Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar Ramalkan Tumbuhnya Terorisme di Bawah Pemimpin Taliban Terburuk dari yang Terburuk

        Pakar Ramalkan Tumbuhnya Terorisme di Bawah Pemimpin Taliban Terburuk dari yang Terburuk Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
        Warta Ekonomi, Washington -

        Para ahli memperingatkan bahwa gerakan jihad global akan merasa lebih berani dengan apa yang mereka lihat di Afghanistan sebagai sebuah kemenangan Taliban. 

        “Untuk masa mendatang, Afghanistan akan dipimpin oleh para pemimpin senior Taliban yang dalam banyak kasus memasukkan yang terburuk dari yang terburuk,” Michael Kugelman, wakil direktur Program Asia di Wilson Center, mengatakan kepada CNBC pada Rabu (7/9/2021).

        Baca Juga: Ideologi Taliban Ternyata Memiliki Akar yang Mengejutkan di India yang Mayoritas Hindu

        Kugelman menunjuk secara khusus kepada anggota jaringan Sirajuddin Haqqani, yang dikenal sebagai faksi paling brutal dari Taliban.

        Dalam penunjukan kontroversial, Sirajuddin Haqqani telah menjadi menteri dalam negeri Afghanistan, yang bertanggung jawab atas polisi dan keamanan. Haqqani adalah pemimpin jaringan Haqqani, yang dikenal memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Dia ada dalam daftar paling dicari FBI dan ditetapkan sebagai teroris global. Penyediaan tempat berlindung yang aman bagi al-Qaeda oleh Taliban pada 1990-an adalah yang menyebabkan AS menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September.

        Pada tahun-tahun sejak invasi AS, Haqqani telah mengerahkan taktik kekerasan sebagai wakil Taliban Afghanistan, termasuk menggunakan regu kematian untuk eksekusi dan merilis video pemenggalan massal.

        Taliban di Afghanistan telah menunjuk pemerintah sementara baru yang dipimpin oleh kelompok garis keras karena kelompok itu berjanji untuk menerapkan aturan Islam yang ketat atas negara berpenduduk sekitar 40 juta itu. Kabinet baru Imarah Islam Afghanistan yang baru saja dipulihkan tidak berisi wanita dan tidak ada posisi untuk anggota oposisi atau etnis atau agama minoritas.

        Hanya sedikit komunitas internasional yang memperkirakan kecepatan kelompok Islam militan akan mengambil alih Afghanistan, membuat serangkaian perolehan teritorial yang menakjubkan pada bulan Juli dan Agustus ketika AS menarik pasukannya untuk mengakhiri perang 20 tahun di negara itu.

        Langkah-langkah Taliban sejauh ini menunjukkan kegagalan untuk memenuhi janji kelompok itu sebelumnya tentang pemerintah "inklusif", bahkan ketika langkah-langkah itu membahayakan bantuan keuangan Barat dan bukan pertanda baik bagi mereka yang ingin melihat Afghanistan bebas dari aktivitas teroris. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: