Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Schneider Ajak Korporasi untuk Kurangi Emisi Karbon

        Schneider Ajak Korporasi untuk Kurangi Emisi Karbon Kredit Foto: Schneider Electric
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Schneider Electric, perusahaan global terkemuka dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, mengajak sektor korporasi untuk segera mengambil tindakan nyata dalam membangun masa depan rendah karbon. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakselerasi penerapan solusi digital untuk pengelolaan energi yang lebih cerdas dan efektif, pemanfaatan energi bersih, serta mengadopsi sistem pengawasan dan evaluasi terukur atas strategi perubahan iklimnya.

        Inefisiensi energi hingga saat ini masih kurang mendapatkan perhatian bila dibandingkan dengan sampah plastik, makanan dan tekstil. Padahal International Energy Agency menyebutkan bahwa hanya sepertiga dari total energi yang dihasilkan diubah menjadi energi yang dikonsumsi oleh transportasi, industri, bangunan, dan perangkat. Sementara sisanya hilang atau terbuang dalam proses produksi dan transmisi. Bila jumlah energi yang hilang dapat dikurangi dan penggunaannya lebih efisien, emisi karbon diperkirakan dapat dikurangi hingga setengahnya. Disinilah peran teknologi digital.

        Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengatakan bahwa listrik merupakan energi yang paling efisien dan vektor terbaik dalam dekarbonisasi. Sementara teknologi digital memungkinkan otomatisasi pengelolaan dan pengukuran konsumsi energi yang lebih efisien dan akurat.

        Baca Juga: Lewat AvatarOn, Schneider Electric Tawarkan Produk Sakelar dan Stop Kontak dengan Desain Stylish

        "Perpaduan listrik dan teknologi digital memfasilitasi peralihan ke energi yang lebih bersih, sekaligus menghilangkan inefisiensi energi. Di Schneider Electric, kami menyebutnya Electricity 4.0, era baru dari energi masa depan," dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (20/8/2021). 

        Sebagai sektor yang menyumbang emisi karbon terbesar, korporasi di sektor transportasi, industri dan bangunan di seluruh dunia tengah menghadapi tekanan global dalam mengurangi produksi emisi karbon dalam kegiatan operasionalnya di samping juga harus mempertahankan keberlanjutannya, akibat dampak dari pandemi COVID-19. Untuk menjawab tantangan tersebut dibutuhkan sistem pengelolaan dan pengawasan konsumsi energi yang cerdas untuk mengukur keberhasilan strategi keberlanjutannya. 

        “Sebagai mitra pengelolaan energi dan otomasi, Schneider Electric memiliki tanggung jawab dalam mendukung kebutuhan klien. Untuk itu awal tahun ini, Schneider Electric global merilis Climate Change Advisory Service yang memberikan solusi holistik dalam mendukung strategi keberlanjutan bisnis dan aksi iklim korporasi. Kami membantu menyeimbangkan visi dan peta jalan dengan implementasinya di lapangan yang mencakup manajemen energi, efisiensi sumber daya, pengadaan energi terbarukan, penyeimbangan karbon, dekarbonisasi, serta pengumpulan dan pengelolaan data berbasis Artificial Intelligence,” ungkap Roberto.

        Baca Juga: Mercedes-Benz Bersiap untuk Beralih ke Elektrifikasi Penuh

        Lebih lanjut, Schneider Electric belum lama ini juga telah memperluas cakupan layanan Climate Change Advisory Service dengan menambahkan layanan penilaian dan konsultasi risiko iklim (climate risk assessment and advisory). Dengan EcoStruxureTM Resource Advisor, Schneider Electric melakukan penilaian risiko iklim dan mengembangkan strategi untuk mengatasi risiko tersebut.

        Di samping menyediakan solusi yang mendukung strategi keberlanjutan klien, Schneider Electric sendiri secara konsisten menjadikan keberlanjutan sebagai inti dari kegiatan perusahaan. Komitmen ini telah diakui oleh Corporate Knights dengan memberikan penghargaan sebagai perusahaan global paling berkelanjutan tahun 2021. Schneider Electric juga memperoleh Asia. Schneider Electric juga telah mencanangkan target untuk mencapai net zero di seluruh rantai nilainya pada tahun 2050.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: