Pasca Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diganti jadi Level 4, penyakit Jakarta kumat lagi. PPKM pun jadi Pergi Pulang Kena Macet.
Dalam beberapa hari terakhir, kondisi Ibu Kota yang tadinya lenggang karena pemberlakuan PPKM Darurat mulai macet. Baik pagi hari mau pun siang hari.
Kemarin, kemacetan terlihat di Jalan Gatot Subroto arah Kuningan. Kemacetan mulai terasa ketika memasuki Jalan Gatot Subroto. Ketiga jalur dipenuhi mobil. Mobil pribadi, bus, dan truk memenuhi jalanan. Belum lagi ditambah motor. Baca Juga: Pasca PPKM Level 3 dan 4 , Persentase BOR di Sejumlah Daerah Turun Drastis
Jalan Sudirman-Thamrin juga mengalami peningkatan jumlah kendaraan meskipun tak sepadat Jalan Gatot Subroto.
Ditlantas Polda Metro Jaya juga menyebut peningkatan mobilitas masyarakat dilihat dari data volume kendaraan pada beberapa Gerbang Tol (GT) yang ada di Jakarta, seperti GT Halim, Cililitan, dan Tomang. Baca Juga: Partai AHY Minta Dihajar Pendukung Jokowi, Ganti PPKM Jadi Pak Presiden Kapan Mundur, Balasannya...
Ketiga tol itu mewakili mobilitas kendaraan yang masuk dari daerah sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok. Adapun kenaikan volume kendaraan pada minggu kedua PPKM Level 4 yang berakhir pada 9 Agustus mendatang, cukup signifikan.
Volume kendaraan berada pada minggu sebelumnya sekitar 200.000-400.000 kendaraan pada setiap jalan per hari. Angka tersebut hampir menyamai volume kendaraan selama PPKM Mikro yang mencapai 350.000-550.000 kendaraan per hari.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengakui, ada kenaikan mobilitas kendaraan. Menurutnya, menjelang masuk ke PPKM Level 4 di minggu ketiga memang terjadi angka kenaikan.
“Ini kalau kita lihat dari gerbang tol yang memang hitungannya akurat berdasarkan jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta. Ini adalah dilihat dari kamera etle,” kata Sambodo.
Sambodo mengatakan pihaknya masih menyekat 100 titik yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek). Hanya warga yang memiliki surat tanda registrasi pekerja (STRP) yang boleh melintas.
“Data menunjukkan hampir 2 juta orang yang pegang STRP. Jadi syarat melintasi titik pembatasan mobilitas, masyarakat sudah menunjukkan STRP dari jauh,” ujar Sambodo.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono mengatakan, kemacetan karena sektor swasta tetap memaksa karyawannya masuk. Menurut dia, lebih sulit menertibkan pekerja di sektor swasta dibandingkan pemerintah. Karenanya ini menjadi tantangan Pemprov DKI menyadarkan pengusaha tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan.
“Itu saja yang bisa kita bangun sehingga komunikasi Pemprov dengan swasta harus terbangun dengan baik,” beber Gembong saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Kendati demikian, jangan hanya menitikberatkan Pemprov. Karena penerapan prokes adalah tanggung jawab bersama. Sehingga akan muncul kesadaran kolektif semua elemen. “Tujuannya harus ke sana supaya tidak kumat lagi,” tekan dia.
Warganet ikutan komentar soal macetnya Jakarta. Misalnya akun @yainiangga. Menurut dia, PPKM akan selesai karena Jakarta sudah macet.
“Alhamdulillah PPKM selesai, harusnya besok dah selesai. Berhubung perjalanan dari Sukabumi ke Jakarta macet jadi PPKM selesai tanggal 9,” cuitnya.
Akun @anto_cello juga mengeluhkan Jakarta yang sudah macet lagi. Dia khawatir, Corona ngamuk lagi.
“Ini Jakarta walaupun PPKM 9 Agustus, tapi hampir di jalan sudah mengalami kemacetan dan tempat-tempat makan sudah mulai penuh dan berani. Semoga nggak naik lagi kurvanya,” cuitnya.
Melihat Jakarta yang sudah macet, akun @SayaAdith memplesetkan arti PPKM. “PPKM = Pergi Pulang Kena Macet,” cuitnya. [UMM]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil