Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kejar Target Migas 2030, Jokowi Beberkan 4 Strategi untuk Industri Hulu Migas

        Kejar Target Migas 2030, Jokowi Beberkan 4 Strategi untuk Industri Hulu Migas Kredit Foto: Biro Pers, Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo mengungkapkan pandemi Covid-19 memberikan dampak kepada seluruh sektor perekonomian global, termasuk Indonesia. Namun, sektor hulu migas menjadi sektor yang kritikal agar tetap melakukan aktivitasnya untuk melakukan eksplorasi dan produksi migas. Hal tersebut sejalan dengan pemerintah yang menargetkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan produksi gas 12 BSCFD per hari pada 2030.

        Jokowi menyebut, Indonesia sebagai negara berkembang masih membutuhkan energi yang besar, salah satunya pemanfaatan migas yang masih mendominasi selain batu bara dan EBT. Selain sebagai sumber energi, industri hulu migas juga berperan sebagai penggerak perekonomian nasional.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Repsol, Raksasa Migas Paling Ikonik dari Spanyol

        “Dalam rangka capaian target tersebut seluruh pelaku hulu migas agar dapat melaksanakan strategi secara ekstra ordinary,” ujar Jokowi yang kehadirannya diwakili Menteri ESDM, Arifin Tasrif sekaligus membuka Pameran dan Konvensi IPA ke-45 2021 bertema Realizing Indonesia’s Energy Vision Post Pandemic secara virtual, Rabu (1/9/2021).

        Pertama, pemerintah meminta agar mempertahankan level produksi saat ini melalui dengan pelaksanaan manajemen produksi yang baik, program kerja yang efektif dan efisien, hingga transisi alih kelola wilayah kerja secara cepat dan efektif serta reaktivasi lapangan yang tidak berproduksi.

        Kedua, transformasi sumber daya menjadi produksi melalui pengawasan dan pengendalian melalui pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksaaan rencana pengembangan lapangan, percepatan monetesasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan, hingga pengembangan migas non konvensional.

        Ketiga, percepatan produksi tahap lebih lanjut baik secondary maupun tersier recovery, dengan mendorong K3S untuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak lain yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan recovery.

        Keempat, dapat meningkatkan dan mempercepat eksplorasi, pemerintah selalu mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan peningkatan kualitas data migas secara terintegrasi sehingga dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan investasi hulu migas.

        “Sebagai engara yang berkembang, Indonesia membutuhkan energi yang sangat besar migas merupakan salah sumber energi yang masih mendominasi selain batubara dan EBT,” ujarnya.

        Lebih lanjut, Jokowi menyebut kebijakan energi saat ini bergerak menuju EBT yang secara bertahap akan menggantikan energi fosil. Sehingga diperlukan upaya proses peralihan yang lebih terukur. Karena itu, dalam kondisi saat ini peran migas masih sangat strategis.

        “Pemerintah sedang menyelesaikan penyusunan strategi besar energi nasional di mana kedua hal yang menjadi agenda penting yakni peningkatan produksi migas dan penurunan emisi karbon harus dapat berjalan bersama dengan saling sinergi,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: