Mohammed bin Salman Masuk dalam Daftar Pemimpin Pemberangus Media
Organisasi pers internasional Reporters Without Borders (RSF) memasukan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) dalam daftar pemimpin negara pemberangus media. Daftar itu terakhir diperbarui tahun 2016.
Daftar tersebut berisi 37 kepala negara yang memberangus kebebasan media, menciptakan aparatus sensor yang ketat dan menangkap jurnalis dengan sewenang-wenang atau menghasut kekerasan terhadap mereka. Enam kepala negara Timur Tengah masuk daftar tersebut.
Baca Juga: Berbicara dengan Inggris, Mohammed bin Salman Diduga Bicarakan Iran
Pada dasarnya negara yang pemimpinnya masuk daftar tersebut tidak aman bagi jurnalis. Hampir setengahnya pertama kali masuk daftar itu.
Sementara tujuh pemimpin lainnya seperti Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah lama masuk daftar tersebut. Selain MbS kepala negara Timur Tengah yang masuk daftar ini antara lain Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan, Raja Bahrain Hamed bin Isa al-Khalifa.
"Tidak ada yang dapat mengatakan daftar ini lengkap, setiap predator ini memiliki gayanya sendiri-sendiri, beberapa memerintah rezim teror melalui perintah yang irasional dan paranoid, yang lain mengadopsi strategi konstruksif yang hati-hati berdasarkan undang-undang yang kejam," kata Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (6/7/2021).
"Tantangan terbesarnya sekarang adalah agar para predator ini membayar dengan harga paling mahal atas perilaku opresif mereka, kami tidak boleh membiarkan metode mereka menjadi kenormalan yang baru," tambahnya.
MbS masuk daftar ini karena kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tahun 2018 lalu. Dalam pernyataannya RSF menjelaskan MbS masuk dalam daftar karena putra mahkota 'yang memimpin monarki tidak mentolerir kebebasan pers'.
"Metode represifnya seperti memata-matai dan mengancam kerap mendorong pada penculikan, penyiksaan dan aksi-aksi tak terbayangkan lainnya," kata RSF.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro jadi pendatang baru dalam daftar ini. Sebab ia bersikap sangat agresif terhadap media dalam isu pandemi Covid-19. Presiden Hungaria Viktor Orban juga masuk sebagai pendatang baru.
Tahun ini pertama kali dua pemimpin perempuan masuk dalam daftar ini. Pemimpin Kota Hong Kong Carrie Lam dan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.
Lam dikenal mendukung kebijakan presiden Presiden China Xi Jinping terhadap media. Sementara, Hasina memberlakukan undang-undangan keamanan digital tahun 2018 lalu yang mendorong lebih dari 70 jurnalis dan blogger dipenjara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: