Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Lagi Santan, Rendang Bisa Diolah dari Minyak Sawit

        Bukan Lagi Santan, Rendang Bisa Diolah dari Minyak Sawit Kredit Foto: Rendang Station
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Popularitas rendang sebagai makanan yang enak tidak hanya diketahui oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga makin dikenal luas oleh dunia internasional. Bahkan, CNN Internasional menjadikan rendang sebagai masakan terlezat di dunia pada peringkat pertama dalam World’s 50 Most Delicious Foods pada tahun 2011.

        Rendang juga menjadi juara bertahan dengan menduduki posisi pertama sebagai makanan terenak di dunia selama delapan tahun berturut-turut. Kendati demikian, mengonsumsi rendang yang notabene-nya merupakan makanan bersantan terlalu sering akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

        Baca Juga: 4 Perubahan Besar Industri Minyak Goreng Indonesia, Kontribusi Sawit Paling Besar!

        Untuk mengatasi hal tersebut, muncul inovasi baru dengan menggunakan krimer sebagai pengganti santan dalam proses pembuatan rendang. "Krimer (non-dairy creamer) memiliki komponen utama berupa serat pangan dan lemak nabati serta diklaim dapat membantu menyehatkan pencernaan dan dianggap lebih sehat dibandingkan santan murni yang lebih banyak mengandung lemak atau gula. Artinya, penggunaan krimer yang diklaim dapat menggantikan santan sehingga lebih sehat karena rendah lemak dan tinggi serat, tetapi tidak mengubah rasa autentik rendang," catat laman Palm Oil Indonesia.

        Perlu diketahui, krimer nabati menggunakan minyak nabati sebagai bahan baku, di antaranya minyak kelapa dan minyak sawit (khususnya minyak inti sawit/palm kernel oil). Dalam laman Palm Oil Indonesia disebutkan, "dibandingkan minyak kelapa, krimer dari minyak sawit memiliki beberapa keunggulan seperti lebih tahan lama dan tidak berbau apek jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, minyak sawit juga dianggap lebih kompetitif karena harganya lebih murah sehingga berimplikasi pada harga produk krimer yang lebih terjangkau".

        Senada dengan hal tersebut, guru besar IPB, Prof. Dr. Ir. Eriza Hambali, mengatakan bahwa penggunaan krimer sawit dapat menghemat waktu proses pembuatan rendang, di mana waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 45 menit. Selain itu, penggunaan krimer sawit juga untuk mengurangi bau santan kelapa pada rendang yang tidak disukai konsumen, khususnya konsumen global.

        "Hasil inovasi rendang sawit karya Prof. Erliza pun dibawa pada pameran di Toronto, Kanada yang kemudian ada importir yang tertarik untuk berbisnis bumbu rendang berbasis krimer sawit tersebut. Saat ini, bumbu tersebut telah dijual di Amazon untuk pasar Kanada dan Amerika," seperti dikutip dari laman Palm Oil Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: