi merasa restrukturisasi perusahaan tidak bisa dihindari. Bisa saja terjadi pemotongan karyawan di beberapa departemen seperti pemasaran dan komunikasi serta pemrograman.
"Tapi kalau GoTo terus mendiversifikasi bisnisnya, pengurangan staf mungkin tidak diperlukan," kata Sutadi.
Lalu, bagaimana dengan nasib para pengemudi?
Asosiasi pengemudi ojek online merespons positif keputusan penggabungan Gojek dan Tokopedia.
Mengingat Gojek dan Tokopedia bergerak di bidang bisnis yang dapat saling melengkapi, pengemudi ojek online berharap merger kedua perusahaan ini dapat meningkatkan frekuensi pesanan dan membuka saluran pendapatan baru bagi mitra pengemudi.
"Kami berharap GoTo dapat lebih memperhatikan kesejahteraan pengemudi dengan meningkatkan bonus dan insentif," ungkap Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono.
Igun menambahkan Gojek tidak memberikan bonus kepada pengemudi yang bekerja selama libur lebaran tahun ini, sehingga banyak para pengemudi yang memutuskan keluar dari aplikasi dengan tujuan membuat kekurangan pengemudi selama liburan.
"Kami merasa bonus yang sekarang belum mencukupi, apalagi di situasi pandemi," tukas Igun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq