Buntut Omongan Letjen Dudung, Reaksi Orang MUI Pedas Bos: Ini Lebih Sesat dari Kaum Musyrik!
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar, ikut merespons soal pernyataan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman yang mengatakan semua agama sejatinya benar di mata Tuhan.
Menurutnya, anggapan tersebut merupakan bentuk kesesatan. Hal tersebut disampaikan dalam akun Facebook resminya. Baca Juga: Refly Harun Bilang Letjen Dudung Paham Keinginan Istana dan BPIP: Dudung Memainkan Psikologis Itu
Namun, meski tak langsung menyampaikan, pernyataan Dudung dalam lingkup teologi atau keagamaan terdengar berbahaya.
“Kalau dia mau mengatakan meyakini semuanya benar, berarti ia telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal pikirannya,” tulisnya, seperti dilihat, Minggu (19/9/2021). Baca Juga: Pentolan 212 Kasih Komentar Keras ke Letjen Dudung: Saya Harap Dudung Tarik Ucapan dan Minta Maaf...
Berikut pernyataan lengkap Ketua MUI Sumatera Barat soal Dudung
Biar tak penasaran berikut tulisan lengkap Buya Gusrizal yang merupakan respons terhadap pernyataan kontroversian Letjen Dudung.
“Pernyataan semua agama benar, hanyalah pantulan dari pernyataan lama “agama hanyalah candu dan buah dari khayalan”. Ia hadir dengan style baru yang hanya berganti bungkusan.
Tujuan akhirnya tetaplah satu yaitu “tak usah beragama”, walaupun diawali dengan narasi rayuan syaithan, “jangan fanatik dalam beragama”. Kenapa kalimat itu adalah pernyataan manusia tak beragama? Karena semua agama pasti menolaknya.
Setiap agama pasti mengajarkan bahwa agamanya lah yang benar dan agama yang lain adalah salah. Perhatikan dalam setiap ajaran agama!
Tentu akan bertemu larangan bagi umatnya untuk berpindah ke agama lain. Bila demikian, pemilik ucapan “semua agama benar” itu mau masuk agama mana?
Kalau dia mau mengatakan meyakini semuanya benar, berarti ia telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal pikirannya.
Bahkan kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka, tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka.
Mereka hanya mau berganti sembahan bergilir tahun, tak lebih hanya demi menghentikan dakwah Islamiyyah.
Kalau diamati secara mendalam, pernyataan “semua agama benar” lebih dahsyat kesesatannya dibandingkan tokoh-tokoh kaum musyrikin Makkah (al-Walid Ibn al-Mughirah CS) yang mengajak Nabi saw bersama-sama menyembah Tuhan mereka dengan bergiliran tahun.” (Populis.id)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil