- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba MNCN Naik 26% di Semester I-2021, Hary Tanoe Senang Bukan Kepalang
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25% atau sebesar Rp843,2 miliar pada kuartal II 2021 dibandingkan Rp674,9 miliar di tahun sebelumnya. Dengan mengecualikan nilai penyesuaian forex, laba bersih dibukukan sebesar Rp745,8 miliar dibandingkan Rp466,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mewakili peningkatan sebesar 60% YoY dengan marjin laba bersih sebesar 27%.
Untuk semester I 2021, laba bersih mengalami peningkatan sebesar 26% YoY menjadi Rp1,26 triliun dari Rp1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Hal tersebut didorong oleh pendapatan konsolidasi yang meningkat sebesar 40% YoY di Q2-2021 menjadi Rp2,72 triliun dari Rp1,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara total pendapatan yang dicapai pada H1-2021 tercatat sebesar Rp4,86 triliun, mengalami peningkatan sebesar 23% YoY dari Rp3,96 triliun pada H1-2020.
Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan bahwa kinerja luar biasa MNCN di kuartal ini membuat perusahaan berada di jalur yang tepat untuk melampaui ekspektasi setahun penuh dan arus kas yang kuat memungkinkan untuk melanjutkan rencana penurunan hutang lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Baca Juga: Fokus Kembangkan Digital Banking, Hary Tanoe Tak Ragu Lakukan Ini
“Perseroan berada di jalur yang tepat untuk tahun yang luar biasa dan diversifikasi berkelanjutan dari bisnis digital, perluasan pendirian operasi game, dan kinerja kuat yang berkelanjutan dari TV FTA kami, menggambarkan kemajuan yang telah kami buat untuk memposisikan MNCN agar dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (3/8/2021).
Pada Q2-2021, pendapatan dari iklan mampu menorehkan pertumbuhan sebesar 47% YoY menjadi Rp2.65 triliun dibandingkan sebelumnya yaitu sebesar Rp1,8 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.
Baca Juga: Perusahaan Milik Konglomerat Hary Tanoe Cari Investor yang Mau Kasih Modal Jumbo, Buat Apa?
Pendapatan non-digital yang merupakan kontributor utama pendapatan iklan perseroan, mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 31% YoY dari Rp1,59 triliundi Q2-2020 menjadi Rp2,08 triliun di Q2-2021. Perlu diketahui, total pendapatan yang diperoleh RCTI pada bulan April 2021 telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah FTA TV di Indonesia dengan mencapai Rp441 miliar pada bulan tersebut.
Selain itu, pertumbuhan pendapatan non-digital yang signifikan berasal dari kinerja berbagai program reguler dan special yang baik, serta dimulainya EURO 2020, yang ditayangkan pada kuartal tersebut yang menghasilkan iklan reguler dan iklan non-reguler yang signifikan bagi MNCN. Seperti yang tertera pada tabel di bawah ini, perseroan berhasil memperoleh pencapaian yang hampir setara dengan perolehan pada Q2-2019, yang membuka jalan untuk kinerja yang baik pada semester kedua di tahun buku 2021.
Pendapatan digital mengalami pertumbuhan sebesar 171% YoY dari Rp209,8 miliar menjadi Rp568,2 miliar pada Q2-2021. Hal ini disebabkan oleh kinerja baik RCTI+ secara berkelanjutan, serta sumber pendapatan digital MNCN lainnya yaitu monetisasi media sosial di Facebook, YouTube, & TikTok dan portal online milik Perseroan, yang terus menunjukkan pencapaian positif di tahun 2021.
Sementara itu, pada H1-2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27% YoY menjadi Rp4,59 triliun dari Rp3,61 triliun pada periode yang sama di tahun lalu, yang terdiri dari iklan non-digital mengalami peningkatan sebesar 16% YoY menjadi Rp3,7 triliun dari Rp3,2 triliun pada H1-2020, dan iklan digital megalami peningkatan yang signifikan sebesar 117% menjadi Rp889,2 miliar pada H1-2021 dari Rp409 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Pendapatan konten Perseroan di Q2-2021 mengalami peningkatan sebesar 4% YoY menjadi Rp349,8 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu Rp336,5 miliar di Q2-2020.
Sebaliknya, pendapatan konten di H1-2021 mengalami penurunan sebesar 10% YoY dari Rp807,9 miliar di tahun 2020 menjadi Rp727 miliar, yang mewakili konten yang dipasok ke TV FTA milik MNCN. Pendapatan konten yang berasal dari pihak ketiga (ditampilkan sebagai pendapatan konten setelah eliminasi) tercatat sebesar Rp221,9 miliar pada H1-2021.
Baca Juga: Keuntungan MNC Vision Networks Melejit 148% di Kuartal I Tahun Ini
Beban langsung MNCN di Q2-2021 mengalami peningkatan sebesar 68% YoY menjadi Rp1.127 miliar dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp670 miliar. Sementara beban langsung pada H1-2021 mengalami peningkatan sebesar 35% YoY menjadi Rp1,86 triliun dari Rp1,38 triliun pada H1-2020. Lonjakan besar pada beban langsung tersebut sejalan dengan penurunan produksi konten yang signifikan selama Q2-2020, yang disebabkan oleh berbagai periode semi-lockdown yang diterapkan oleh pemerintah, serta dimulainya EURO 2020 pada Q2-2021.
Beban umum & administrasi mengalami peningkatan sebesar 13% pada Q2-2021 menjadi Rp440,6 miliar dari Rp388,5 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh terus berkembangnya berbagai inisiatif digital Perseroan dan penambahan portal baru yang dilakukan selama tahun 2021, yaitu celebrities.id dan sportstars.id.
EBITDA tercatat sebesar Rp1.155 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp892,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 42%. Sementara pada H1-2021, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi Rp2,11 triliun dari Rp1,78 triliun tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 43%.
Pada H1-2021, total liabilitas mengalami penurunan secara signifikan sebesar 18% menjadi Rp3,65 triliun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp4,46 triliun pada Desember 2020.
Baca Juga: Borong Perusahaan MNC Bank Milik Konglomerat Hary Tanoe, Yusuf Mansur: Saya Mendukung.....
Program penurunan hutang pada neraca MNCN akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama pada pinjaman sindikasi dalam USD yang jatuh tempo pada Agustus 2022.
Update terkini mengenai keluarnya MNCN dari indeks IDX30 telah menyebabkan pergerakan saham Perseroan mengalami penurunan pada minggu 26 – 30 Juli 2021, yang dibuka pada Rp840 dan ditutup pada Rp790, mewakili penurunan harga saham hampir 6% untuk minggu tersebut. Diyakini bahwa harga saham akan meningkat karena laporan keuangan Q2-2021 akan segera dilaporkan dan RUPS Perseroan akan diadakan pada akhir bulan ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: