Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengenal Panjshir, Lembah Singa yang Belum Ditaklukkan Pejuang Taliban

        Mengenal Panjshir, Lembah Singa yang Belum Ditaklukkan Pejuang Taliban Kredit Foto: AP Photo/Rahmat Gul
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Provinsi Panjshir yang berada di yang berada di Timur Laut Afghanistan dan berbatasan langsung dengan Pakistan ini menjadi satu-satunya wilayah yang belum bisa dikuasai Afghanistan. Wilayah yang dikelilingi perbukitan ini menjadi benteng terakhir Afghanistan dari serangan Taliban.

        Lembah Panjshir berada 150 kilometer dari utara Kabul dikenal sebagai daerah subur dan memiliki pemandangan yang sangat indah. Aliran sungai Panjshir mengalir sepanjang tahun di lembah yang menjadi rumah bagi lebih dari 300.000 penduduknya.

        Baca Juga: Gawat! Taliban Bilang Ratusan Pejuangnya Bergerak Menuju Lembah Panjshir

        Dari lembah Panjshir ini lahir kisah-kisah heroik perjuangan rakyat Afghanistan. Salah satunya Ahmad Shah Massoud, sosok pejuang bagi rakyat Afghanistan yang lahir dari lembah Panjshir.

        Ahmad Shah Massoud merupakan salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an. Ia juga dikenal sebagai Singa Panjshir dan memimpin perlawanan terkuat melawan Taliban dari bentengnya sampai dia dibunuh dua hari sebelum 9/11 oleh teroris Al Qaeda asal Maroko.

        Lembah Panjshir tidak pernah jatuh ke tangan Taliban selama perang saudara tahun 1990-an, dan juga tidak bisa ditaklukkan oleh Uni Soviet satu dekade sebelumnya. Dan sekarang menjadi tempat terakhir yang tersisa bagi Afghanistan melawan pasukan Taliban.

        Adalah sosok Ahmad Massoud (32), putra dari Ahmad Shah Massoud, yang kini menjadi salah satu tokojh oposisi anti-Taliban. Dari benteng lembah Panjshir ini, Ia meneruskan perjuangan ayahnya menjaga setiap jengkal tanah Panjshir dari pasukan Taliban. 

        Sejak Taliban menyerbu Afghanistan, simbol perlawanan muncul dari Panjshir. Massoud mengklaim pasukannya terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus, serta pejuang milisi lokal. Mereka telah bergabung dan berkumpul di Panjshir.

        "Saya adalah putra Ahmad Shah Massoud. Menyerah bukanlah bagian dari kosakata saya. Ini adalah awal. Perlawanan baru saja dimulai," kata Massoud melalui sambungan telepon kepada Filsuf Prancis Bernard-Henri Lévy pada 16 Agustus lalu dikutip HT, Senin (23/8/2021).

        Massoud masih berharap untuk mengadakan pembicaraan secara damai dengan Taliban. Tapi, bila negosiasi damai tidak terwujud, pejuang lembah Panjshir siap melawan jika ada serangan dari kelompok Taliban.

        Sementara itu, Taliban mengklaim telah mengerahkan pasukannya ke lembah Panjshir, setelah Ahmad Massoud menolak untuk menyerahkan wilayahnya ke Taliban. 

        Taliban menunjuk Qari Fasihuddin, anggota Dewan Pusat Taliban dan Wakil Kepala Komisi Militer, untuk memimpin penyerangan ke Panjshir. Namun seorang ajudan Massoud mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa pasukan itu benar-benar memasuki celah sempit ke lembah dan tidak ada laporan pertempuran.

        Namun, sebuah video pendek menunjukkan barisan truk dengan pasukan bersenjata membawa bendera putih Taliban bergerak di jalan raya.

        Massoud menyerukan pemerintahan yang inklusif dan berbasis luas di Kabul, yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan yang berbeda, dan menegaskan rezim totaliter tidak boleh diakui oleh masyarakat internasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: