Kemarin, Gibran Rakabuming Raka tepat 100 hari menakhodai Kota Solo. Putra sulung Presiden Jokowi ini mengaku tidak akan alergi terhadap kritik dalam 100 hari memimpin Solo. “Silakan kritik saya,” kata Gibran.
Gibran bersama Teguh Prakosa, dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, 26 Februari 2021. Pada Pilkada 2020, pasangan yang diusung hampir seluruh partai di Kota Solo ini meraih kemenangan telak dengan perolehan mencapai 86 persen suara.
“Saya akui masih banyak hal yang perlu dievaluasi. Tidak mudah memimpin Solo di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Gibran, kemarin.
Ayah Jan Ethes ini mengakui, waktu 100 hari tidak cukup untuk merealisasikan berbagai janji kampanye yang telah disampaikannya saat Pilkada lalu. Namun, dirinya bersama Teguh dan jajaran Pemkot Solo, akan terus mengevaluasi semua program yang ada.
“PR (pekerjaan rumah) masih banyak. Masukan-masukan warga yang harus saya follow up, kerja 100 hari pertama tidak mudah,” aku Gibran.
Ia berjanji akan mendengarkan semua masukan dari masyarakat. Karena hanya dengan dukungan dari masyarakat program kerja pemerintahannya akan mudah direalisasikan. “Warga Solo berhak menilai saya. Jika ada kekurangan, akan kami lakukan evaluasi,” imbuhnya.
Gibran mengaku tidak akan menggelar acara khusus di 100 hari pertama tersebut. Meski demikian, dia kini tengah menyiapkan materi paparan kinerjanya. “Pekan depan, saya tunjukkan semuanya. Masih banyak yang masih perlu dievaluasi,” tegasnya.
Untuk diketahui, kepemimpinan Gibran membawa berkah bagi Kota Solo. Banyak proyek strategis dari pusat akan dibangun di Solo. Mulai dari Masjid Syeikh Zayed Grand Mosque Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA), Pusat Kebudayaan Jawa di Solo, Proyek pengendalian banjir Sungai Bengawan Solo hingga yang teranyar, Solo dapat keistimewaan menerima jaringan 5G dari Telkomsel.
Selain proyek, Kota Solo selama dipimpin Gibran juga rajin dikunjungi pejabat dan pimpinan parpol. Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju sudah banyak yang melakukan kunker khusus ke Solo.
Tak hanya menteri, para pimpinan parpol juga berbondong-bondong datang ke Solo untuk menemui Gibran. Mulai dari Ketum PAN Zukifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah. Kemarin, giliran Ketum PKB, Muhaimin Iskandar.
Dalam kunjungannya ke Solo itu, Cak Imin-sapaannya, tak ragu-ragu memuji kinerja Gibran dalam 100 hari kepemimpinannya. “Wali kota inspiratif dunia,” sanjung pria yang akrab disapa Gus AMI, dalam acara Grand Final Semarak Lebaran dan Memperingati Hari Lahir Pancasila di Cafe Saudagar, Laweyan, Solo, Jumat (4/6).
Layaknya sobat karib, keduanya terlihat sangat akrab. Wakil Ketua DPR RI ini lagi-lagi melempar pujian. “Wali kota hebat. Banyak inovasi,” cetus Gus AMI, sembaru menepuk lengan sebelah kanan Gibran, dengan senyuman.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberi penilaian terhadap Gibran dari sisi ekonomi. Kata dia, perekonomian wilayah Solo Raya saat ini mulai bangkit. Hal itu tercermin dari bangkitnya penopang ekonomi, yakni pembangunan infrastruktur serta kerajinan UMKM.
Menurut Wimboh, Solo memiliki potensi ekonomi yang tinggi dari pembangunan infrastruktur serta kerajinan UMKM seperti batik, blangkon, keris, dan makanan tradisional. “Berbagai alternatif pembiayaan dapat digunakan oleh para pelaku usaha, mulai dari perbankan, lembaga pembiayaan, pasar modal, sampai bank wakaf mikro untuk masyarakat yang belum tersentuh lembaga keuangan formal,” pungkasnya.
Penilaian berbeda dilontarkan politisi PKS di Kota Solo, Sugeng Riyanto. Wakil Ketua DPRD Kota Solo ini menilai, gebrakan Gibran dalam 100 hari belum terlihat. “Mas Gibran hanya melanjutkan apa yang sudah dirintis wali kota sebelumnya, tapi dengan gaya dia. Seperti lebih menggunakan medsos,” ujar Sugeng.
Meski begitu, ia tidak membantah terjadi percepatan dari rencana wali kota pendahulu Gibran. Contohnya, pembangunan rel layang atau rel elevasi di persimpangan kereta api sebidang Simpang Palang Joglo Solo, yang akan dimulai bulan depan.
Politikus PKS ini menganggap, sepak terjang Gibran tak lepas dari statusnya sebagai anak presiden. “Mas Gibran punya potensi besar, karena punya semacam privilege. Banyak menteri ke Solo, menawarkan apa yang bisa dibantu. Itu bisa dihimpun menjadi potensi untuk menyelesaikan masalah di Solo,” ujarnya. [MEN]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: