- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Matahari Nasibnya Berubah dari Tekor Jadi Untung! Bosnya Ngaku Senang Bukan Kepalang!
Perusahaan ritel milik Lippo Group, yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akhirnya terbebas dari kerugian. Per Juni 2020 lalu, Matahari merugi Rp357,87 miliar dan nasibnya berbalik menjadi untung sebesar Rp532,48 miliar per Juni 2021.
Capaian laba bersih tersebut tidak lepas dari perfoma penjualan Matahari yang tumbuh 58,67% (yoy) dari Rp2,25 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp3,57 triluun pada semester I 2021. Mayoritas sumber pendapatan Matahari mengalami kenaikan dalam enam bulan pertama tahun ini. Baca Juga: Pendapatan Melonjak, Laba Bersih Pakuwon Pengelola Mal Kokas Justru Menyusut
Penjualan eceran menyumbang nilai lebih besar, yakni dari Rp1,44 triliun menjadi Rp2,19 triliun. Sementara itu, penjualan konsinyasi tumbuh dari Rp760,07 miliar menjadi Rp1,37 triliun. Hanya saja, pendapatan jasa mengalami penurunan dari Rp48,75 miliar pada Juni 2020 menjadi Rp7,08 miliar pada Juni 2021. Baca Juga: Penjualan Kelapa Sawit Meningkat, Perusahaan Ini Kantongi Cuan Lebih Besar!
CEO Matahari, Terry O'Connor, mengaku senang bahwa perusahaan dapat kembali meraih keuntungan meski dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari pembatasan mudik yang berpengaruh pada penjualan saat lebaran, daya beli yang menurun, serta pembatalan cuti bersama semasa pandemi Covid-19. Tak cuma itu, pelunasan utang perusahaan juga menjadi pemantik kinerja keuangan yang sehat bagi Matahari.
"Kami senang dapat kembali meraih profitabilitas dan ini merupakan bukti kerja keras dan ketekunan karyawan kami. Kami percaya Matahari dapat tampil jauh lebih baik setelah PPKM seiring dengan semakin cepatnya pelaksanaan inisiatif dan tantangan terkait Covid-19 semakin terlampaui dan kami bermaksud menjadikan musim lalu sebagai pembelajaran utama bagi musim Lebaran 2022," pungkasnya pada Kamis, 26 Agustus 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih