Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hasil Studi Ini Hapus Harapan Umat Manusia buat Hidup di Venus, Ini Alasannya

        Hasil Studi Ini Hapus Harapan Umat Manusia buat Hidup di Venus, Ini Alasannya Kredit Foto: JAXA/Planet-C Project Team
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebuah studi terbaru menemukan bahwa jumlah air di atmosfer Venus sangat rendah. Studi itu menyimpulkan jika mikroba di Bumi yang paling toleran terhadap kondisi atau iklim sangat kering nampaknya tidak akan dapat bertahan hidup di sana. 

        Temuan ini menghapus harapan dari para peneliti bahwa Venus adalah salah satu planet yang memiliki potensi kehidupan. Sebelumnya, ilmuwan mengklai menemukan fosfin, molekul yang mungkin diciptakan oleh organisme hidup di atmosfer planet tersebut dipandang sebagai indikasi kemungkinan adanya kehidupan. 

        Baca Juga: Persaingan Sengit! Jeff Bezos Bisa Dikalahkan Miliarder Ini untuk Urusan Luar Angkasa

        Studi terbaru melihat pengukuran dari probe yang terbang melalui atmosfer Venus. Studi memperoleh data tentang suhu, kelembaban dan tekanan di awan asam sulfat tebal yang mengelilingi planet ini.

        Dari nilai-nilai tersebut, para ilmuwan dapat menghitung apa yang disebut aktivitas air, tekanan uap air di dalam molekul individu di awan, yang merupakan salah satu faktor pembatas keberadaan kehidupan di Bumi.

        "Ketika kami melihat konsentrasi efektif molekul air di awan itu, kami menemukan bahwa itu seratus kali terlalu rendah bahkan untuk organisme Bumi yang paling tangguh pun untuk bertahan hidup,” ujar John Hallsworth, ahli mikrobiologi di Queen's University di Belfast, Inggris, dan penulis utama studi tersebut, dilansir Space, Rabu (1/7/2021). 

        Temuan tersebut mungkin mengecewakan bagi komunitas peneliti Venus. Pada September 2020, ada penemuan fosfin, senyawa yang terbuat dari atom fosfor dan hidrogen di Bumi yang dikaitkan dengan organisme hidup di atmosfer Venus. 

        Saat itu, para peneliti mengatakan bahwa fosfin dapat dihasilkan oleh mikroorganisme yang berada di awan tersebut. Di Bumi, Hallsworth mengatakan, mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam tetesan air di atmosfer ketika suhu memungkinkan.

        Namun, temuan studi baru berdasarkan data dari beberapa probe Venus, tidak meninggalkan kemungkinan apa pun yang hidup di awan Venus.

        Sistem kehidupan termasuk mikroorganisme sebagian besar terdiri dari air dan tanpa terhidrasi, Hallsworth mengatakan bahwa ini tidak dapat aktif dan tidak dapat berkembang biak.

        Studi tentang mikroorganisme yang hidup dalam kondisi ekstrem di Bumi menemukan bahwa kehidupan dapat eksis pada suhu sedingin minus 40 derajat Fahrenheit (minus 40 derajat Celcius). Untuk aktivitas air yang diukur pada skala nol hingga satu, nilai survivable terendah adalah 0,585, sementara tingkat aktivitas air yang ditemukan dalam molekul di awan Venus hanya 0,004.

        Ahli astrobiologi NASA, Chris McKay, salah satu rekan penulis studi tersebut mengatakan bahwa temuan penelitian ini meyakinkan. Armada baru misi luar angkasa yang saat ini sedang dipersiapkan untuk Venus tidak akan mengubah apa pun tentang harapan untuk kehidupan di Venus.

        "Kesimpulan kami didasarkan langsung pada pengukuran. Ini bukan model, itu bukan asumsi. Misi yang baru saja dipilih NASA untuk pergi ke Venus akan melakukan pengukuran yang sama lagi, mulai d?ri suhu, tekanan dan  sampai pada kesimpulan yang sangat sama karena Venus tidak berubah,” jelas McKay. 

        Namun, para peneliti melihat data dari planet lain juga dan menemukan bahwa awan Jupiter menyediakan aktivitas air yang cukup untuk mendukung kehidupan secara teoritis.

        Data yang dikumpulkan oleh probe Galileo di ketinggian antara 26 dan 42 mil (42 dan 68 kilometer) di atas permukaan raksasa gas itu menunjukkan nilai aktivitas air berada di 0,585, tepat di atas ambang batas yang dapat bertahan. Suhu di wilayah ini juga hampir dapat bertahan, sekitar minus 40 derajat F.

        "Jupiter terlihat jauh lebih optimistis. Setidaknya ada lapisan di awan Jupiter di mana kebutuhan air terpenuhi. Itu tidak berarti bahwa ada kehidupan, itu hanya berarti bahwa sehubungan dengan air, itu akan baik-baik saja,” kata McKay. 

        Tingkat radiasi ultraviolet yang tinggi atau kekurangan nutrisi dapat mencegah kehidupan potensial itu berkembang. Pengukuran yang sama sekali baru akan diperlukan untuk menemukan apakah itu benar-benar ada atau tidak.

        Hallsworth menambahkan bahwa teknik yang digunakan untuk menghitung aktivitas air juga dapat membantu menentukan kelayakhunian exoplanet (planet di luar tata surya). Hallsworth mengatakan para peneliti dapat melihat skala molekul air untuk planet-planet yang jauh ini dan menunjukkan dengan tepat potensi kelayakannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: